Dinda dan Raffa

16 0 0
                                    


Dinda dan Raffa

"Din.. Dinda!. Duduk dulu dong, Din!."
"Apa? Gue udah ngerasa cukup, Fa!." Kata cewek itu sebelum melangkah kan kakinya menjauhi tempat itu.
"Gue pulang." Lanjutnya tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Sedangkan seseorang di belakangnya menampakkkan wajah lesu, sedih, kumel, kudel dan dekil. Eeh.. berlebihan deng, cuma lesu dan sedih serta agak kudel aja karena abis latihan basket.

Ya cewek yang dipanggil "Dinda" tadi adalah pacar dari Raffa, cowok yang sekarang menatap kepergian Dinda dengan wajah penyesalan.

"Dasar kadal!!" Dinda meletakkan tas sekolahnya dengan keras di meja riasnya. Emosi sih..
"Janji janji mulu tapi nggak pernah berubah!."
"Raffa cungukkk!! Dasar cowok rese'!." Amuknya semakin menjadi. Tangannya mengepal tanda ia sedang geram sekali.
"AAAAAHH!!!". Teriaknya membuat kamarnya yang sepi seketika jadi ramai. Ramai oleh dia sendiri tentunya.

"DINDA! LO SAWAN APA HAH! DIKIRA INI HUTAN!." Oh noo.. itu pasti kak Rey. Kakak tunggal Dinda. Nah loh.. salah siapa teriak-teriak.
Dinda nyengir miris mendengar teriakan kak Rey yang ternyata lebih badai dari teriakan miliknya.
"Auk ahh. nggak tau orang lagi kesal apah?." ternyata Dinda masih berani menjawab. Tapi cuma bisik-bisik sih.

Setelah cukup puas melampiaskan rasa kesalnya lewat teriakan yang menggemparkan, Dinda akhirnya capek sendiri dan berakhir dengan tidur cantik di singgasananya.
Penasaran apa yang membuat Dinda teriak-teriak mirip orang sawan?. Baiklah, Dinda seperti itu karena memergoki Raffa sedang memberi setangkai mawar merah untuk seorang cewek manis yang merupakan adik kelas mereka setelah latihan basket tadi. Dan itu bukan pertama kalinya Raffa berusaha mendapatkan cewek cantik padahal hubungannya dengan Dinda belum berakhir. Cocok kan kalau Dinda menyebutnya kadal?

Dinda dan Raffa. Sepasang kekasih yang jarang sekali akur. Sekali akur juga beberapa jam kemudian pasti rusuh lagi. Jangan heran, itu karena Raffa yang memulai. Raffa memang terkenal player di sekolahnya. Sudah tak terhitung siapa saja cewek cantik yang pernah dirayunya. Padahal statusnya masih pacar Dinda!.
Wajahnya memang mendukung sihh. Dengan wajah yang mampu menghipnotis para wanita, Raffa dengan mudahnya merayu sana sini. nggak tau aja kalo Dinda udah panas karena tingkahnya yang tengil itu.

Raffa Panduwinata. Hidung mancung, kulit putih bersih, tubuh tegap dengan tinggi tak kurang dari 170 cm. Dilengkapi dengan alis tebal, bibir tipis yang berwarna pink tapi cowok banget. Duuhh.. siapa yang tidak terpesona? Apalagi kalau sudah beraksi di lapangan basket dengan peluh yang menetes di dahi dan anak-anak rambut di jidatnya. Beuhh..
Tapi seketika pesonanya luntur kalau berhadapan dengan Dinda. Dinda belum pernah menunjukkan kekagumannya pada cowok itu. Dinda selalu menatap Raffa dengan tatapan jengah, kadang malah sinis. Pasangan macam apa ini?
Lalu apa yang membuat mereka menjadi sepasang kekasih seperti sekarang?

Flasback on
"Ya sayang? plis dong tolongin tante."
"Tante kok mintanya aneh deh, yang lain dong tante. Pasti Dinda turutin deh." Mohon Dinda pada Tante Wita. Mama Raffa.
"Tante cuma minta itu aja sayang. Tolongin tante dong. Kamu tau kan, Raffa itu susah banget ngaturnya. Cuma kamu yang bisa taklukin dia sayang. Dia kalo sama kamu kayaknya nurut deh" Tante Wita mencoba membujuk Dinda. Dinda tampak bimbang, wajahnya menampilkan kebingungan harus menjawab apa.

"Duh.. Tante ada ada aja deh. Gimana ini coba" Batin Dinda. Setelah berpikir cukup lama dan dengan melihat wajah memelas tante Wita yang memprihatinkan akhirnya Dinda menyetujui untuk mengabulkan permohonan tante Wita.
Dinda menarik napas pasrah sebelum akhirnya berkata "Oke deh. Aku mau tante. Tapi emangnya si Raffa mau gitu pacaran sama aku?." Tanya Dinda menatap tante Wita dan Raffa bergantian.
Raffa menyunggingkan senyum gelinya membuat Dinda memutar bola matanya kesal.

Life TeenegersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang