Drake menelusuri setiap sudut rumahnya. Kenangan dari ibunya mengalir setiap kakinya melewati setiap tempat. Namun, ini adalah kesempatan mereka untuk menemukan Geraldy.
Ketika kakinya melewati sebuah ruangan, langkahnya pun terhenti. Di bukanya pintu itu dan masuk kedalam. Kamarnya ketika masih tinggal dimansion itu. Setiap benda masih berada ditempatnya. Begitupun foto ibunya yang masih tersenyum cantik di meja belajar dan disamping tempat tidurnya.
"Mama..." Gumamnya.
Tiba-tiba Allegra datang dan menghampiri Drake, "Apa kamu baik-baik saja?"
Drake menetralkan kerongkongannya yang terasa tercekat, "I'm fine."
"I'm sorry. Because of me you--" Ucap Allegra yang segera disanggah Drake.
"No. I do this, because I love you. No matter what, I will always with you." Ucap Drake sambil mengelus pipi Allegra.
Mereka pun keluar dari kamar itu dan kembali pada rencana mereka. Setiap ruangan yang ada di lantai satu dan dua bahkan loteng, sudah mereka siari namun sosok yang dicari tak pernah ditemukan.
"Papa dimana sih?" Ucap Allegra yang terdengar begitu lelah.
Drake segera mendekap wanitanya itu didalam pelukannya. "Kita pasti akan menemukannya. Jangan menyerah."
Ketika mereka sedang beradu dengan pikiran mereka, sosok yang tak terduga muncul dibelakang mereka, "Aku tau dimana tempatnya."
Drake, Allegra dan Daniella langsung menoleh ke sumber suara itu. Drake sudah mengertakkan giginya, geram melihat sosok yang berdiri dihadapannya.
"Berani sekali kau menampakkan wajahmu kemari?" Geramnya.
Allegra langsung menahan tubuh Drake agar tidak maju dan menghajar Alex."Tidak apa-apa. Jika aku berada di posisinya, aku akan melakukan hal yang sama sepertinya." Ucap Alex begitu tenang.
"Kenapa kau kemari?" Tanya Daniella ketus mengulangi pertanyaan Drake.
"Aku tau dimana pria itu di sekap. Kalian tidak akan menemukannya didalam rumah ini." Jelas Alex.
Drake sempat ingin menolak untuk mempercayai dan mengikuti perkataan Alex. Namun, Allegra yang begitu baik memintanya untuk bersabar dan mengikuti perkataan Alex.
Disaat itu, Alex membawa mereka ke ujung sebuah lorong. Drake kembali lagi menaruh curiga padanya. Tapi diurungkannya ketika melihat tembok diujung lorong itu ternyata menyimpan sebuah pintu rahasia.
Alex mengisyaratkan mereka untuk masuk. Sebuah pemandangan yang sama sekali tidak terduga oleh Allegra. Lututnya seketika menjadi lemas dan ia hampir kehilangan keseimbangannya. Untung Drake dengan sigap menahan wanita itu untuk tetap berdiri.
"Papa?" Panggil Allegra pada sosok pria yang terbaring mengenaskan di sebuah alas lusuh.
Allegra ingin sekali berteriak, namun entah kenapa suaranya tercekat ditenggorakannya.
"Val, bawa ambulans ke mansion papa sekarang." Ucap Drake menghubungi Val.
Drake langsung mendekap tubuh Allegra, berusaha menenangkannya.
******
Geraldy segera dibawa keluar dari ruangan itu. Linangan air mata mengiringinya.
Tepat ketika mereka sampai di ruang tengah, Fellipe, Suzanne dan juga Jaqcualine tiba dirumah. Wajah Fellipe terlihat bingung melihat keadaan dihadapannya. Sedangkan Suzanne menunjukkan ekspresi terkejut. Dan Drake menyadari hal itu.
Ingin rasanya Drake mengatakan pada ayahnya bahwa wanita yang di anggap sebagai istri itu adalah seorang penjahat gila. Namun, ia lebih memilih menemani Allegra yang begitu syok dengan kondisi ayahnya.
******
Allegra tampak terduduk dibangku besi dengan wajah sembab.
Pintu tempat ayahnya dirawat terbuka, dokter yang merawat ayahnya pun keluar.
Dengan sigap Allegra bangkit dan menghampiri dokter itu,"Bagaimana papa saya, dok? Papa baik-baik aja, kan?"
Matanya menampakkan harapan yang begitu besar didalam peluang yang begitu kecil dilihat dari kondisi Geraldy yang begitu memprihatinkan.
Belum sempat dokter menjawab, Charrel dan Joan tiba disana. Dan sosok yang begitu tak terduga oleh Allegra dan Drake. Fellipe,ayahnya juga datang kesana bersama Daniella dan Alex.
Joana langsung menghamburkan pelukannya kepada sang kakak. Charrel menatap Drake lalu ke dokter itu."Bagaimana dok, keadaan papa baik-baik aja, kan?" Tanya Charrel yang tampak berusaha menenangkan dirinya.
"Mohon maaf, Tuan Geraldy tidak bisa diselamatkan. Kondisinya begitu lemah dan memprihatinkan. Maafkan saya. Saya permisi." Ucap dokter tersebut kemudian beranjak pergi meninggalkan kesedihan yang begitu mendalam bagi mereka.
Allegra terdiam. Bahkan untuk mengeluarkan isakan atau air mata terasa sulit baginya. Drake langsung mendekap wanitanya dengan erat. Kehancuran seketika menghampirinya saat melihat keadaan Allegra seperti sekarang ini.
******
Haii!!!
Akhirnya setelah sekian lama aku bisa update lagi!
Susah banget ketika mau lanjutin ke part ini. Tapi aku usahain supaya bisa kelarinnya. Enjoyy it!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Italian Boy
RomansaPertemuan pertama mereka membuat Drake selalu memikirkan Allegra sepanjang waktu. Sebaliknya Allegra juga memikirkan pria yang dibencinya itu. Lambat laun, Drake mulai tertarik dengannya, namun tak tau apa yang dimaksud oleh hatinya. Akankah Allegr...