Pertemuan pertama mereka membuat Drake selalu memikirkan Allegra sepanjang waktu. Sebaliknya Allegra juga memikirkan pria yang dibencinya itu. Lambat laun, Drake mulai tertarik dengannya, namun tak tau apa yang dimaksud oleh hatinya.
Akankah Allegr...
I always try to get closer to you. so you know how I care about you. ------------------------------------------------------
Semua orang sibuk untuk acara yang akan diadakan besok.
"Alle!!" teriak Zarra memenuhi ballroom yang akan dipakai dalam acara nanti.
"Apaan sih, Zarra? Please, don't screaming everytime. I'm so busy right now." kesal Allegra.
"Hehehe sorry. I'm over exciting right now. That's why I sreaming to you."
Allegra hanya menggelengkan kepala. Lalu ia melanjutkan pekerjaannya. Allegra begitu bersemangat sekaligus takut ketika busan rancangannya akan di pakai dalam acara Drake nanti.
"Eh, udah nih. Tinggal di packing terus nanti di antar ke tempat acara aja." ucap Allegra.
"Good. Nanti kamu, tolong ambilkan kotak biru berpita hitam di atas mejaku. Lalu bawa pulang, oke?" pintanya.
Allegra mengangguk paham dan Drake bergegas pergi.
********
05.30 p.m
"Quena, ini barang-barangnya tolong diantarkan ke tempat acara ya. Aku mau pulang duluan soalnya. Bisa gak?" Pinta Allegra.
"Bisa kok. Soalnya aku mau sekalian ngantar undangan ke koleganya pak Drake yang belum." Jawab Quena.
Allegra tersenyum dan melangkah pergi. Hampir saja dia lupa mengambil kotak yang disuruh Drake tadi. Ia pun berbalik dan masuk ke ruangan Drake. Ia melihat sebuah kotak kado berwarna biru diatas meja Drake. Allegra mengambilnya dan bergegas pulang.
Ia tidak memikirkan lagi apa isi kotak kado itu dan untuk siapa. Yang dipikirkannya hanyalah pulang.
"Aduh, pakai apa ya? Apa jahit malam ini aja? Semoga aja sempat." Ucap Allegra pada dirinya sendiri.
Ia baru teringat bahwa dirinya belum mempunyai gaun untul acara besok. Butik pasti sudah tutup di jam segini.
Kring...kringg.. Terdengar suara deringan ponsel Allegra. Ditinggalkannya gulungan kain yang hampir dipotongnya.
"Hallo?" ucap Allegra.
"Buka kotak yang tadi aku suruh bawa."
"Buat apa?"
"Buka saja dan jangan banyak protes."
Belum sempat dijawab oleh Allegra, sambungan telepon itu sudah terputus.
Ia melangkahkan kakinya ke arah kotak biru itu. Dibukanya pita yang mengikat rapi.
Allegra terkejut dengan yang dilihatnya. Didalam kotak itu ada sebuah gaun indah berwarna hitam panjang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
