Part 13 - You

2.4K 92 7
                                    

Please don't go away from me. I gonna hugged you tightly. And I will not release you. I love you and always.
-

---------------------------------------------------
"DIAMM!!" bentaknya.

Air mataku mengalir semakin deras. Aku menundukkan kepalaku, membayangkan jika disini ada Zarra, Joan,Kak Charrel dan juga Drake.

'Drake, tolong aku! Tolong bawa aku dari sini.' batinku meringis.

"Allegra..." panggil Sam.

"Oh no, honey. Please don't cry." sambil menghapus airmataku.

"Kau mau apa?! Kau mau apa dariku, Sam?" isakku.

"Aku merindukanmu, honey. Aku merindukan rambut indahmu. Matamu dan bibirmu. Ahhh.... Mengganggu pikiranku." Ucapnya dengan suara yang menjijikkan.

Aku meronta berusaha menjauhkan sentuhannya dari wajahku.

"Eitss.... Jangan lakukan itu. Atau aku terpaksa menyakitimu."

"Kau mau menyakitiku?! Kau akan rasakan akibatnya, SAM!" Bentakku.

Prakk.....
Sebuah tamparan mendarat diwajahku. Ia kemudian menjambakku dengan sangat kuat.

"Kau mengancamku?! Kau berani mengancamku?! Iya?!" teriaknya tepat didepan wajahku.

"Aku akan mengingatkanmu pada rasa sakit lima tahun lalu. Aku akan membalaskan semua dendamku padamu. Kau berani memenjarakan aku. Kau membuat karier fashion ku hancur." bisiknya hingga membuatku merinding.

Kupenjamkan mataku erat.
Bisa kurasakan luka itu ditubuhku lagi.

Sringg.....
Dapat ku dengar sebuah benda yang diseret mendekatiku.
Ku buka perlahan mataku. Betapa terkejutnya aku melihat Sam memegang sebuah linggis.

"Aku tau kau sudah sukses sekarang. Kau punya butik. Joe's Boutiques. Dan kekasihmu, Drake si pria kaya dan terkenal."

Ia tertawa kecil,
"Kau memang dari dulu adalah jalang kecilku, Alle."

Sam mengangkat linggis itu dengan kedua tangannya.

"Sa..sa..samm. please, don't!" pintaku dengan suara gemetar.

Bukk...
Kakiku terasa patah karena pukulannya itu. Air mataku seperti kering seketika. Ia tak mampu lagi menggambarkan kesakitanku saat ini.

"Drake!!!" isakku.

Hampir 12 jam aku berada ditempat itu. Sudah lebih dari 5 kali ia menyiksaku. Ia menamparku, menjambakku, membakar tanganku dengan arang panas, dan mencambuk punggungku. Entah dimana lagi tempat yang mampu menampung luka ini.

Tenaga sudah tidak ada lagi. Tak ada asupan makanan yang masuk ketubuhku seharian ini.

"Hi, honey. Aku akan mencari makanan untuk kita. Tunggu aku disini dan jangan nakal, paham?"

Aku hanya diam dan menatapnya tajam. Aku sungguh membencinya melebihi apapun.
Sam berjalan dan menghilang dibalik pintu. Dapat ku dengar suara mobil menjauh.

Ku putar akalku dengan cepat. Kau harus segera keluar dari sini. Sebelum aku semakin menderita disiksa olehnya.

Aku melihat pecahan kaca di dekat tempatku diikat. Aku berusaha meraihnya menggunakan kakiku. Akhirnya aku berhasil memotong ikatan tanganku walaupun kakiku berdarah terkena pecahan kaca itu.

Aku mencari ponselku disekitarku tapi tak ku temukan.
Ku seka airmataku walaupun takkan berhenti juga.

Aku menarik napas dan berusaha tenang. Aku harus cepat sebelum dia datang lagi. Aku menemukan ponselku ditumpukkan kayu dideket pintu. Hanya satu orang dibenakku saat itu, Drake.

My Italian BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang