Hari-hari pertama setelah Patah hati. Masa dimana perasaan dan pikiran selalu bertengkar hebat. Waktu sesingkat itu terlalu angkuh, untuk memberikan luka sedalam ini.
Tidak! Luka ini tidak lebih sakit saat aku kehilangan ibu dulu. Ini hanya sebagian luka kecil.
Selamat atas kemenanganmu. Lain kali, jangan terlalu memberi harap kepada orang yang mudah menyayangi seperti aku ini. Mengerti lah, tidak selamanya kamu bisa menyembuhkan luka secepat seperti saat ini.
Setidaknya aku akan berpikir dua kali untuk jatuh cinta selanjutnya. Bagaimana tidak, untuk menutupi luka ini saja, aku telah menjadi pembohong paling handal.
Mungkin aku akan mempersiapkan penyembuhan terlebih dahulu. Sebelum saat jatuh cinta nanti, berjuta luka telah menungguku di depan pintu.
Terlalu bahagia, adalah salasatunya. Hingga aku lupa bagaimana menghadapi luka. Sebelumnya, aku kira bahwa bersamamu, luka tidak akan pernah bisa singgah.
Salah! Luka dengan leluasa singgah. Dan yang membuka pintunya adalah kamu.
Terimakasih.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
17.280 Jam silam
No Ficción#1 non-fiksi (03-11-2017) Dua orang itu kini berusaha saling melupakan dengan jalannya masing-masing. Bagaimana rasanya? Kita yang dulu begitu benar-benar saling mengejar, kini silih berlari ke arah yang berlawanan. Tidak ada yang salah. Karena dari...