Part 19 - Worry

2.1K 71 3
                                    

"When you are beside me, I like to overprotect you. When you are invisible in my eyes, I will go crazy to find you. I'm worried about every thing you do without me. Because I really love you."
------------------------------------------------------

"Val, datanglah ke bar, sekarang. " Ucap Drake lalu mengakhiri panggilannya dengan Val.

Kegelisahan ternyata berhasil menyelimuti pikiran dan hati Drake.

"Arghh." Erangnya. Memikirkan hal ini,  membuat emosinya memuncak. Ia tidak suka jika seseorang berusaha menyakiti wanitanya.

15 menit setelah menelpon, Val segera datang menghampiri Drake.

"Ada apa?" Tanya pria berambut keriting itu.

"Kau sudah baca pesanku, kan?" Ucap Drake frustasi, "Aku ingin kau membuat mereka menyesal telah melakukan itu pada Allegra."

Emosinya seakan kacau mengingat setiap tetesan air mata Allegra. Rahangnya yang mengeras dan genggaman tangannya pada gelas menggambarkan amarahnya yang besar.

Sudah lama Val tidak melihat Drake seperti ini. Amarah dan rasa cinta yang besar.

"Tenang saja Drake aku pasti akan membantu." Ucapnya sambil memegang bahu pria itu.

Drake mengangguk,  mengisyaratkan bahwa semua kepercayaannya diberikan penuh pada Val saat ini.

"Aku pergi dulu," Pria keriting itu berdiri dan siap untuk pergi.
"Itu cinta yang besar Drake. Keep her in your heart." bisik Val sebelum dirinya benar-benar pergi.

Mendengar itu, membuat Drake terdiam dan termenung. Sekarang ia semakin yakin bahwa perasaannya selama ini memanglah perasaan cintanya pada Allegra, bukan yang lainnya.

*******

"Kakak, aku butuh kakak disini." Ucap Allegra namun isaknya terdengar.

Ini duduk ditaman yang biasa duduki dulu. Taman tempat ini menangis dihari pertama ia bertemu Drake.

Ia lelah jika menanggung ini sendirian. Ia tidak mungkin melibatkan Drake didalam drama ini, sedangkan pria itu bukanlah siapa-siapanya.

Dirinya yakin, Charrel tahu tentang kejadian dirumah sakit tadi dan menunggu dirinya untuk menghubungi.

"Hei," Panggil Charrel sembari menepuk pundak adiknya itu. Ia mengambil posisi duduk disebelah Allegra.

Allegra tidak mampu lagi menahan air matanya yang ingin jatuh. "Hiks... Hiks... Aku nyerah, kak."

"Kamu nyerah? Nyerah kenapa?" tanya Charrel sambil mengusap pucuk kepala Allegra.

"Kakak tau, kan? Kalau papa..." Ucap Allegra.

"Kakak tau. Dan kamu kenapa gak bilang, kalau mama udah kembali?" Charrel mendorong bahu adiknya agar bisa melihat wajahnya.

Charrel menahan semua perasaannya yang sudah tercampur aduk. Ia harus tegar demi adik-adiknya yang sudah terlalu khawatir dengan papa mereka.

"Hei, Alle. Kenapa? Ada apa?" Tanya Charrel.

Allegra menyeka air matanya dan menarik napas dalam sebelum berbicara.

"Mama udah ketemu sama aku dua hari lalu. Dia kolega dari Drake. Dan aku terkejut pertama kali lihat mama dan pria itu lagi setelah sekian lamanya. " Jelasnya. Ia menatap manik mata kakaknya dengan sendu.

"Aku gak mau cerita ke kalian,  karena aku gak mau kalian menderita dan tersakiti lagi oleh mama."

"Tapi nyatanya kamu gak sanggup kan, Alle? Itulah gunanya keluarga. Kamu harus cerita ke keluarga kamu supaya kamu gak capek untuk menopangnya." Jelas Charrel.

My Italian BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang