Sang Penari

40 2 0
                                    

SANG PENARI

Cerpen Karya : Intan Syerully

Senja yang telah ditunggu oleh warga sekitar, Pak Tono menyuruh istrinya membersihkan halaman. Empat helai tikar pandan yang telah terpapar. Setelah hari gelap, sebuah lampu minyak besar dinyalakan. Terang, sebab pada sumbu lampu minyak terpasang sebuah cincin penerang cahaya. Suasana demikian mengundang anak-anak dan warga sekitar. Mereka bergerombolan datang ke tempat warung Pak Tono itu.

Di dalam rumah, Nyai Dedet sedang merias Syahdu. Tubuhnya yang kecil dan lurus tertutup kain sampai ke dada. Syahdu didandani seperti laiknya seorang penari ronggeng. Tanggapan terdengar hanya berupa bisik-bisik lirih. Seorang penonton menggamit lengan temannya di sebelahnya sembari menyambangi Syahdu yang sedang dirias, dan memuji kecantikannya. Banyak laki-laki, perempuan dan anak-anak memenuhi warung Pak Tono, mereka ingin melihat Syahdu menari.

Penonton menunda kedipan mata ketika melihat seorang gadis yang berusia tujuh belas tahun bernama Syahdu yang sedang menari di atas panggung. Syahdu adalah seorang penari di sebuah warung Pak Tono. Tiga tamu duduk bersila menikmati hidangan kopi di warung tersebut, sembari menyaksikan bidadari cantik yang menari di atas panggung yang telah disediakan. Setiap malam Syahdu menghibur langganan Pak Tono di warungnya. Dia menari di warung semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena kedua orang tuanya tidak tahu entah kemana, semenjak rumahnya terjual untuk membayar hutang beberapa bulan lalu. Kata warga kampung. Semenjak itu dia menganggap kedua orang tuanya telah tiada lagi.

Ketika Syahdu menari wajah Syahdu dingin. Pesonanya mencekam setiap penonton. Banyak orang terharu dan kagum melihat bagaimana Syahdu bisa menari sebagus itu. Bahkan Syahdu bisa melentikkan jari-jarinya sama dengan penari dewasa. Suara "Cess" tak pernah luput pada saat Syahdu menggoyang pinggul.

Satu babak telah usai. Suara musik yang mengiringi pun berhenti, dan Syahdu kembali duduk. Gumam penonton terdengar. Seorang perempuan mengisak rasa harunya setelah melihat Syahdu menari menyebabkan air matanya menetes. Dia adalah Marya pengagum "Sang Penari" yang bernama Syahdu.

"Tak kusangka Syahdu bisa menari sebagus itu," katanya. "Kalau boleh, aku ingin menggedongnya sampai dia lelap di pangkuanku, aku takkan membiarkannya sebagai budak di warung ini ."

"Yah, aku pun juga begitu." Kata perempuan lain.

"Eh, kalian dengar. Syahdu bukan milik orang per orang. Bukan hanya Pak Tono yang bisa memanjakan Syahdu. Sehabis Syahdu menari nanti, aku ingin minta izin kepada istri Pak Tono." Kata perempuan ini lagi.

"Engkau mau apa?"

"Memijat Syahdu. Bocah ayu itu pasti lelah nanti. Dia akan kubelai sebelum tidur."

"Yah, andaikata Syahdu lahir dari perutku, pasti kusayangi dengan sepenuh hatiku!", kata dua perempuan lain lagi. Berkata demikian perempuan itu mengusap matanya sendiri. Dan menghapus air matanya yang tak henti keluar.

Seandainya ada orang warga desa yang pernah bersekolah dulu, dia dapat mengira-ngira saat itu hampir setengah dua belas malam masih ada seorang perempuan yang menari jam segitu, alangkah kejam manusianya.

"Sekarang aja, jam sudah menunjukkan jam sebelas malam, hampir tengah malam, tarian ini belum juga disudahi. Apakah setiap malam seperti ini terus "Kata Lela, temannya Marya.

"Eh, kamu nggak lihat penontonnya masih begitu ramai menyaksikan tarian ini." Kata seorang laki-laki yang berdiri sebelah kanan Marya.

"Iya, tapi kamu nggak kasihan melihat bocah kecil yang ayu itu kelihatan lelah sekali. Dia menari mulai jam delapan tadi tak henti-henti sampai sekarang, dia juga manusia bukan mesin." Balas Marya.

Tak lama percakapan Marya itu selesai, terdengar suara gong bertanda tarian sudah selesai. Semua warga yang menyaksikan tarian ini, pulang kerumah masing-masing. Mereka baik laki-laki maupun perempuan membawa kenangan yang dalam malam ini. Melihat semua warga bubar dan pulang kerumahnya, Marya pun menghampiri sang penari ini yang baru saja turun dari panggung.

Life TeenegersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang