If you want to see me die. Yes, you've done. I have died since you left me alone with this pain and the darkest memory.
------------------------------------------------------"Kenapa kamu menangis?" Tanya Drake sesampainya mereka dirumah.
Diam.
Drake menarik bahu Allegra agar ia bisa menatap wajah wanita itu.
"Ceritakan padaku." Ucap Drake sembari menatap manik mata Allegra, seakan meyakinkannya untuk percaya.Lagi-lagi air matanya jatuh. Drake geram dengan keadaan ini. Ia tidak suka melihat Allegra menangis.
Wanita itu menarik napasnya, seakan tadi tidak ada udara di paru-parunya. Disekanya sisa air matanya.
"Dia mamaku."
Namun saat, mengingat hal itu, air matanya takkan bisa terbendung lagi.
Drake mengerti situasi seperti ini. Dia takkan memaksa wanita itu bercerita sekarang. Drake tahu Ini sangat berat baginya.
******
Langit tampak kosong malam ini. Tak satu pun bintang memunculkan senyuman kecil mereka. Drake berdiri di pinggiran balkon sambil memegang sebuah foto ditangannya.
Napasnya terdengar begitu berat. Seakan ia menahan beban berat di pundaknya. Sesekali ia mendongak menatap langit kosong itu.
Ia menutup matanya rapat dan seketika air matanya jatuh. Di tatapnya foto usang ditangannya. Foto anak laki-laki yang digandeng oleh seorang ibu. Mereka adalah Drake dan Julia, ibunya.
"I miss you mom. And it's hurt!" gumamnya.
Allegra yang awalnya sedang tertidur, akhirnya terbangun. Ia berusaha menyetarakan matanya dengan suasana kamar yang redup. Ia menoleh kanan kiri dan akhirnya menangkap sosok pria itu sedang berdiri didekat balkon. Penasaran. Itu yang ia rasakan.
Ia mulai mendekati tubuh tegap itu. Namun dapat ia lihat bahu Drake bergetar seperti menahan tangisnya.
"Drake?" panggilnya pelan.
Disentuhnya bahu pria itu. Dan pertama kalinya, ia melihat pria itu menangis. Allegra menuntun kepala Drake ke atas bahunya. Wanita itu mendapati foto itu ditangannya.
"do you miss her?" tanya Allegra spontan.
Hening.
"Yes." Jawab Drake pelan.Drake mengangkat kepalanya dan mencoba menetralkan suaranya yang sedikit parau.
"I miss her everyday." Ucap Drake.
"And you?""Hm?"
"Did you miss her?" tanya Drake lagi.
"Hm..." Tenggorakannya terasa tercekat. Pertanyaan itu berhasil membuatnya sulit berkata-kata.
"Yeah, sometimes." lanjutnya.
"My dad's condition right now, that is because of her. Hers new husband, shot him with gun and hurting me and Joana. Until now, I remember how it feels." Jelas Allegra.
Setitik air jatuh membasahi pipi itu. Drake merengkuhnya kedalam dekapannya.
"Jangan menangis untuk hal yang buruk." Ucap Drake.
Ia tidak menyangka, jika orang yang terlihat baik didepannya beberapa hari ini, adalah orang yang membuat wanitanya bermimpi buruk tiap malam.
"And I guess, you hate me, Italian guy, because of him?" Tebak Drake.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Italian Boy
RomancePertemuan pertama mereka membuat Drake selalu memikirkan Allegra sepanjang waktu. Sebaliknya Allegra juga memikirkan pria yang dibencinya itu. Lambat laun, Drake mulai tertarik dengannya, namun tak tau apa yang dimaksud oleh hatinya. Akankah Allegr...