Kejutan Untukku! (1)

107 10 9
                                    

Setelah bertubi pelukan meluluh lantahkan rindu, waktu memang selalu jadi penyangga paling tidak terduga. Aku harus pergi, kembali ke Jakarta. Satu jam lagi, mobil avanza hitam itu akan menjemputku.

Di sebuah sofa, di rumahnya. Dia masih bermanja, meletakkan kepalanya di antara tangan dan bahuku. Benar, tidak ada yang ingin mengakhiri momen menyenangkan ini.

Hujan turun, membuat kesenangan ini semakin enggan untuk di akhiri. Dekapannya makin erat. Tangannya menahan.

Aku mengerti, dia tidak ingin aku pergi. Tapi dia juga paham, kita harus kembali mendekap rasa rindu baik-baik. Kembali merapihkan temu, membungkusnya dengan rasa saling percaya. Lalu menyimpannya di langit-langit paling tinggi.

***

Mobil itu tiba. Saatnya berpisah. Selamat datang kembali, rindu.

Hujan masih mendera. Membasahi setiap gang jalan rumahnya. Dia mengantar sampai depan toko kacamata. Tidak usah pakai payung, biarkan saja aku dan kamu basah kuyup. Kalaupun nanti kita berdua sakit, jangan salahkan hujan. Karena penyebab kita berdua sakit bukanlah hujan, melainkan jarak dan rindu.

Aku menatapnya. Matanya berkaca-kaca. Kepal tangannya melemah. Genggaman itu tidak sekuat saat peluk mengalahkan rindu.

Sekuat apapun kamu, segagah apapun imajinasimu. Waktu tetap bisa mengalahkannya.
Waktu bisa mengambil dan mengembalikannya, dengan cara apapun yang dia suka.

Bersabarlah. Karena peluk akan kembali mengalahkan rindu, dengan cara yang lebih menyenangkan.

***

17.280 Jam silamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang