DREAM OF SPRING
Karya : Intan Syerully
"Hapuskan semua asa, tak akan ada lagi tangis, tak ada gundah. Setangkai sakura membuat semuanya berevolusi. Ku tembus medan itu, tak ku lepas sebutir pasir. Disinilah aku berdiri, kan menggenggam dunia. Karena dirimu aku bermimpi, karena dirimu aku berharap. Dan Karena itu, ku percaya akan keajaiban ..."
Laras Hawaning Kinasih
Derai keringat membasahi sekujur tubuhnya yang mungil. Wajah dan kulit yang semula putih, kini memerah merona karena matahari. Celoteh tak kunjung reda, lengkap sudah penderitaan seorang siswa baru di masa MOS. Rica Rechahel, siswa kelas X baru yang sedang melakukan MOS bersama teman-teman sebayanya di SMA Indonesia International High School Bandung. Gadis dengan postur yang ideal, berambut panjang, hitam, dan lurus yang memiliki kulit putih dan bola mata yang sangat indah, menjadi pelengkap kecantikannya. Kini ia harus melalui masa-masa untuk menguji kesiapan mental memasuki masa SMA. Dia sikapi keadaan ini dengan tegas dan semangat.
"kak, saya.. .sa..ya Oc..Ocha ... sudah se..le..saai kak la.rih..nyah.. " ucapnya mendekati Silvi anggota osis siswa kelas IIXmodel1 dengan nada tersengal-sengal, serasa nafasnya berhenti sejenak, sehingga untuk mengeluarkan kata-kata pun menjadi sangat sulit. Tubuhnya serasa seperti sedang mandi air panas, keringatnya terasa panas di sekujur tubuhnya.
Dream Of Spring
Silvi memandang Ocha dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Siapa nama lo?!" ujarnya.
"Oc...Oc.. arrg, Oc..cha kak." Jawabnya tersenggal.
"LENGKAP!" bentaknya sembari berdiri. Sontak Ocha terkejut mendengar bentakannya, seketika itu dia menjawab dengan tegas dan jelas.
"Rica Rechahel kaaaak!" teriaknya sembari berdiri tegap.
"gitu dong, jangan sok lemes!" ujarnya sembari mendorong bahu Ocha.
"maaf kak." Ucap Ocha sembari menunduk.
"eh, jangan anggap lo bisa seenaknya setelah masuk sini. Barusan, lo udah buat kesalahan, mau hukuman tambahan lagi?" tanya Nora sahabat Silvi.
"eng, enggak kak."
"yang teges dong OCHA!" lanjutnya.
"ENGGAK KAK!"
"ok, sekarang lo beliin kita minuman deh, haus nih!"
"iya kak." Ujar Ocha. Beberapa detik kemudian..
"kok lo masih diem sih?!" sambar Silvi.
"uangnya kak?!"
"aduh, ya pakek uang lo lha. Gimana sih, kan gue mintanya lo yang ngebeliin!"
"tapi kak.."
"jangan ngebantah!" bentaknya. Ocha pun melangkahkan kakinya menuju kantin dengan setengah ikhlas. Cuaca yang panas, membuat ia semakin lelah hari ini. beberapa menit kemudian ia kembali dengan sekantung plastik air mineral.
"ini kak minumannya." Ujarnya pada Silvi dan teman-temannya.
"ih makasih banget, tapi sayangnya kita udah nggak kehausan tuh. Jadi sorry yah, lo minum sendiri aja deh." "hahahhahaha" ujar Silvi diikuti tawanya. Lalu mereka berlalu meninggalkan tempat Ocha berdiri, mereka berhasil membuat Ocha kepanasan, jengkel, dan marah. Tapi amarah itu selalu ia pendam. Ia tak ingin merusak suasana di sekolah ini.
"Ocha, lo nggak papa?" tanya Naya yang menghampirinya.
"nggak, aku nggak papa kok Nay, eh ya ni minuman, kita minum yuk." Sahut Ocha menghilangkan kejengkelannya. Bel istirahat berbunyi, mereka telusuri koridor demi koridor dengan canda tawa. Celotehan lucu muncul dari bibir Ocha, hingga ia tak sengaja menabrak seorang cowo bertubuh tinggi, dengan style-nya berambut ala Korea yang keren 'macho' dan cakep, yang bejalan bersama kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Teenegers
Short StoryAku termotivasi dari seorang penulis sekaligus artis yang menginspirasi seperti Boy Candra, Maudy Ayunda, Febby Ristanty, motivasi saya untuk membuat cerita untuk seeorang yang ingin ku ceritakan disini tapi aku samarkan identitas asli, yang ku ceri...