Virda: Masih sibuk?
Ila: —
Virda: Dari siang kamu ini!
Virda: Kemana sih?!
Virda: Bang Jono!!!!
"9 panggilan tak terjawab"
24.00-, Barang-Barang sudah selesai di pack. Mobil avanza berwarna hitam ini, siap menuju garut.
Di perjalanan, aku seperti anak kecil yang akan bertemu super hero. Beberapa kali aku mengubah posisi dudukku. Tak sabar rasa nya, padahal mobil ini baru saja melaju.
Jalanan jakarta pada jam malam hari seperti ini memang lenggang. Mungkin salasatu alasan nya adalah itu, menghindari kemacetan.
Hanya dalam waktu 4 setengah jam saja, aku dan supir sudah memasuki daerah Garut.
Di pertengahan jalan, aku melihat Trotoar itu. Trotoar yang selalu menjadi tempat kesengan kami.
"stop pak!" teriak ku tiba-tiba
"hah, kenapa? Kita nabrak orang?" jawab pak supir kikuk
"haha engga pak, aku mau turun di sini" lontar ku sambil tertawa kecil
"oh yasudah, nanti jam 8 malam harus stanby ya. Kita langsung berangkat lagi." ujar apak supir melaju.
***
Menghela nafas panjang.
Meloncat loncat di antara Trotoar dan aspal. Menyentuh besi-besi tua jembatan. Melakukan apa yang dulu kami lakukan secara persis.
Dia, seseorang yang paham, bahwa sempurna itu tidak ada. Dan aku, seseorang yang tau, dia akan bertahan dari siapapun yang melemahkan nya.
Kau pasti mengerti. Jika janji tak akan berarti, bila hanya salah satu yang menjaga. Maka dari itu, aku ingin berterima kasih.
Terimakasih, telah saling menguatkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
17.280 Jam silam
No Ficción#1 non-fiksi (03-11-2017) Dua orang itu kini berusaha saling melupakan dengan jalannya masing-masing. Bagaimana rasanya? Kita yang dulu begitu benar-benar saling mengejar, kini silih berlari ke arah yang berlawanan. Tidak ada yang salah. Karena dari...