pengembaraan

2.5K 104 0
                                    

"Bintang, nggak usah ikut aja ya!" pinta seorang lelaki tampan saat melihat gadis yang sudah memakai pramuka lengkap tengah memasukkan barang-barang ke dalam tasnya

Bintang kesal sekali dengan lelaki yang sedang duduk di kursi belajarnya itu, dari tadi dia terus merayu Bintang agar tidak ikut pengembaraan. Tapi bukan Bintang namanya kalau tidak bisa menang dalam perdebatan apalagi membahas pramuka. Scout is number one

"Nggak bisa! Aku pinsa putri di pengembaraan ini, jadi aku harus ikut!" jawab Bintang tanpa menoleh ke arah lelaki itu

Lelaki itu menghela napas kasar. "Kalau nanti kamu hilang di berambai bagaimana? Kan disitu banyak hantunya, kamu gak takut!" lelaki itu mulai menakut-nakuti Bintang

Sudah cukup kesabaran Bintang, gadis itu menuju ke arah lelaki yang sedang duduk di kursi belajarnya lalu menatap tajam ke arah lelaki itu. "Rompis, sebanyak apapun kamu bicara! Aku gak akan batalin pengembaraan di berambai, ingat itu!"

Lalu Bintang mengambil tasnya dan langsung keluar dari kamarnya.

"Sudah siap sayang!" ucap Mama Ami sambil mengatur makanan di meja makan

"Ma.. kenapa mama biarin si Rompis kesini sih!" ucap Bintang sedikit kesal lalu dia duduk di salah satu kursi meja makan

"Rompis?"

Bintang menghela napasnya. Mama kan gak tau julukannya Roman. "Roman ma!"

"Dia pagi-pagi sudah datang kesini, katanya mau ketemu Bintang sebelum pengembaraan!" jelas mamanya sambil mengoleskan selai nanas ke roti Bintang

"Hufftt! Ngeselin!" gumam Bintang

"Bintang nggak usah ikut pengembaraan ya!" tiba-tiba Roman turun dari tangga sambil menuju ke arah meja makan

"Tuh kan ma! Bosen Bintang dari tadi Roman bujuk Bintang supaya gak ikut pengembaraan!"

"Tante, kalau nanti Bintang di culik sama hantu gimana? Kalau dia nyasar ke gua kelelawar gimana? Roman kan belum ada calon pengganti!" Roman mulai membujuk mama Ami dengan kata-katanya

Bintang memasang ekspresi seperti orang mau muntah. "Hueekk.. siapa juga yang mau sama cowok cerewet kayak kamu!"

Roman memicingkan matanya ke arah Bintang. "Bintang Kejora, anak mama Ami yang termanis sedunia! Kamu jangan remehkan kekuatan cinta seorang Roman!"

"Yain Man yain!" ucap Bintang kesal sambil memakan rotinya

"Aduhh.. kalian pagi-pagi begini sudah ribut saja! Ayok Man, sarapan dulu!" ajak Mama Ami. Lalu Roman duduk di samping Bintang sambil memakan roti.

"Assalamu'alaikum!" terdengar suara familiar yang baru saja masuk ke rumah Bintang

"Wa'alaikumsalam!"

Malvin yang baru saja tiba di ruang makan, sangat terkejut saat melihat Roman sudah duduk santai di samping Bintang sambil memakan rotinya.

"Kenapa ada si Rompis disini? Ganggu pemandangan!" sindir Malvin lalu dia duduk di sebelah kanan Bintang

"Kenapa? Gua calonnya Bintang jadi terserah gua lah!" jawab Roman masih mengunyah rotinya

Sedangkan Bintang yang berada di tengah-tengah mereka sudah panas mendengar perkelahian mereka setiap hari. "Mulai lagi!"

Mama Ami tersenyum ke arah dua lelaki yang sedang memperebutkan putrinya. "Kalian sarapan dulu! Kalau mau kelahi di luar saja, nanti tante bikin kan ring tinju!"

Pecah sudah kesabaran Mama Ami saat mendengar celotehan dari kedua lelaki itu. Sekarang semuanya sunyi dan kedua lelaki itu, Bintang tersenyum kemenangan ke arah mamanya.

"Ma, kami pamit dulu ya!" Bintang mencium tangan mamanya diikuti oleh Malvin dan Roman

"Assalamu'alaikum!"

***
"Hati-hati ya nak! Ingat kata-kata ibu, pergi sehat pulang juga sehat!" pesan Bu Eka selaku pembina putri.

Di depan gudep kami melakukan upacara pelepasan pengembaraan, lalu kami berpamitan dengan pembina putra dan pembina putri kami.

"Akkhhh.. aku lupa bawa masker wajahku, nanti mukaku rusak lagi!" jerit Dinda dari dalam gudep, sedangkan teman-temannya sudah bersiap-siap di depan gudep.

"Yaelah, begini sudah kalau ngajak cewe manja!" ucap Kak Fachri sambil menggosok telinganya karena mendengar jeritan dari Dinda

Brukk

Terdengar suara benda berat yang baru saja di keluarkan dari mobil. Semua orang yang ada di depan gudep langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Dea.. ngapain kamu bawa koper?" tanya Kak Rani bingung

"Kita kan bakal kemah dua hari di berambai kan! Jadi saya bawa barang-barang kebutuhan saya di koper ini!" jelas Dea sambil tersenyum dan menepuk kopernya yang berukuran jumbo

Twengg

Kami semua melongo melihat Dea. Hebat sekali!

"Dea, kamu bawa masker gak? Buat muka kita agar tetap mulus!" Dinda langsung menghampiri Dea dengan wajah senang

"Bawa dong!" Dea langsung membuka kopernya yang isinya baju dan barang-barang yang tak menentu

"Hai semua!" terlihat seorang gadis yang baru saja datang dengan memakai baju rimba, topi rimba, tas yang besar banget dan alat panah di lengannya.

"Eh, itu Hilda ya?" tanya kak Riko sambil memicingkan matanya melihat dengan jelas wajah gadis itu

"Hilda kamu mau ke hutan Amazon ya?" tanya Bintang sambil tertawa melihat penampilan Hilda

"Kita mau pengembaraan ke berambai kan! Jadi semalam aku langsung beli peralatan rimba deh!" ucap Hilda sambil membawa tasnya ke gudep

Kak Riko menghampiri Bintang dengan memegang kepalanya pusing. "Bintang urusi anggotamu! Pusing kepala saya lihat mereka!" lalu dia kembali mengatur anggota putranya

"Kak Riko aja pusing! Apalagi saya kak!" lalu Bintang menghampiri ketiga teman kelasnya itu di dalam gudep

"Buka semua isi tas kalian!" titah Bintang, lalu mereka semua membuka tas mereka dan Bintang mulai memilih barang-barang yang harus diangkut dan yang di tinggalkan.

"Nah! Kalian pake tas ini saja! Untung gudep punya persediaan tas untuk pengembaraan!" Bintang memasukkan barang-barang ketiga gadis itu dalam plastik dan langsung memasukkan barang-barang mereka ke dalam tas masing-masing

"Ihhh.. aku mau bawa bantalku Bintang!" rengek Dinda karena bantalnya tidak masuk dalam tasnya

"Nggak!" elak Bintang

"Bintang.. panahku nggak di bawa nih! Kan kita bisa memburu kijang atau rusa!" ucap Hilda sambil memeluk panahnya

Bintang menepuk jidatnya. "Hilda, disana tidak ada rusa atau kijang! Jadi ini di tinggal aja!" Bintang mengambil panah Hilda dan menaruhnya ke dalam lemari gudep

"Bintang, aku mau bawa ban renang ini! Supaya bisa berenang di air terjun gitu!" Hilda menunjuk ban renang berwarna pink yang di bawanya dari rumah

"Astagfirullah! Sabar Bintang!"

"Dea yang cantik, yang imut, dan yang manis! Bannya gak usah di bawa ya! Nanti aku minta kak Felix ajarin kamu berenang disana!" ucap Bintang dengan penuh kesabaran

"Beneran?" tanya Dea dengan mata berbinar-binar

"Hooh!"

"Putrinya sudah siap semua kan!" muncul kak Riko dari pintu gudep

"Siap dong kak!" jawab mereka serentak

"Berambai i'm coming!"

***********************
Hai pecinta watpadd!

Publish lagi! Habis lomba terus ulangan lagi! Jadi ya gini deh telat lagi!

Salam pramuka!

Jangan lupa vote and coment

Pramuka In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang