Drake menatap refleksinya dicermin. Jas biru tampak membungkus tubuh atletisnya.
Sejak sekian lama, ini pertama kalinya Drake mau memandangi dirinya sendiri dicermin."Drake kamu sudah siap?" Tanya Allegra sambil berjalan kearah Drake.
Tampak tatapan kegusaran dimata Drake dan Allegra dapat melihatnya. Wanita itu mengusap punggung Drake untuk menenangkannya.
"Kita harus ke kantor dulu. Setelah itu, baru kita akan pergi kerumahmu." Ucap Allegra lalu berjalan meninggalkan sosok itu dengan pikirannya sendiri.
Drake kemudian menyusul Allegra kedalam mobil.
"Are ready?" Tanya Allegra.
Drake mendekap wanitanya menuntut ketenangan.
"It's gonna be fine, honey." Ucap Allegra berusaha menenangkan prianya.******
Allegra dan Drake turun dari mobil dan berjalan beriringan menuju lift. Semua orang di kantor Drake sudah tau jika Allegra dan bos mereka memiliki hubungan spesial dan bukan hubungan semalam yang biasa dilakukan Drake.
"Hai Drake. Hai sweet bae." Sapa Val kepada dua orang itu.
"Don't call her like that, Val." Ucap Drake memperingatkan.
Walaupun ia banyak masalah, namun itu tidak bisa membuatnya mengabaikan orang yang berani menggoda wanitanya.
Allegra menatap Drake seakan bertanya dengan kecemburuan pria itu.
Allegra menoleh dan membalas sapaan pria keriting itu dengan senyuman yang tampak begitu manis.
"Why you give the sweetest smile for Val?" Kesal Drake mendapati wanitanya memberikan senyum pada pria lain walaupun itu sahabatnya.
"Drake, he's your best friend. But you still jealous?" Tanya Allegra tak percaya.
"Slow down Drake. She's still yours." Ucap Val berusaha menenangkan. "Why you so sensitive right now?"
"Udah deh, lupain aja." Ucap gadis itu menengahi. "Val, Drake ada rapat atau enggak hari ini?"
"Ada. Jam 10 ini di West Resto." Jawab Val.
"Okay, Val makasih. Drake ayo. Ini udah jam setengah 10." Ajak Allegra sambil menarik lengan pria itu keluar dari kantor.
Allegra merasa ada yang berbeda dengan Drake hari ini. Sikapnya yang menjadi sedikit tempramen dan sensitif membuat Allegra kebingungan menghadapinya.
"Why your face like that, Belle?" Tanya Drake sambil tetap fokus menyetir mobil.
"Tidak ada."
Percapakan mereka terhenti sampai disana. Karena mereka telah sampi ditempat restoran tempat mereka melangsungkan rapat.
Rapat berlangsung seperti rapat pada umumnya. Mereka saling memberikan argumen dan memberikan masukan untuk kerjasama yang akan mereka sepakati. Allegra selalu berusaha membantu pria itu untuk fokus kedalam rapat walaupun hal itu kurang berhasil.
******
"Allegra apa kamu yakin jika aku tidak akan memukul wajahnya nanti?" Tanya Drake gusar.
Allegra dan Drake sedang berdiri didepan gerbang sebuah mansion. Tempat tinggal Drake yang telah ditinggalkannya belasan tahun lalu.
"Aku yakin kamu bisa." Jawab Allegra dengan senyumnya yang menenangkan.
Tak lama, gerbang penghalang dihadapan mereka terbuka. Daniella berdiri dengan senyum yang mengembang berjalan mendekati mereka.
"Hi, kak Drake. Hi, kak Alle." Sapanya sambil memeluk tubuh kekar Drake. "Ayo, kita masuk."
Drake tampak ragu untuk melangkahkan kakinya melewati gerbang itu menuju mansion. Namun lagi dan lagi Allegra menggenggam tangannya dan mengangguk menyakinkan pria itu bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Drake menatap setiap sudut rumahnya. Tidak ada satu benda pun yang berubah disana. Adiknya benar-benar menjaga setiap kenangan dari ibu mereka.
"Apa mereka disini?" Tanya Drake sesampainya didepan pintu besar itu.
Daniella mengangguk ragu. Kemudian membuka pintu itu.
Wajah seorang pria yang tampak mirip dengan Drake berdiri tegap tepat dihadapannya. Rambut yang mulai memutih menjadi pembeda diantara mereka. Fellipe menatap putranya yang telah 11 tahun menjauh darinya. Begitupun Drake menatap ayahnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Good Afternoon, Mr. Fellipe." Sapa Drake datar.
Fellipe terkejut dengan panggilan yang dilontarkan Drake padanya. Ia tidak menyangka jika putra sangatnya membencinya.
"Good Afternoon, Drake." Ucap Fellipe lalu menoleh ke Allegra.
"Hai Mr. Fellipe. Saya Allegra." Ucap gadis itu ramah.
"Panggil saja aku paman." Balas Fellipe ramah.
Ketika mereka sudah duduk diruang tamu, Suzanne bersama putrinya, Jacqueline dan putranya Alex turun dari lantai dua mansion itu menghampiri mereka.
"Hai, Drake. Lama tidak berjumpa." Ucap Suzanne sok akrab.
Napas Drake langsung memburu. Ia begitu emosi ketika mendengar suara menjijikan ibu tirinya itu.
Daniella dan Allegra sama-sama menahan Drake yang berniat pergi dari sana."Papa, Ella akan menemani kak Drake dan kak Allegra untuk berkeliling sebentar. Pasti kakak kangen dengan rumah ini." Ucap Daniella.
Fellipe yang sebenarnya belum puas untuk menatap anaknya itu, terpaksa membiarkannya pergi. Pasrah dengan sikap putranya yang begitu keras dan dingin padanya. "Baiklah. Papa dan Suzanne akan pergi keluar."
"Jax, Alex, kalian ikut atau tinggal disini?" Tanya Fellipe.
Jacqueline dan Alex saling memandang. Mereka sebenarnya ingin menetap disana, namun tatapan ibu mereka membuat niatan itu terpaksa gagal.
![](https://img.wattpad.com/cover/97629302-288-k613037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Italian Boy
RomancePertemuan pertama mereka membuat Drake selalu memikirkan Allegra sepanjang waktu. Sebaliknya Allegra juga memikirkan pria yang dibencinya itu. Lambat laun, Drake mulai tertarik dengannya, namun tak tau apa yang dimaksud oleh hatinya. Akankah Allegr...