sekuat simpul mati

3K 115 2
                                    

"Nah.. ini simpul mati!" aku menyodorkan tali yang ku ikat simpul mati ke tiga gadis yang baru saja ikut pramuka

"Owh.." tiga gadis itu mengangguk mengerti

"Sudah ngerti! Coba ulang lagi" ucap kak Riko sambil memberi mereka tali satu per satu

Dea, Dinda dan Hilda mulai membuat simpul pangkal dengan berbagai ekspresi. Lalu Dea membanting tali itu dengan kesal.

"Ahhh... gue gak bisa!! Sulit amat" keluh Dea. Lalu dia mengambil kembali tali yang dibantingnya tadi.

"Yeeyyy... gue bisa! Ini betulkan" Dinda berhasil membuat simpul mati dengan benar

"Nah... ini baru benar, good job Din!" ucapku senang. Sedangkan Dea mendengus kesal karena belum bisa mengikat simpul mati.

"Bikin lagi Dea!" titahku

"Iya iya gue bikin lagi nih!" Dea melilit lagi talinya

"Hil, kamu sudah bisa kah?" tanya kak Riko ke Hilda yang daritadi fokus ke talinya

"Ini betul!" Hilda menunjukkan talinya ke arah kak Riko

Kak Riko mengangguk. Teryata Hilda dan Dinda cepat menangkap, Dea masih fokus dengan talinya.

Hemm.. kayaknya perlu cogan deh!

"Kak Felix!!" aku menghampiri kak Felix yang sedang membuat tandu

"Ada apa Bin?" dia langsung berdiri dihadapanku

Aku berbisik merencanakan sesuatu untuk Dea.

"Oke" kak Felix tersenyum puas

Lalu kak Felix menghampiri Dea. Dea langsung menatap penuh pesona ke arah kak Felix, aku ngakak liat Dea yang gak kedip sama sekali dan mukanya sangat cengo. Bwahahah

"Hay princess, may i?" kak Felix mengambil tali dari tangan Dea

Dea mengangguk sambil terus menatap muka kak Felix, terkadang juga melihat tali yang ada di tangan kak Felix.

"Kamu coba lagi!" kak Felix memberi kembali tali ke Dea

Dea mulai mengikat kembali tali itu di tongkat. Ajaibnya adalah Dea langsung bisa membuat simpul mati.

Amazing!! XD

Ngakak gua..

"Gilee... si Dea langsung bisa, cuma gara-gara di ajarin cogan" Hilda bertepuk tangan meriah sambil menggeleng-geleng tak percaya

"Teryata selama ini... otak Dea bisa encer kalau di ajarin cogan" ucap Dinda

Gadis berkacamata itu hanya nyengir tak berdosa saat mendengar ucapan kedua sobatnya.

"The power of cogan! Ya kan kak" aku dan kak Felix ber tos ria

"Nanti kalau Dea kesusahan lagi, panggil saya aja" kak Felix mengedipkan matanya ke Dea yang membuat Dea langsung 3S. Salting, salfok, sengklek. Wohohoho

Saking salting nya Dea hampir aja masuk ke dalam parit disamping kirinya. Untung ku dorong ke kanan kalau nggak pasti dia sudah jatuh, tapi masalahnya tambah parah. Dea malah jatuh ke arah gundukan pasir.

"Awch.. sakit Bintang!!" teriak Dea sambil memegang pantatnya

"Hehehe... sorry!" aku cengengesan sambil nyengir

"Manis!!" tiba-tiba seseorang berlari ke arahku. And i know that! Yes, my cullen

"Kamu dari mana aja?" tanyaku sambil menatap mengintimidasi ke arahnya

"Tadi habis main basket, manis" lalu dia menyeka keringat di wajahnya

Aku mengambil saputangan di kantung bajuku, lalu memberi ke Malvin.

"Aku maunya kamu yang hapusin keringatku!" ucap Malvin manja

"Oy oy... ada orang disini! Aku bukan pasir loh" sindir Dea

Aku langsung terkejut, aku tidak enak ke Dea karena dia kan naksir Malvin. Aku menatap Dea dengan tatapan ingin menjelaskan, tapi Dea mengangguk tersenyum. Dia berbisik kalau dia sudah move on dari Malvin karena dia sudah naksir kak Felix.

Parah Dea, baru aja ketemu sama cogan yang lain sudah bisa move on. Seandainya aku bisa move on secepat itu, huhuhuhu.

Dea menepuk pundakku, lalu dia melangkah pergi.

"Ayolah manis!" Malvin merengek seperti anak kecil

"Nggak mau! Nih lap aja sendiri" aku mengambil tangan Malvin lalu menaruh saputangan disitu, aku langsung meninggalkan dia sambil tersenyum puas. Mampus ikam..

***
"Hah... enaknya kalau sudah ada di atas kasur yang empuk dan nyaman! Surga dunia" aku memanjakan diri di atas kasurku.

Sekarang sudah jam 08.13, aku sudah siap dengan piyama tidurku yang berwarna biru laut. Aku siap mengarungi pulau kapuk yang nyaman

Drrrttt drrttt

Iphoneku bergetar di atas nakas. Aku langsung mengambilnya. Tertera nama my cullen di iphoneku. Dan terbesit ide nakal di otakku untuk mengerjainya. Aku mulai mengubah suaraku agar dia tidak tau.

"Assalamualaikum!! Dengan pelayan KFC disini, bapak mau pesan apa!" ucapku lalu cekikikan dengan menjauhkan iphoneku dari wajahku agar tidak terdengar suaraku

"Hah?? KFC?? Bukannya ini nomor Bintang kejora yang paling manis sedunia" ucap Malvin dengan nada bingung

Wakakak... kerjain lagi ahhh...

"Maaf pak, anda salah nomor. Ini nomor KFC!"

"Gua masih umur 15 tahun, lu bilang bapak-bapak. Parah lu"

Sumpah aku nggak bisa nahan lagi. Dan akhirnya aku ketawa sekencang-kencangnya. Si cullen langsung ngomel sepanjang-panjangnya

Aku mulai membuka pintu kamar menuju ke arah lantai bawah.
"Hahah..  ada apa sih? Kok kamu telpon aku?"

"Besok lagi sibuk nggak?"

"Nggak. Emang kenapa?"

"Jalan-jalan yok! Ke taman cerdas"

"Aku pikir-pikir dulu ya!! Dahhh..."

Tet.. tet..

Aku mematikan telpon dari Malvin, lalu terdengar berisik-berisik di arah tamu. Aku pun mulai pergi kesana.

"Tidak boleh!! Aku nggak akan memberinya kepadamu" terdengar teriakan mama sambil menangis histeris

"Dia harus denganku!" ucap seseorang yang membuat jantungku berdebar kencang

Saat aku berada di depan pintu yang terhubung dengan ruang tamu. Aku langsung terkaget, teryata dugaanku benar! Ya Allah kuatkan aku untuk tidak luluh lagi dengan kata-kata nya.

Aku mulai melangkah lagi mendekat. Aku bisa mendengar suara mama yang menangis sesegukan sambil bergumam tidak jelas. Sedangkan seseorang itu marah-marah ke mamaku. Rasanya pedih sekali saat melihat mama seperti ini, Ya Allah aku tidak perlu sesuatu yang membuatku bahagia tapi aku hanya meminta kuatkan lah mamaku sekuat simpul mati.

"Ayahh!!!" teriakku

************************

Hai pecinta wattpad!!

Publishnya telat lagi😧
Dan partnya pendek😐

Aku lagi ada latihan untuk persiapan lomba pramuka penegak memperingati festival mahakam di SMA 8 samarinda. Jadi ya gitu deh! Sibuk banget!!

Salam pramuka!!

Jangan lupa vote and coment

Pramuka In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang