"Hahhh!! Akhirnya kembali sekolah lagi!! setelah tinggal tiga hari di dalam hutan!" aku berdiri di depan gerbang sekolah sambil menghirup udara segar. Ku rapikan baju seragam abu-abuku lalu ku eratkan pegangan tanganku di tas biru.
"Woyy!!" Trio wekwek mengejutkanku lalu mereka cengengesan nggak jelas
"Bintang, ayok ke kelas!" ajak mereka. Aku mengangguk sambil tersenyum.
Aku dan trio wekwek sudah mulai dekat semenjak kami mengikuti pengembaraan itu. Lihatkan pramuka bisa menyatukan orang yang tak saling dekat menjadi dekat.
"Gimana sudah cinta pramuka?" tanyaku saat kami berjalan menuju kelas
"Sudah dong!" jawab mereka mantap
"Aku dulu banyak ikut eskul tapi gak pernah bertahan, cuma pramuka aja bisa bertahan sampai sekarang! Aku aja gak nyangka!" ucap Hilda
"Kalau aku cinta pramuka gara-gara kak Felix! Kak Felix ganteng bingo!" Dea berkhayal sudah sampe langit ketujuh
"Eelehh!! Kak Felix mulu!" ucapku sambil menyenggol Dea
Bruaakkk
Seseorang langsung memelukku dari depan, sampai-sampai tangannya meninju perutku. Belum aja sampai di lapangan basket, aku sudah kena musibah.
"Akhhh... buset deh! Perutku.. lu mel mau bunuh gua yak! Mentang-mentang anak silat lu!" omelku sambil memegang perutku yang ditinju Amel
"Kan gua kangen Mak! Lu gak papa kan? Gua kira lu sudah jadi tarzan, tiga hari di hutan ngapain lu?" Amel memegang pundakku lalu mengguncang tubuhku
"Mel.. jangan guncang Bintang kayak gitu, liat tuh nafasnya sudah keluar dari mulutnya!" ucap Dea panik melihatku sudah pucat
"Lu siapa?" tanya Amel dengan bingung
Kami berempat langsung nepuk jidat. Kemana aja lu Mel.. sampe-sampe teman kelasnya sendiri gak tau.
"Lo gak tau gue?" tanya Dea. Amel mengangguk masih memasang muka bingung.
"Yakin?" tanya Dea sekali lagi. Amel masih mengangguk
"Hah!! Nih anak pas di kelas ngapain? Gue nih bendahara kelas lo!" ucap Dea sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tak menyangka teryata ada makhluk kayak Amel di dunia ini.
Trio wekwek menoleh ke aku dan menatapku seolah-olah berbicara 'ini temen lu?'
Aku langsung menggelengkan kepala sambil mengangkat tangan. "Bukan temenku!"
"Gitu lu Bin! Gak nganggap gua, kalau ada masalah ngomongnya aja ke gua!" Amel bersedekap sambil memalingkan mukanya
"Hayuuuu!! Amel marah!!" trio wekwek nih bikin tambah hancur suasana aja huffttt
"Yaelah Mel! Gua kan bercanda!" bujukku sambil merayunya, Amel masih aja memalingkan mukanya.
Happ
Tiba-tiba ada yang mengenggam tanganku dan membawaku pergi menjauh dari keempat gadis itu.
"Cullen!" pekikku sambil berusaha melepas genggamannya karena kami masih di tengah lapangan basket outdoor dan pastinya kami di lihat banyak siswa SMAGA termasuk fans Malvin yang sudah menatapku kayak daging segar.
"Lepasinn ihhh!!" aku terus berusaha melepaskan tangannya namun dia terlalu kuat menggenggam tanganku
"Sekali ini aja Bin! Kamu nurut sama aku!" ucap Malvin namun matanya tetap fokus ke depan
Aku hanya menatap Malvin yang cukup tampan hari ini, dengan jaket kulit berwarna coklat lalu earphone hitam terletak di lehernya dan juga mata hitamnya yang pekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka In Love (END)
Randomini bercerita tentang seorang gadis yang melanjutkan sekolah nya di salah satu SMA favorit di Samarinda. Kata orang, masa SMA itu masa yang menyenangkan tapi tidak untuk gadis 15 tahun ini,dan harus berjuang melalui berbagai rintangan di pramuka da...