titik setrip

3.4K 146 9
                                    

"Assalamu'alaikum!" aku langsung memasuki tempat yang bisa ku sebut dengan rumah. Walau sebenarnya rumah ini bagaikan penjara bagiku.

"Wa'alaikumsalam den!" ucap wanita paruh baya yang telah menemaniku sejak kecil

"Bi, Rey lapar! Masakin makanan kesukaan Rey!"

Bi Titin mengangguk lalu pergi ke dapur.

Saat aku melewati ruang keluarga terlihat disana sepasang suami istri yang menatapku tajam sedang duduk di sofa. Aku tidak peduli dengan tatapan mereka, dan hanya berjalan melewati mereka.

"Baru pulang? Ibu kira nggak tau jalan pulang!" sindir wanita paruh baya yang tak lain adalah ibuku

Aku berhenti. "Kalau mau ibu Rey gak pulang ke rumah! Okey Rey bakal ke apartemen! Rey juga tidak mau tinggal sama lelaki munafik!" aku melirik lelaki paruh baya yang sedang duduk di samping ibuku

"Rey!" geram ibuku

"Sudah sayang, mungkin Rey lagi  kecapean!" lelaki paruh baya itu menenangkan ibuku dengan kata-kata munafiknya

Aku langsung menaiki tangga menuju kamarku. Dan segera merapikan barang-barangku untuk kumasukkan ke dalam koper dan segera pergi dari rumah ini.

Saat aku menuruni tangga, ibuku masih ada disana bersama lelaki munafik itu.

"Kamu tambah durhaka begini pasti gara-gara kakak kelas mu yang namanya Bintang itu kan!" bentak ibuku

Aku terkejut saat ibuku menyebut nama kak Bintang. "Maksud ibu apa? Kenapa bawa-bawa nama kak Bintang? Rey begini bukan karena orang lain! Rey seperti ini karena ibu sendiri! Ibu terlalu mencintai lelaki munafik itu sampai-sampai ibu nggak peduli sama Rey!"

Lebih baik aku pergi sekarang sebelum emosiku bertambah.

"Rey Rey!" panggil lelaki itu namun tidak ku hiraukan

Maaf ibu!

Dengan perlahan aku mengemudikan mobilku, menuju apartemen yang di berikan oleh kakekku.

Ting

Setelah pintu terbuka aku langsung menuju kamarku, dan berbaring di kasur empuk berwarna putih. Pikiranku melayang-layang soal kak Bintang! Kenapa kak Bintang mengusirku? Dan selama tiga hari ini dia menjauhiku!

Mungkin aku harus ke rumahnya besok!

Drrtt drrttt

Handphoneku bergetar, dengan malas aku mengambil benda kotak itu. Teryata ketua ambalanku, kak Fachri!

"Halo! Kenapa kak?"

"Rey kamu sudah bikin proposal sistem blok?"

Aku langsung menepuk dahiku. Kenapa aku bisa lupa bikin proposal? Besok lagi di kirim ke sekolah!

"Maaf kak! Saya akan mengerjakannya malam ini!"

"Jangan lupa besok dibawa!"

"Siap kak!"

Titt titt

Malam ini harus bergadang lagi!

Aku langsung duduk di meja belajarku dan mulai mengerjakan proposal tercinta! Nasib jadi anak penegak apalagi kalau sudah di tunjuk jadi sekertaris kegiatan!

***
"Assalamu'alaikum kak Ketos!" seorang lelaki dengan santai memasuki rumah mewah berwarna putih gading itu

"Wa'alaikumussalam! Kan saya sudah pernah bilang jangan kesini!" ucap seorang gadis yang baru saja turun dari tangga rumahnya

Pramuka In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang