26

2.8K 76 0
                                    

" Asalamualaikum " . Sapa Eirfan sebaik sahaja melangkah masuk ke dalam rumah .

" Wa'alaikumusalam , Hah Along , dari mana ? Macam mana keadaan Afyaa ? " tanya Puan Sri Sofea sambil menghulurkan tangannya ke arah Eirfan .

" Dari hospital lah Mama . Afyaa ? Tak sedar lagi Mama . " keluh Eirfan . Dia menyambut tangan mamanya untuk bersalam .

Eirfan melangkah ke sofa . Dia melonggarkan tali lehernya dan membuka dua tiga butang bajunya . Panas . Eirfan memejamkan matanya seketika . Memikirkan perihal penyakit Afyaa . Dia juga pelik kenapa dia tidak incharge ke atas Afyaa sedangkan dia lebih berhak kalau fasal new patient . Something fishy .

" Along , nah air . " Puan Sri Sofea memberikan segelas air kepada Eirfan . Penat sangat nampak gaya anaknya .

" Thanks Ma , yang lain mana Mama ? " Eirfan menyisip sedikit air pemberian mamanya . Dia meletakkan air di atas meja lalu kepalanya menoleh memandang Puan Sri Sofea .

" Papa pergi hantar Echal balik asrama . Biasalah dia banyak kelas tambahan nak attend . Raisha pula baru je pergi hospital . Nak lawat Afyaa katanya . " tutur Puan Sri Sofea .

Eirfan hanya menganggukkan kepala tanda faham . Kemudian dia kembali menyandarkan badannya di sofa .

" Along ni bila nak kahwin ? " . Tanya Puan Sri Sofea tetiba . ' please not now ma , lecehlah ' gerutu Eirfan dalam hati . Eir pura-pura tidak dengar . Dia mengambil cawan air lalu meminumnya .

" Along ni kalau dah kahwin senanglah sikit , balik kerja isteri tunggu depan pintu , sediakan makan malam , bagi Mama cucu ... " gurau Puan Sri Sofea .

" Uhuk ! " Eirfan tersedak . Berair matanya menahan pedih di rongga esofagusnya . ' Cucu ? Aku ? Anak ? ' . Tak sampai seru lagi hehew . Bisik hati Eirfan . Mamanya hanya tersengih .

" Hei , baru sebut cucu dah tersedak ? " perli Mama .

" Ma , can't you spilt to the other topics ? I hate this . " tutur Eirfan meluat . Pipinya memerah . Ergh i hate this feeling .

" Eir mana ? " . Tanya Eirfan apabila Mamanya tidak membahas mengenai topik tadi .

" Eir ... Dia ... " . Tidak berani pula Puan Sri Sofea menyatakan hal sebenar biarpun perkara tersebut sudah dapat dihidu oleh Eirfan .

Eirfan segera menoleh ke arah Mamanya . " Dia pergi jumpa betina tak guna tu ke Ma ? " tutur Eirfan geram . Puan Sri Sofea hanya menunduk .

" Dalam keadaan Afyaa terlantar dekat hospital macam tu pun , dia masih jumpa perempuan tu lagi ? " Eirfan mendengus tidak puas hati .

" Sudahlah Along . Mama tak tahu macam mana nak cakap dengan Eir . Kita tunggu Papa pulang eh along ." keluh Puan Sri Sofea sayu .

" Budak tu memang nak kena ajar ! " . Eirfan sudah berura-ura hendak bangun tetapi Mamanya pula memegang tangannya dan berharap supaya jangan .

" Along , Eir tu adik kamu " . Puan Sri Sofea menghalang .

" Sampai bila Ma ? " keluh Eirfan .

" A .. Apa mak ... maksud Along ? " . Jangan sekarang .

" Eir tak tahu lagi kan pasal Aruah Ira ? " Eirfan memandang ke dalam mata Mamanya meminta supaya jujur .

" Along ... Mama ... " Eirfan perasan mata mamanya sudah mula berair .

" Sebab tu Eir masih benci dekat Afyaa kan ? " Tutur Eirfan semakin mendesak .

Puan Sri Sofea diam . Semua yang diperkatakan oleh anaknya benar belaka . Buat apa dia menidakkan ?

" Mama merelakan pembunuh Ira berkeliaran di luar ? " . Eirfan meluahkan persoalan yang menyesakkan otaknya dengan satu titisan air mata menuruni pipinya .

Puan Sri Sofea tersentak . Eirfan pula kesal dengan perangai Papa dan Mamanya . Motif mereka buat begini ?

" Along , betul apa yang Along cakap tu . Mama faham . Tapi long ... Eir belum tahu yang pembunuh tu sebenarnya ... " tersekat-sekat Puan Sri Sofea cuba menyatakan hal yang sebenarnya .

" Pembunuh tu siapa sebenarnya Ma ?! " Tanya seseorang di sebalik pintu rumah mereka dengan suara gentar . Menahan amarahnya .

Puan Sri Sofea dan Eirfan segera berpaling ke arah pintu . Mereka berdua terkejut .

" Eir " . Sebut Eirfan perlahan .

Nafas Terakhir Where stories live. Discover now