Rey

2.6K 107 2
                                    

"Kak Ketua osis!" panggil seorang lelaki, bermata hitam tajam, berbadan tinggi melebihiku, berkulit putih,rambutnya yang di tata acak-acakan dan tentu saja seragam abu-abunya yang rapi.

"Iya Rey!" ucapku kepada seorang adik kelasku yang dekat denganku

"Kak Ketos! Ke kantin bareng saya aja! Nanti saya traktir bakso deh, kan berkat kak Ketos saya bisa bantara kemarin!" ucap lelaki itu sambil tersenyum mengingatkanku pada seseorang yang kurindukan saat ini

Aku menatap dia dengan tatapan datar sambil melipat kedua tangan di depan dada. "Rey, saya sudah bilang berapa kali jangan panggil saya kak Ketos kan kamu tau nama saya siapa?"

"Hehehe iya kak Bintang! Tapi saya lebih suka panggil kak Ketos, lebih gimana gitu!" ucap Rey sambil cengengesan

Sekarang Bintang sudah kelas XI dan menjadi ketua osis di SMAGA karena aku di pilih menjadi kandidat oleh kak Ziya, ketua osis tahun lalu. Mungkin karena aku cantik dan imut, akhirnya aku terpilih jadi ketua osis heheh.

"Maaf Rey! Lain kali saja kita makan baksonya, hari ini saya mau makan di kantin bareng Amel!" elakku. Rey langsung memanyunkan mukanya ngambek.

"Sekali ini aja kak!" pinta Rey dengan kekeh

"Rey! Mendingan kamu traktir para fansmu aja! Capek saya di kejar-kejar sama fansmu gara-gara kamu dekat dengan saya!" aku menatap lelaki itu dengan tajam

"Hehehe maaf kak! Tapi saya gak suka sama mereka, nanti kalau ada fans saya kejar kak Ketos, saya akan jaga kak Ketos! Sekarang kita ke kantin aja!" Rey langsung menarik tanganku melewati kelas-kelas menuju kantin dan tentunya mereka di tatap oleh seluruh siswa di SMAGA

Brukkk

"Kak Amel!" panggil Rey sambil memukul meja kantin

Byurrrr

Amel langsung menyemprot minuman yang dia minum keluar dari mulutnya.

"Mel, lu gak papa kan?" aku langsung mengusap punggung Amel yang masih mangap-mangap.

Setelah Amel sadar sepenuhnya, gadis itu langsung menjewer telinga Rey dengan kuat. "Lu Rey kalau datang tuh ucapin salam kek atau apa!"

"Sshh.. maaf kak! Kan saya cuma pengen beri kejutan ke kak Amel!" Rey mengusap telinga kanannya

"Sudah ah jangan berantem, kan Rey mau traktir bakso!" aku lebih memilih duduk daripada dengar duo monyet berantem

"Tapi saya cuma traktir kak Bintang aja!"

"Jahat lu Rey! Traktir gua juga napa!"

"Rey traktir Amel juga ya! Soalnya dia itu miss gratisan, dia bakal tendang lo pake jurus silatnya! Kamu mau di tendang sama dia?" bisikku ke Rey sambil menyeringai

Rey menatap Amel ngeri. "Iya kak Amel juga!"

"Yeyy!!" Amel bertepuk tangan seperti anak kecil

Pesanan bakso kami telah sampai di meja kami, Amel langsung memakan baksonya dengan lahap.

"Bintang, kamu sudah dapat kabar curut lepas itu?" tanya Amel di sela-sela makannya. Aku tau siapa yang dimaksudnya, siapa lagi kalau bukan si Cullen.

"Curut lepas? Siapa kak?" tanya Rey kepo

"Entah lah sudah satu tahun yang lalu si Cullen pergi, dan enam bulan cullen gak ada kabar!" rasanya ingin nangis kalau lagi bahas tentang dia

"Sabar ya Bin! Kalau gua ketemu curut lepas itu, langsung gua tonjok!" Amel melahap satu bakso dengan satu kunyahan

"Ohhh!! Kak Malvin ya!" tiba-tiba Rey menyebut namanya, dan langsung saja Amel menutup mulut Rey

"Ssttt!! Namanya terlalu keramat di sebut disini! Kalau mau nyebut namanya harus pake nama samaran aja! Curut lepas itu nama samaran dia dari gua, kalau si cullen nama samaran dia dari Bintang. Kalau kamu harus beda?"

Pramuka In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang