entah kemana?

2.8K 104 0
                                    

"Ayah!!" teriakku

"Hai sayang! Ayok sini peluk ayah" ayah mulai kearahku. Lalu aku mundur beberapa langkah ke belakang

"Nggak mau! Ayah jahat" teriakku. Aku menangis sejadi-jadinya

"Lihat sekarang! Gara-gara kamu mendidik Bintang yang nggak baik, dia menjadi anak durhaka pada ayahnya" tuduh ayah sambil menunjuk mamaku. Sedangkan mamaku hanya terus menangis sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan

"Ayah jangan ngomong seperti itu ke mamaku! Seharusnya ayah yang salah. Kemana ayah? Saat umurku baru saja menginjak 7 tahun. Saat aku butuh kasih sayang seorang ayah, saat aku ingin tidur bersama ayah, bermain bersama ayah, dan pergi liburan bersama ayah. AYAH DIMANA??" teriakku frustasi sambil terus menangis

"Sayang! Ayah tid.."

"Hiks.. hiks.. saat aku umur 10 tahun, ayah kembali dan mengajakku jalan-jalan di taman bermain, sungguh aku sangat bahagia. Tapi setelah itu ayah meninggalkanku di taman bermain sendirian karena ayah lebih memilih janda kaya itu. Apa itu yang bisa aku sebut seorang ayah!" potongku panjang lebar

Ayah terus menyakiniku dengan kata-katanya yang basi dan sering kali ku dengar. Dan melangkah maju ke arahku tapi aku terus mundur.

"Maaf aku gak kuat lagi" lalu aku pergi dari rumah dengan memakai piyamaku dan sandal rumah berwarna pink bergambar hello kitty

***
Aku mulai berjalan lemah di trotoar sambil melihat ke arah bawah sambil merenung, air mataku mulai berjatuhan membasahi setiap langkahku.

"Anak janda!"

"Sok cantik"

"Cewek kegatelan"

Kata-kata itu yang sering kali ku dengar semenjak aku duduk di bangku sekolah dasar

Terdengar suara gemuruh langit yang menandakan akan turun hujan. Beberapa detik kemudian satu persatu bulir-bulir hujan berjatuhan membasahiku.

"Asemm... kenapa nasibku begini amat! Kayak di novel-novel, habis aku sedih terus kabur dari rumah terus turun hujan lalu aku nangis-nangis di bawah hujan, terus aku di samperin cogan lalu aku di tolongin deh sama cogan! Hahhaa" aku tertawa kecil memikirkan hal itu

Mungkin aku akan di bilang gila karena menangis di bawah hujan lalu tertawa lagi.

Aku masih menunduk dan mengamati jalan di trotoar.

Brukk

Badanku agak lengah saat menabrak sesuatu di depanku. Lalu aku mendongak ke atas, aku bisa melihat seseorang sedang memegang payung merah dan agak menunduk saat melihatku. Aku melihat mata orang itu menatapku penuh kekhawatiran dan kemarahan.

"Hemm... aku bisa jelasin semua ini!" cicitku pelan

Dia melepas jaket coklatnya lalu meberikannya padaku.

"Naik ke mobil" suruhnya dengan nada dingin

Mati dah guaa..

Bilang ke dilan yang berat itu bukan rindu tapi yang berat itu ketika seseorang yang kamu sayangi lagi pasang mode marah! Huaaa.. help me dilan😢

Aku mulai memasuki mobil hitam yang berada di sampingku. Lalu Malvin mulai mengendarai mobilnya dengan penuh kemarahan.

"Mal, kamu jangan ngebut dong! Aku takut nih" aku memejamkan mataku sambil mengeratkan pegangannku di sabuk pengaman

Malvin tidak menghiraukan perkataanku, dia malah mempercepat mengemudikan mobilnya.

"MALVINNN!!!" aku tidak sabar lagi karena dia membuatku takut sekali, aku seperti tidak melihat sosok Malvin dalam dirinya. Sampai segitunya kah dia marah padaku?

Dia mulai menepikan mobilnya di samping jalan lalu dia menatapku dengan penuh khawatir.

"Tidak bisa kah? Jika kamu ada masalah bilang ke aku Bin, kamu tau aku sangat gelisah saat mamamu menelpon aku kalau kamu pergi dari rumah dan cuaca lagi hujan begini! Kamu tau aku hampir gila saat nggak nemuin kamu," dia menatapku sendu

"A.. ak..aku.." aku tak bisa berbicara, hatiku sangat perih saat melihatnya

"Janji sama aku! Kalau kamu ada masalah kamu harus cerita sama aku, aku disini Bin! Kamu bisa minta bantuan ke aku" Malvin menggapai tanganku lalu menggosok-gosok kedua telapak tanganku agar aku lebih hangat

Aku hanya mengangguk dan tersenyum ke arahnya

***
"Mantu! Kenapa bisa basah begini?" teriak tante Gina, selaku ibunya Malvin

"Heheh.. gak apa-apa tante, tadi lagi main hujan" aku nyengir sambil tertawa garing

"Bi Ijah, ambilkan handuk untuk Bintang ya!" suruh tante Gina

"Astagfirullah, non Bintang kenapa?" tanya Bi Ijah khawatir

"Gak apa-apa Bi, sans dong! Jangan khawatir begitu, nanti tambah jelek loh Bi!" candaku dengan omongan garing

Setelah itu Bi Ijah memberiku handuk putih, aku segera mengganti baju dengan memakai baju dan celana Malvin di kamar Mona, lalu aku mengetuk kamar Malvin.

Tok...
Tok...

"Cullen! Aku boleh masuk" ucapku sambil menurunkan gagang pintu kamar Malvin

Saat ku buka pintu kamarnya, teryata dia lagi sholat isya. Aku menunggunya  beberapa menit di depan pintu, lalu aku membukanya lagi.

"Cullen" panggilku

"Hmmm" dia hanya mendehem. Aku tau pasti dia sangat marah padaku

"Kamu jangan marah sama aku dong!" bujukku. Aku masih berada di depan pintu kamarnya, sedangkan dia lagi duduk di meja belajarnya sambil menulis sesuatu

"Aku hanya kecewa, karena kamu tidak memberitahuku semua masalahmu! Termasuk masalahmu sama Dea tempo hari, kamu kira aku tidak tau tentang masalah itu? Dan sekarang kamu ingin kabur dari rumah, jika mama Amy tidak memberitahuku kalau kamu pergi dari rumah, mungkin aku tidak tau kamu dimana sekarang! Argghh.. tidak bisa kah kamu meminta bantuan kepadaku Bin! Kamu tau kan aku sangat sayang kamu!" Malvin merebahkan tubuhnya di kursi lalu meremas rambutnya frustasi

"Cullen! Ak.. ku.." lalu aku mengigit bibir bawahku agar tidak menangis

"Aku ini hanya anak dari janda, tidak pantas sama kamu!" lirihku

Brukk

"Perkataan macam apa itu heh?" Malvin menggebrak meja belajarnya

Aku sedikit tersentak. Ya... aku sudah membangunkan singa murka.

"Memang begitu keadaannya Mal" ucapku tegas

Malvin menghampiriku dengan tersenyum remeh. "You're mine, and always you mine!"

"Tapi banyak yang bilang kita nggak cocok!"

"Aku ingin bertanya kepadamu! Kamu sayang nggak sama aku?" Malvin menatapku lekat. Aku bisa melihat matanya penuh dengan harapan.

"Tidak"

*******************
Hai pecinta wattpad!!

Publishnya telat lagi..
Aku sibuk dengan pramuka wall.. selesai lomba mahakam fun day... alhamdulillah menang!!

Dan akhir-akhir ini juga lagi sibuk persiapan pelantikan ku dan teman-teman menjadi dewan ambalan 😄

Salam pramuka!!

Jangan lupa vote and coment

Pramuka In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang