"Cullen, kamu kesambet ya?" tanya ku sambil menatap Malvin dengan muka polos
"Aku serius Bin!" ucap si cullen dengan muka memelas
"Tapi kamu sudah nembak cewe tadi pagi" ucapku ngambek melipat dua tangan di depan dada dan mengacuhkan kepalaku
Si cullen ketawa kecil
"Kamu gak perhatikan muka cewek itu, dia mbak Diana sepupuku!" ucap nya lembut
"Mbak Diana... hemmm" aku mencoba mengingat mbak Diana
Lalu Malvin mengelus rambutku. "Coba ingat-ingat mbak Diana, aku pernah kenalin ke kamu loh!!"
"Oh... mbak Diana, kelas XII MIPA 1 kan!" Ucapku senang
"Iya manis, aku mau praktek nembak cewe, jadi aku praktek ke mbak Diana aja. jadi jawabanmu apa?" Tanya nya sambil menggenggam tanganku
"Cullen, kamu sudah bersahabat sama aku sejak smp. Kalau boleh jujur, aku suka banget sama kamu tapi aku masih ragu dengan perasaanku." Ucapku dengan menatap lekat Malvin
"Aku tau kamu pasti masih ragu. Tapi bolehkan aku menyukaimu sahabatku, aku akan mengubah keraguanmu menjadi kepastian!" Ucapnya yang berhasil membuat jantungku berdetak dengan cepat
Aku hanya menunduk dan terdiam
"Bin, aku minta peluk!!" Ucapnya sambil merentangkan tangannya
"Ehh... kok kamu jadi manja gini!" Ucapku terkaget karena omongannya
"Aku lagi sakit loh Bin!!" Ucapnya dengan memasang muka imut
"Hadeh... dia pake mode imut lagi! Kayak mana aku nggak luluh... kenapa dia terlalu cogan heh??" batinku
"Iya cullen!!" Ucapku lalu dengan hati-hati memeluknya karena takut kena infusnya
"Makasih ya Bin..." bisiknya
"Iya, makasih juga ya vin!! Kamu sudah nolong aku" bisikku
Malvin masih memelukku erat
"Ehemmmm" terdengar seseorang mendehem
Aku langsung melepas pelukan ku dan menoleh ke arah pintu
"Ibu ganggu suasana" dengus Malvin
"Malvin, kalau peluk-pelukan nanti kalau sudah nikah! Delapan tahun lagi kok, jadi mantu harus sabar!" Ucap ibu Malvin lalu ketawa kecil
"Tapi kan Bu, itu cuma pelukan aja!" Ucap Malvin merengek
"No no no, kalau pelukan nanti aja kalau sudah nikah, nanti juga nikahnya sama nak Bintang" ucap Ibunya tegas
Aku nggak bisa berkata-kata. Aku hanya melongo dan mendengar ibu dan anak yang sedang berdebat. Hayati lelah!!!
***
Kring...
Kring...
Kring..."Bin,keadaan Malvin bagaimana?" Ucap Amel sambil menulis tugas kimia nya
"Baik-baik aja kok!!" Jawab ku lalu menoleh ke arah jendela dan memikirkan peryataan cinta dari Malvin kemarin
"Owh... aku mau jenguk dia nanti! Kamu ikut ya!!"
"Hmmm..."
Line!
Riko fahlevi:
Bin, ke gudep sekarang penting..
"Et dah, ganggu aja orang mau ngelamun. Penting?? Segitu pentingnya kah aku!! Sekarang aku merasa ingin terbang, im coming kak" batinku berimajinasi
"Mel, aku mau dispen dulu ya!!" ucap ku sambil melambai-lambai tangan ala syahrini ke Amel
"Kamu mau dispen lagi?" Tanyanya dengan memasang muka manyun kayak bebek keselek
"Iya dong!! Karena tiga hari lagi ada lomba siaga, yeeyy..." jawabku senang sambil tersenyum-senyum manis
"Aku ikut dispen dong!! Aku gak mau masuk pelajaran pak Subarjo..." ucapnya dengan muka memelas
"Maaf ya Mel! Yang boleh dispen hanya anak pramuka" ucapku sambil menepuk pundak Amel
"Begaya lu!!" Dengus Amel
"What's wrong me?? Are you jeolus" ucapku sok inggris lalu ngakak dan dengan kecepatan kilat aku meninggalkan kelas
"BINTANG SOK INGGRIS!!!" sayup-sayup aku mendengar suara Amel berteriak dan aku masih lari menuju gudep sambil ngakak
***
"Permisi kak!" Ucapku lalu masuk ke gudep
"Ya, ada apa dek?" Tanya seseorang. Suaranya seperti ku kenal
Aku terkaget saat melihatnya, dengan tidak sengaja aku berteriak. "Kak Fathur!"
Kak Fathur yang sedang menulis surat langsung menoleh."eh.. Bintang, kamu masuk smaga. masih lanjut pramuka juga!"
"Iiiya.. kak" ucapku gagap kayak gagak keselek garpu
"Baguslah! Selamat datang ya!" ucapnya lalu megulurkan tangan
Aku pun membalas uluran tangannya. "Ma ma kasih kak"
"Jangan gugup Bin! Santai aja" ucapnya lalu melanjutkan menulis surat
Aku hanya terkekeh
"Permisi kak!" Ucap kak Riko lalu masuk ke dalam gudep
Aku masih terdiam kaku
"Bin, sudah daritadi disini! Kenalin ini kak Fathur, dia adalah pradana disini! Sekarang dia sudah lulus dari smaga" ucap kak Riko memperkenalkan kak Fathur
"Saya sudah kenal kak!! Dari saya kelas VII lagi, Kak Riko ketinggalan berita,huuuuuu" batinku. Tetapi itu hanya batinku karena pasti aku di tabok kak Riko kalau ngomong begitu, aku hanya bisa mengangguk.
"Dia sudah kenal saya karena saya pernah jadi bindam di smp nya!" Ucap kak Fathur sambil menepuk pundak kak Riko
"Hehhehhe... pasti kak Riko lagi nahan malu!!" batinku ngakak
"Owh, teryata sudah kenal, Bin!" Ucap kak Riko santai
"Hadeh... kukira kak Riko malu teryata mukanya santai aja!! Kak Riko nggak seru!!" batinku kesal
"Iya kak Riko!"
"Bin, kak Fathur kesini untuk membantu kamu ngurus surat. Kak Felix lagi sibuk akhir-akhir ini!" Ucap kak Riko lalu mengetik laptopnya
"Iya, jadi Bin anggap aja saya sebagai anggota pramuka jangan gugup, saya gak makan orang kok!" Ucap kak Fathur mencoba mencairkan suasana
"Oke kak!" Ucapku lalu membantu kak Fathur menulis surat
Aku dan kak Fathur bercerita tentang masa penggalang ku yang sangat kurindukan. Saat ber yel-yel ria di tengah lapangan, berkemah dimana-mana, dan yang paling penting adalah kebersamaan ku dengan anggota gudep Bhinneka Tunggal Ika 'aku sangat merindukan kalian'
"Saya ingat waktu kamu makan sarden, lalu kamu muntah-muntah. Kamu gak suka makan sarden ya?" tanya kak Fathur sambil ngakak
"Iya kak, saya memang gak bisa makan sarden dari kecil!" ucap ku lalu terkekeh
"Assalamuaikum!! Ada Fathur kah?" tanya seorang gadis yang berpenampilan seperti mahasiswa kuliahan
Deg
Saat aku mendengar suaranya, hatiku sangat perih seperti di tusuk-tusuk jarum hitam. Rasanya sakit sekali, 'apakah kejadian masa lalu akan terulang kembali?'
**********
Hai pecinta wattpad!Ada karakter baru lagi yaitu kak Fathur, dia adalah bindam Bintang saat penggalang, dia adalah relawan yang membantu mengajar pramuka di smp Bintang.
Salam pramuka!
Jangan lupa vote n coment
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka In Love (END)
Randomini bercerita tentang seorang gadis yang melanjutkan sekolah nya di salah satu SMA favorit di Samarinda. Kata orang, masa SMA itu masa yang menyenangkan tapi tidak untuk gadis 15 tahun ini,dan harus berjuang melalui berbagai rintangan di pramuka da...