29

3.1K 87 0
                                    

Keadaan di meja makan ketika itu sungguh sunyi . Hanya bunyi sudu dan garfu berperang di atas pinggan . Seorang pun tidak bersuara sehinggalah ...

" Along , macam mana dengan keadaan Afyaa ? " . Tanya Tan Sri Adam .

" Why all of you keep asking me the same question ?! I'm not the only one who in charge for her ! " . Eirfan memberontak . Sudahlah emosi dia tidak stabil apabila Arsyad menelefonnya petang tadi . Sampai hati kau Raisya !

" Along , watch your language ! " Mama menegur .

" Along ... Ada hal nak cakap " .

" Rai ... Ada hal nak cakap " . Eirfan dan Raisya berkata serentak . Ini menimbulkan persoalan di benak fikiran masing-masing .

Eirfan menjeling Raisya . Eir di sebelah hanya menikus . Dia tidak berani bersuara selepas kejadian petang tadi . Tan Sri Adam yang melihat ketegangan di meja makan segera meleraikannya .

" Okay . Sekarang semua makan dulu . Along , Rai dan Eir . Nanti selepas makan kumpul di ruang tamu . Kita selesaikan hal ni , malam ini jugak ! " . Tegas Tan Sri Adam berkata . Eir hanya mampu menelan air liur . Apahal dia diheret sekali ? Bukan ke hal dia dah selesai ?

<><><><><><><><><><><><><><><><><><>

" Along ? Silakan ... Papa nak dengar apa yang penting sangat tu ... " Tan Sri Adam memerli .

" Kita bagilah Rai ni cakap dulu . Hal along dengan dia sama je , kan Rai ? " . Tutur Eirfan sinis seraya memandang ke arah wajah pucat Raisya .

" Apa maksud Along ? Rai ? " Tanya Eir polos memandang wajah Alongnya yang nyata sedang menahan geram . Apabila tiada reaksi dia memandang wajah Kakaknya . Jelas wajah ketakutan .

Raisya memandang wajah Alongnya . Tak .. Tak mungkin Alongnya sudah tahu ? Kalau dah tahu ... but how ?

" Pasal Afyaa ... Rai sebenarnya ... " Raisya menggigil . Dia tidak tahu reaksi keluarganya selepas ini .

" Alah lembab lah adik Along ni . Meh Along terangkan eh Papa , Mama , Eir .. " Eirfan ternyata sudah lali dengan perangai Raisya .

" Along ... Please ... Let me explain " . Raisya merayu . Bukannya dia tidak mengizinkan abangnya mengambil alih cuma ... dia tak nak rasa bersalah .

" Afyaa disyaki menghidap cancer ... "

" Astaghfirullahalazim ... Raisya ... Berapa lama kamu simpan semua ni ... " Tutur Puan Sri Sofea kecewa .

" There it is " . Eirfan tersenyum sinis .

" Rai .. Kau tipu kan ? " Eir pula sudah bangun daripada tempat duduknya .

Tan Sri Adam bagaikan diserang hujan batu . Satu persatu masalah timbul di dalam keluarganya .

" Rai minta maaf semua . Rai ... Rai bukan niat nak merahsiakan cuma benda ni belum pasti . Sebab Doktor Arsyad cuma cakap berdasarkan apa yang ... "

" Whoa ! What the hell is that ? Doktor Arsyad ? So kau dah tahu since Paris ? Is it Rai ?! " Eir menanya Raisya dengan pandangan tidak percaya . 

" Rai minta maaf .. Rai tak sengaja ... " Raisya memohon ampun .

" How long ? " . Tan Sri Adam bersuara ringkas .

" Papa ... " Panggil Raisya bersama tangisan .

" I said how long Nur Eryna Raisya ?! " . Jerkah Tan Sri Adam .

" 4 months .. " Jawab Raisya ketakutan .

Kelihatan Eirfan sudah bangun dari tempat duduknya dan menuju ke pintu utama Vilaa Lamera tersebut .

" Along nak pergi mana nak ? " . Tanya Puan Sri Sofea kepenatan .

" I'm sorry ma but i have to settle this problem with Ammar . I've got to go ! " . Eirfan berkata ringkas seraya terus menghidupkan enjin kereta .

" Along ! " Tan Sri Adam memanggil anak sulungnya .

Eir kelihatan tidak bermaya . Sudahlah Alongnya belum memaafkan dirinya . Eir melangkah longlai menuju ke kakaknya . Punggungnya mencium karpet . Dia memegang lutut Rai .

" Rai .. Please stop this dreaming .. I want to wake up .. Please Rai .. Katakan ni semua tipu .. " Eir menggoyangkan kaki kakaknya . Tiada respon . Raisya terkesan dengan apa yang berlaku .

" Unfortunately this is not dreaming Eir . I'm sorry ... " . Setitis , dua titis air matanya turun membasahi pipi mulus Raisya .

" No , Eir tak percaya .. " . Eir terus mengesot pergi ke arah mamanya pula . Dia memegang tangan mamanya .

" Mama , help me ... Kejutkan Eir ... Afyaa sihat je kan ? Dia okay kan Ma ? Mama ... " Eir terus menyembamkan kepalanya di bucu sofa .

" Sayang ... Terima hakikat eh ? " Puan Sri Sofea memujuk anak terunanya .

" No ! All of you are lying ! Mentang-mentang lah Eir bodoh sebab bencikan Afyaa , sekarang ni korang semua nak tipu Eir ? Tak lah , Afyaa sihat . Kan Papa ? Mama tipu je ni ! Rai pun . Sampai hati . Tak nak kawan la dengan Rai . " Eir terus menjadi tidak terkawal . Puan Sri Sofea yang melihat keadaan Eir hanya mampu menitiskan air mata . Ya allah anak aku ...

Nafas Terakhir Where stories live. Discover now