Don't Say Love To Me
"Lola!" Panggil seseorang.
Gadis berjilbab orange bernama Lola itu menoleh.
"Ada apa,Ly ?" Tanyanya bingung.
"Tidak. Ikutlah denganku ke kelas. Kau akan tahu apa yang terjadi." Syerly menariknya menuju ke kelas.
Tak ada apa-apa. Hanya ada beberapa teman di kelas. Yang lain? Mungkin bolos di kantin. Yeah, kelasnya memang kosong hari ini. Tadi ia berniat pergi ke perpustakaan, tapi tak jadi setelah ditarik sahabatnya menuju ke kelas.
"Ada apa sih, Ly?" Tanyanya tak sabaran.
"Periksa laci mejamu! Cepat!" Perintah sahabatnya.
Ia menurut. Ia periksa laci mejanya. Ia tak pernah menengok laci itu, karena memang tak pernah menggunakannya untuk menyimpan apapun. Laci mejanya bersih. Namun, ada amplop di sana. Seingatnya, ia tak pernah menaruh apapun di sana. Lalu, amplop ini milik siapa?
"Lola, kau tahu ini?" Tanyanya pada Syerly yang menjadi teman sebangkunya sambil mengacungkan amplop di tangannya.
Sontak semua anak yang berada di kelas mengerubunginya -penasaran.
"Tadi pagi, aku sudah melihatnya di laci mejamu, saat membersihkan laci mejaku sendiri," jawab Lola.
"Tapi, milik siapa?" Ia tatap satu per satu teman-temannya.
"Buka saja, La. Siapa tahu ada suratnya," saran salah satu temannya.
"Dari fansmu mungkin, La!" Teman-temannya yang lain ikut menyahut.
"Serius tak ada yang tahu pelakunya?" Ia masih tak percaya.
"Tak ada siapapun yang memasuki kelas ini setelah dibuka, kecuali kita-kita," jawab Fani, salah satu pengurus kelasnya.
"Oke, guys! Aku percaya sama kalian!" Ujarnya lalu meminta teman-temannya untuk bubar.
—
"La...," panggil Syerly.
Lola hanya berdehem menyahut.
"Apa isinya surat kemarin?" Tanya sahabatnya penasaran.
Surat? Ah iya, surat misterius di laci mejanya kemarin. Ia sendiri belum membacanya.
"Belum kubaca," jawabnya santai.
"Astaga! Kok belum dibaca sih La? Aku kan juga penasaran!" Ujar Syerly kesal.
"Emang kenapa? Tak penting juga. Baca aja sendiri, noh!" Ia serahkan begitu saja amplop berisi surat itu pada sahabatnya.
Syerly menatapnya tak percaya. Ia hanya memuatar bola matanya -malas berurusan dengan hal-hal seperti ini.
"Baca aja. Aku tak melarang kok," ia mempersilahkan.
"Oke!" Syerly mengambil amplop itu dari tangannya.
Ia hanya memandang sahabatnya malas. Ia sudah menebak, isinya pasti tak jauh beda dari surat-surat yang datang sebelumnya. Pernyataan cinta.
"ADP?" Kening Syerly berkerut bingung usai membaca surat.
"Kenapa?" Tanyanya malas.
"Pengirimnya 'ADP'. Dia menyatakan cintanya padamu," jawab Syerly.
"Sudah kuduga. Lalu kenapa?" Tanyanya heran dengan tingkah Lola yang menatap aneh dirinya.
"Apa kau tak penasaran dengan si 'ADP' itu?" Tanya sahabatnya terheran-heran.
Ia terkekeh geli. "Buat apa aku penasaran? Toh, kalau emang dia butuh denganku, dia bakalan datang sendiri," jawabnya cuek -khas Lola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Teenegers
NouvellesAku termotivasi dari seorang penulis sekaligus artis yang menginspirasi seperti Boy Candra, Maudy Ayunda, Febby Ristanty, motivasi saya untuk membuat cerita untuk seeorang yang ingin ku ceritakan disini tapi aku samarkan identitas asli, yang ku ceri...