14

2K 65 0
                                    

" Iraaaa ! " jerit Eir seraya terus bangun daripada pengsannya . Manik - manik peluh kelihatan di mukanya .

" Dah puas pengsan ? " Tanya Eirfan Rauf , abang sulung Eir . Biarpun dia tersentak dengan panggilan pertama yang keluar dari mulut Eir , tapi dia abaikan .

" Pengsan ? " Tutur Eir kebingungan .

" Aih , hilang ingatan ke ? Setahu along , kau pengsan je , tak lah pulak kepala kau terhantuk dekat batu ke dinding ke ? " Sinis sahaja nada Eirfan . Bukannya apa , dia yang banyak patient dekat hospital tu disuruh pulang oleh mama untuk melihat keadaan budak tak matang sorang ni . Menyusahkan .

" Mana mama ? " . Aku yang sakit ke kau yang sakit ni bang ? Period kot , keja asyik melenting .

" Panggil lah sendiri " . Tutur Eirfan sambil sibuk menyimpan peralatan doktornya .

Kedengaran tombol pintu dipulas daripada luar . Terjengul wajah mamanya .

" Hah Eir , dah sedar ? Baguslah . Buat kami risau je la kamu ni " . Mana taknya , pulang je daripada kenduri , kelihatan anaknya dah jatuh menyembah bumi dengan seorang budak perempuan di luar rumah . Ibu mana yang tak terkejut .

" Ma , hm panjang umur , ni Eir tanya mama tadi . Bukannya nak terima kasih orang rawat dia . " jeling Eirfan kepada Eir yang masih kebingungan .

" Orang tanya je pon " . Tutur Eir perlahan .

" Haih kamu dua ni , bila nak elok entah . Penat mama nak layan . " dah mula dah berleter .

" So , mama tengok budak Eir ni okay je kan ? Along balik hospital dululah macam tu . Eir ni pengsan je ma , tapi gaya mama call tadi serupa Eir ni dah nazak . " tutur Eirfan sambil bersalam dengan mamanya .

" Along ! Apa cakap macam tu ? Haish , ni tak makan dulu ke ? Alang-alang dah balik ni  "

" Tak apa lah mama , along pergi dulu . Assalamualaikum . " Tolak Eirfan sopan . Mamanya hanya memerhati sehingga pintu bilik tidur Eir tertutup rapat .

" Anak mama seorang tu workhalic , mana nak makan dah ma " . Tutur Eir sinis , geram dia dengan alongnya , ada ja perkataan yang menyakitkan hati keluar dari mulut alongnya . Hish

" Along dengar lah ! " . Jerit Eirfan dari luar pintu .

Eir hanya menghiraukan jeritan abangnya . Mamanya pula hanya mampu menggelengkan kepala .

" So Eir , mind to explain dekat mama apa yang dah jadi antara Eir dan Naura ? " tegas mamanya bersuara .

" Explain what ? Naura ? " . Eir masih belum menangkap kata-kata mamanya sehinggalah ..

" Ira ?! " Jerit Eir lantang .



Nafas Terakhir Where stories live. Discover now