part 21 - Mine

2.7K 67 0
                                    

When you give me something precious in your life for me, that's like you want to show me, if you are already mine.
------------------------------------------------------

Allegra melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi. Dia melihat Drake sedang duduk di kursi, menatap keluar jendela.

Ia menoleh dan mendapati wanitanya sedang berdiri mengamatinya.

"Jadi melihatku terus, Alle." Ucapnya santai.

Wanitanya itu langsung mengeluarkan senyumnya. "Aku tidak melihatmu, Drake."

"Kenapa kamu tidak pergi ke kantor?" sambil berdiri didepan meja rias, memasang kalung dan antingnya.

"Tidak ada. Hanya ingin menghabiskan waktu dirumah. Melihatmu sepanjang hari itulah pekerjaanku hari ini." Jawabnya sambil menatap keluar jendela.

"Kamu ada-ada saja, Drake." Tawa meghiasi wajahnya.

Setelah itu, Allegra berjalan perlahan menuju keluar pintu kamar, namun tiba-tiba Drake memeluknya dari belakang mengingatkannya pada kejadian malam tadi. Membuat pipinya kembali merona.

"Terima kasih, belle." Ucap Drake ditelinga Allegra.

"Untuk apa?" herannya.

"Karena kamu telah memberikan hal yang paling berharga bagimu padaku, semalam." Jawab Drake, "karena menjadikan aku pria paling beruntung dan paling bahagia saat ini. Love you, Alle."

Allegra tersenyum mendengar kalimat itu. Bahagia yang akan selalu disimpannya didalam hati paling dalam.

Mereka masih betah bertahan di posisi itu, sampai Joana dan Daniella datang ke kamar itu.

"Kakak!" pekik Daniella.

Sontak Allegra tersadar dan berusaha melepaskan pelukan Drake dipinggangnya. Namun, pria itu masih saja bertahan diposisinya.

"Drake, ada adik kita disini. Lepaskan." bisik Allegra.

"biarkan saja mereka melihatnya." Balas pria itu santai.

Daniella kesal dengan dua manusia kasmaran itu. "Kak Drake, jangan manja-manjaan terus dong sama kak Alle. Gak lihat ada aku sama Joan, ya?" Ucapnya.

"Siapa suruh kalian datang kemari? Mengganggu saja." Jawabnya.

Daniella memasang wajah yang kesalnya bukan main. Ia mendengus lalu mengajak Joana untuk turun kebawah.

"Drake, lepaskan. Lihat, Ella dan Joan jadi kesal. Nanti mereka marah denganku." Ucap Allegra.

Karena pria itu masih juga keras kepala, Allegra langsung mencubit pinggangnya cukup keras hingga ia meringis kesakitan dan melepaskan pelukannnya.

"Aduh... Kok dicubit?" sambil mengelus perutnya yang perih.

"Siapa suruh keras kepala?" Jawab Allegra santai, lalu pergi menyusul Daniella dan Joana.

Sesampai dibawah, Allegra melihat keduanya sedang sibuk dengan ponsel mereka.

"Lagi lihatin apa?" Tanya Allegra.

Mereka hanya melirik Allegra sejenak lalu kembali berkutat dengan ponsel mereka.

Dia kesal melihat respon adiknya itu. Ia melangkah ke dapur, berniat untuk memasak makanan.

"Hai, Nn. Allegra. Anda ingin apa?" tanya seorang juru masak.

"Hmm tidak ada. Biarkan saya memasak hari ini. Anda istirahatlah." Pinta Allegra.

Ia memasak makanan dengan aroma yang menyeruak keluar dapur. Ia tahu sebentar lagi Joana dan Daniella akan datang kesini.

Benar saja, dua sosok yang dipikirkannya sudah bertengger di depan kompor sambil menghirup aroma ayam keju yang menggugah rasa lapar.

"Kak, aku mau dong." Ucap Joana.
Allegra masih berfokus dengan spatulanya. "Tapi tadi gak mau ngomong sama kakak?"

"Ihh bukan gitu kak. Tadi kita itu kesal sama kak Drake, bukan kakak." Jelas Daniella dengan wajah yang memelas dan disusul anggukan kepala dari Joana.

"Yaudah deh, kalian duduk aja dulu. Nanti kakak siapin."Sambil melemparkan senyumnya.

Makanan telah terhidang di meja makan. Mata mereka menatap makanan dengan berbinar. Baru saja berniat untuk mengambil ayam, Drake datang dan membuat Daniella mengurungkan niatannya.

"Ella, mau makan kok gak manggil kak Drake dulu?" Tanya Drake.

"Lah, kan kakak yang gak mau turun ke bawah." Ucapnya santai.

Mereka kembali melanjutkan niatan yang tertunda tadi. Makan ayam keju dengan lahap hingga tandas tak tersisa.

Sehabis makan, mereka beranjak ke ruang keluarga. Awalnya tidak ada yang berniat untuk membuka percakapan.

"Bagaimana kuliah kalian? Gak ada yang bermasalah, kan?" Tanya Drake sembari memperhatikan berkas-berkasnya.

"Semuanya baik kok." balas daniella seakan rasa kesalnya pada Drake menguap begitu saja.

Kemudian mereka melanjutkan percakapan mereka hingga mencapai topik mengenai Geraldy. Warna wajah Allegra seakan berubah mengetahui jika hidupnya belum benar-benar damai. Ayahnya masih belum ditemukan dan membuatnya kembali cemas.

Drake hanya bisa menatap teduh wanitanya sambil menggenggam tangannya yang sedikit gemetar itu.

******

Hari ini mansion Drake benar-benar sepi. Semua pelayan ataupun pekerja yang lainnya sedang dipaksa berlibur oleh Drake. Ia ingin keadaan rumah sepi sehingga ia bisa berdua dengan Allegra.

Dirinya yang sejak dua jam tadi berkutat dengan berkas dan laptop akhirnya jenuh juga. Ia menatap Allegra yang sedang menyiapkan bahan untuk masak makan malam mereka.

Drake memandang tubuh Allegra yang menurut sangat menggoda batinnya saat itu. Keringat membasahi wajah putihnya, hot pants-nya menampilkan kaki jenjang yang teramat indah baginya. Membangkitkan sesuatu dalam dirinya.

Drake tidak dapat menahan dirinya lagi. Bagaimanapun dia seorang pria dan jika disuguhkan hal seperti ini pria manapun tidak akan tahan lebih lama lagi.

Ia berjalan mendekati Allegra. Ketika gadis itu sedang berusaha mengambil piring ke kitchen set bagian atas, Drake segera mengambil alih semuanya. Allegra terkejut sehingga memutar tubuhnya berhadapan begitu dekat dengan pria itu.

Tanpa kata-kata, Drake mencium Allegra dengan penuh gairah. Allegra awalnya terkejut bukan main dengan perlakuan Drake yang spontan itu. Namun, lambat laun ia mulai mengimbangi kelincahan Drake. Napas terdengar menderu sesekali dari mulut mereka.

Drake mengangkat tubuh ramping itu ke atas meja. Semua bahan memasak tadi, di sapu bersih oleh Drake dengan santainya. Kedua insan itu seakan-akan tidak bisa lagi menyadarkan akal sehat mereka.

"Drake, sudah berhenti." Ucap Allegra dengan napas yang tersegal.

"Sudah terlanjur, honey." Ucapnya disela kegiatannya ditubuh Allegra.

Drake masih saja menciumnya, namun ciuman itu semakin merambat kearah bawah. Lehernya, bahunya, dan dadanya. Allegra pun akhirnya menyerah pada belaian lembut Drake yang diberikan padanya.

Drake segera mengangkat tubuh Allegra dengan cepat menuju kamar tamu. Sebelum mereka tanpa sadar melakukannya di dapur saat itu juga.
------------------------------------------------------
Yuhuu!!
New part is update now!
20+ guys!

Don't forget to vote and comment, please guys!

My Italian BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang