18

1.9K 64 0
                                    

" Em Afyaa , sorry " . Eryna Raisya mencuit bahu Afyaa dengan lembut . Niat mahu memujuk .

" Apa lagi kau nak ? " . Tanya Afyaa nak tak nak .

" Aku minta maaf lah . Sorry " . Untuk kesekian kalinya .

" Kita dah atas flight dah pun . Kalau kau minta maaf ni , kapal terbang ni patah balik g France , tak apa jugak " . Sindir Afyaa .

" Alaa sorry lah . Kau kan baru nak sihat . Aku just nak bawak kau supaya kau feel tenang sikit ? Mungkin ? Kan ? " . Pujuk Raisya .

" Aku tenang ? Malaysia ? Dalam mimpi kau , Ryna . Dia still tak boleh terima aku . " Keluh Afyaa .

" I'm just so sorry . Aku tak berniat nak buat kau sedih " . Pujuk Raisya dengan nada sebak .

" Aku nak tidur " . Ni je cara nak bagi Raisya senyap . Sejujurnya dia masih marah tapi nasi dah jadi bubur . Lagipun dia rindu dengan si dia . Afyaa tersenyum dalam tangis .

" Tidurlah " . Kalau itu yang membuatkan kau tenang , tapi tolong jangan tidur selamanya . Aku tak kuat .

Afyaa mengingati perbualannya bersama Ryna pagi tadi sebelum mereka bertolak .

Flashback ...

" Kita nak pergi mana sebenarnya ni Ryna ? Nak bawak aku pergi bercuti dekat Maldives ke ?  " seloroh Afyaa . Dia kelihatan sibuk sekali mengemas baju-bajunya . Kata Ryna , bawak baju banyak sikit . Kalau boleh bawak je semua . Haih macam-macam lah Ryna ni .

" Kita pergi er .. er .. " Dia tidak tahu bagaimana hendak menerangkan kepada Afyaa bahawa mereka akan pulang ke tempat mereka lahir , Malaysia . Dia tahu bahawa selama 3 tahun mereka di France , sedikit sebanyak Afyaa hendak melupakan apa yang berlaku 3 tahun lepas .

" Woi , asal kau gagap ni . Aku just tanya kita nak pergi mana , bukannya .. "

" Malaysia " . Jawab Ryna sepatah .

Terbuntang mata Afyaa mendengarnya . " Kau ulang apa kau cakap tadi . "

" You've heard me right ? " Tekan Ryna .

" Tak , aku tak dengar dan aku tak akan pernah dengar ! " . Tegas suara Afyaa . Matanya tajam menikam Ryna yang sedang menikus memandang luar penthouse mereka .

" Please , kalini je Afyaa . Please " . Kedengaran suara Ryna sedang memujuk .

" No , I won't " ucap Afyaa bersama getar di dalam suaranya . Dia sedang menahan tangis yang bila-bila masa sahaja bakal menuruni pipinya .

" Walau apa pun terjadi , kau kena ikut aku jugak " . Tegas Ryna berkata .

" Lantak kau lah , kau balik sorang-sorang and aku still dengan keputusan aku ! " Tengking Afyaa seraya menendang beg pakaian yang baru dikemasnya tadi . Dia terus melangkah ingin menuju ke biliknya .

" Papa Mama rindu kau " . Maafkan aku tapi ni je modal aku Afyaa .

Terhenti kakinya yang sedang melangkah . Statik dia berdiri di situ . Dia tidak berpaling menghadap Ryna . Dia kecewa dengan Ryna.

" Kau tipu ! " . Ucap Afyaa tegas . Dia mengenggam buku limanya . Terasa dirinya dipermainkan .

" Sumpah , aku tak tipu kau Afyaa . Papa Mama rindu kau " . Pujuk Ryna lagi .

Tak betah dengan perlakuan Ryna  , Afyaa terus menuju ke biliknya lalu menghempas pintu biliknya dengan kuat . Terangkat bahu Ryna . Afyaa marah . Dan dia sedar itu .

Afyaa tersandar di belakang pintu sambil menangis . Perlahan-lahan badannya melorot jatuh . Dia mendekatkan kedua-dua lututnya ke dada lalu memeluk dirinya sendiri . Dia perlu menenangkan dirinya terlebih dahulu . Tapi ... Dia tak cukup kuat nak hadapi semua ni seorang diri ...

" Afyaa tak kuat , mama . Afyaa lemah . Afyaa benci diri Afyaa sendiri . Afyaa rindu mama dan papa " . Sebut Afyaa perlahan .

" Saya rindu awak Eqi "




Nafas Terakhir Where stories live. Discover now