Sebulan berlalu, hari-hari menyenangkan. Dia merubah segalanya, membagi setiap gelisah, resah dan apapun itu bentuk ketidak nyamanan, menjadi di tanggung oleh dua orang.
Bukan kah harusnya seperti itu?
Tidak hanya aku yang mencintaimu, ataupun kebalikan nya.
Trotoar sekitaran alun-alun masih menjadi tempat kesenangan kami. Berjalan bersama debu, menyentuh besi-besi tua jembatan. Melangkah menuju "jasby" ke lantai paling atas.
"yang paling cepat sampai atas berarti ga usah bayar" teriak Virda kencang.
"ahhh curaaaaaaaaang!"
Hal-hal sesederhana itu, justru menjadi ingatan paling mewah. Menggendong nya saat menyeberang, atau kejar kejaran di taman kota. Bermain di lapang villa, berboncengan naik sepeda.
Seperti anak kecil?
Siapa perduli, aku sedang jatuh cinta.
***
"baru juga sebulan sama-sama, emang harus banget ya" wajahnya cemberut, masam manja.
Di lantai paling atas itu, aku bilang kalau aku harus kerja ke Jakarta. Meski hubungan kami sederhana, bukan berarti tanpa usaha. Aku juga ingin membuat nya terlihat agak sedikit mewah.
Tidak adanya hasil interview di Garut, terpaksa beralih jalur ke luar kota. Ya, dengan resiko tentunya.
Long distance relationship!
Atau bahkan resiko lebih besar lainya. Semisal ada yang membuat nya lebih seperti anak kecil lagi, bahkan hal terburuk adalah tergantikan nya aku.
Jauh sebelum memutuskan, aku telah berfikir matang. Jika langkah ini ku ambil, apakah akan baik-baik saja?
"Kalo pulang nanti janji ya, aku orang pertama yang akan kamu temui. Jangan yang lain"
Kata Virda, sambil berpindah tempat duduk ke samping ku.Tiba-tiba saja hening.
Aku menatap kosong kedepan, Virda pasrah. Menyandandarkan kepala nya di bahuku.
Dalam sekejap dia mematahkan asumsi-asumsi buruk ku perihal LDR. Setidaknya membuat aku yakin, bahwa memang tidak semua LDR itu berakhir tanpa kabar.
Sesekali dia menguatkan genggaman nya, seperti belum mau malam ini berakhir. Jika bisa, siapapun tolong hentikan waktu. Biarkan dua anak muda ini, menikmati nya jauh lebih lama dari selamanya.
21.00 mengakhiri selasa malam kami. Waktunya pulang, lagi pula aku belum mempersiapkan apa-apa untuk keberangkatan ku besok.
Ila: Besok aku berangkat pagi-pagi.
Virda : Aku ga bisa nemenin, aku kerja :(
Ila: gapapa, kan tadi sore udah yang
Virda: macem-macem di sana awas ya :p
Ila: engga lah, kan kamu juga baik-baik di Garut.
Virda : jangan lama-lama ya, please!
Ila: (ketiduran)
25 menit kemudian.
Virda: Bang thoyib! Kebiasaan :')
***
KAMU SEDANG MEMBACA
17.280 Jam silam
Non-Fiction#1 non-fiksi (03-11-2017) Dua orang itu kini berusaha saling melupakan dengan jalannya masing-masing. Bagaimana rasanya? Kita yang dulu begitu benar-benar saling mengejar, kini silih berlari ke arah yang berlawanan. Tidak ada yang salah. Karena dari...