Sad. It's kill me. When you decide to leave me with this pain and sadness. I just die at that time.
-----------------------------------------------------Langit tampak gelap pagi itu. Seakan ia tau betapa sedihnya Allegra akan kepergian ayahnya.
Angin bertiup kencang mengoyahkan beberapa pepohonan. Hingga angin itu pun ikut bertiup kearah kamar Allegra.Allegra memejamkan matanya ketika deruan angin itu menyapu lembut wajah sembabnya. Wanita itu terduduk dijendela sambil meringkukkan tubuhnya bagai bayi yang rapuh. Air mata kembali membasahi pipinya sejak ia kembali dari rumah sakit.
Ia terbayang akan kenangan bersama ayahnya saat kecil di kamar ini. Tawa dan kehangatannya seakan masih enggan meninggalkan ruangan itu.
"Papa..." Gumannya.
Drake yang berniat untuk mengambil sesuatu di perpustakaan didekat kamar Allegra pun terhenti ketika menangkap suara parau wanitanya.
Ia mengintip keruangan itu, mendapati Allegra yang tampak begitu terpukul atas kepergian Geraldy. Pria itu begitu marah karena tidak bisa berbuat apapun. Drake berniat melangkahkan kakinya, mendekati kekasihnya itu. Namun, sebuah tangan menahannya. Charrel.
"Biarkan dia sendiri dulu." Ucap kakak Allegra itu.
Akhirnya pun Drake mengurungkan niatnya. Dan bergegas pergi ke perpustakaan.
******
"Kakak?" panggil seorang gadis muda.
Allegra menoleh kearah gadis itu.
Matanya seakan bertanya alasan gadis itu memanggilnya."Kita harus berangkat sekarang juga, kak." Ucap Joana.
Allegra terdiam.
Adiknya itu pun mendekatinya.
"Ayo, kak. Semua menunggu kita."Seketika Allegra menarik adiknya itu kedalam pelukannya. Pelukan yang begitu erat dan memilukan.
"Kakak gak bisa hidup tanpa papa. Papa gak boleh pergi. Gak boleh." Ucap Allegra dengan suara parau dan isakan yang akhirnya pecah.
Joana pun tak kuasa menahan lagi air matanya. Ia membalas pelukan Allegra dan terisak kencang.
Namun, tak lama kemudian gadis itu tersadar dan melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya. Ia harus berusaha tampak tegar dihadapan kakaknya itu. Ia harus menjadi penyemangat bagi Allegra.
"Ayo, kak. Kasihan papa. Kita harus kuat demi papa.demi aku dan kak Charrel." Ucapnya menyemangati Allegra.
Kemudian gadis itu menarik tangan Allegra keluar dari kamarnya dan menuju ke bawah bersiap untuk berangkat ke area pemakaman sang ayah.
Semua mata menuju kearah Allegra, ketika wanita itu turun dari kamarnya. Rasa duka begitu pekat terasa didalam rumahnya itu. Hingga sepasang mata terakhir yang sejak tadi menanti kedatangan wanita itu.
Drake langsung menarik wanitanya kedalam pelukannya. Ia ingin Allegra mendapatkan ketenangan darinya.
"Be strong for your dad, honey." bisik Drake tepat ditelinga Allegra. "I'll always with you no matter what."
Tangis gadis itu pecah untuk kesekian kalinya. Ia membalas pelukan Drake dengan sangat erat.
Semua orang yang menatap mereka pun ikut menitikkan airmata.
******
"
Papa adalah sosok yang luar biasa untukku, Charrel dan juga Joana." Ucap Allegra membuka pidato singkat didepan pusara sang ayah.
"Papa selalu ada untuk anak-anaknya. Hingga disaat papa harus terbaring hingga bertahun-tahun pun, papa tetap ada buat kita bertiga. Doanya, nasehatnya, pelukannya terus terasa walaupun papa gak bisa secara langsung ngelakuinnya." Ia menyeka bulir air yang turun menuju pipinya.
"Papa adalah orang yang luar biasa. Pahlawannya Allegra. Walaupun papa akan meninggalkan Allegra sendirian disini. Tapi kenangan papa akan selalu ada dihati Alle. Aku sayang banget sama papa. Love you, pa." Ucap Allegra mengakhiri pidatonya.
Ia melangkah menuju ke bangkunya disamping Drake dan Joana.
"Tuhan akan menyertai ayah, teman, saudara kita, Geraldy Stepleton. Semoga ia beristirahat dengan damai bersama Tuhan. Amin." Ucap seorang pendeta seiring ditutupnya makam Geraldy dengan tanah.
Satu persatu tamu mulai berpulangan. Mereka menghampiri Charrel, Allegra dan Joana untuk mengucapkan belasungkawa mereka atas kehilangan sang ayah.
"Hi." Sapa Zarra.
Mereka berusaha menunjukkan senyum dibalik wajah sedih mereka.
"Hi, Zarra." Balas Allegra.
Zarra melihat Allegra menahan airmatanya dihadapannya. Gadis itu pun langsung merengkuh sahabatnya kedalam pelukannya.
"Hey, don't cry, baby. I'm here for you. Take the tears away." Ucap Zarra sambil mengusap punggung Allegra.
"Aku masih gak nyangka papa akan ninggalin aku dengan cara seperti ini, Zar. Aku mau papa siuman dan meluk aku lagi, meluk aku kayak kamu meluk aku sekarang. Papa itu orang yang baik banget. Tapi kenapa papa harus pergi?" Ucap wanita itu tak kuasa menahan kesedihan.
"Your dad, hate when you cry. Jadi jangan nangis, ya? Papa kamu akan selalu ada di sini." Zarra menunjuk kearah jantung Allegra.
"Aku pulang dulu, ya? Nanti malam aku kerumah kamu lagi. Bye, honey. Take care." Salam Zarra pada Allegra sebelum melangkah keluar dari area pemakaman.
Allegra menoleh kearah gundukan tanah yang masih basah itu. Air matanya mengalir dalam keheningan sebelum ia ikut beranjak pergi dari tempat pemakaman.
"Love you, papa. Always in my heart so I'll never forget you." Gumam Allegra.
******
Geraldy's house
19.25 P.M"Kami turut berduka, Charrel, Allegra, Joana. Tidak seharusnya Geraldy pergi secepat ini. Tapi Tuhan selalu punya rencana lain yang lebih indah daripada hari ini." Ucap sahabat sang ayah yang baru tiba di London.
"Terima kasih, paman Jack. Kami akan baik-baik saja." Ucap Charrel.
"Tentu saja, sayang. Sudah semestinya. Geraldy paling benci melihat anak-anaknya bersedih. Kalian tau itu." Ucap istri Jack, Renna.
"Hi, babe." Ucap Drake sambil mendekap kekasihnya itu.
"Hi, Drake." sapa Allegra sambil menunjukkan senyum samarnya.
"I miss him, Drake. I miss him already." Ucap Allegra yang kembali sendu mengingat sang ayah.
"Hei, don't..." Ucapan Drake terpotong ketika seseorang datang dan menarik seluruh perhatian diruangan itu.
******
Hi, everybody. So long time, ya aku gak update. Udah stuck banget soalnya. Berusaha keluar dari jalan buntu ini. Dan hasilnya ya gini doang.sorry kalo ngecewain kalian.
Btw, siapa ya yang datang??
Bisa tebak gak ya kalianOkay, happy reading guyss...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Italian Boy
RomancePertemuan pertama mereka membuat Drake selalu memikirkan Allegra sepanjang waktu. Sebaliknya Allegra juga memikirkan pria yang dibencinya itu. Lambat laun, Drake mulai tertarik dengannya, namun tak tau apa yang dimaksud oleh hatinya. Akankah Allegr...