KETIKA TAKDIR MEMISAHKAN KITA
Hujan turun lagi, seakan mengingatkanku pada satu kenangan yang memilukan, kenangan yang lebih dua tahun ini ku coba untuk melupakannya namun entah mengapa setiap hujan turun kenangan itu kembali terekam jelas dalam memori otakku. DUA TAHUN YANG LALU Hari ini aku kesal dengannya sudah dua hari dia menghilang, membuatku khawatir. Yah, khawatir siapa coba yang nggak bakalan khawatir kalau telfon gue nggak diangkat sms nggak diblas bahkan bbm gue cuma di read doang. "Kamu kemana si sayang"bisik batinku Sayang, yah dia memang kekasihku, orang yang paling kucintai sealam semesta. Namanya vino, dia cowok terkeren, terganteng, termanis, terpintar, bahkan yang paling paling gue suka dari dia kehebatannya dalam bermain basket, soalnya setiap dia lempar bola ke keranjang pasti masuk ke keranjang bahkan saat dia mengambil alih bola basket nggak ada yang bisa merebutnya kecuali kalau dia mengopernya heheh. Namun yang disayangkan darinya yah, apalagi sifat permanent cowo "Nggak peka", . . Gue pacaran ama viko baru 2 bulan sih, 2 bulan gue jalan in hubungan gue dengan normal ama dia, yah seperti kesekolah bareng, pulang sekolah juga bareng, ke bioskop, dinner pokoknya normal normal aja tapi entah mengapa sekarang viko udah cuek udah 2 hari. Bintang telah menghiasi angkasa pantulan cahayanya menuju ke bulan hingga memancarkan cahaya indah. Setelah berfikir beberapa kali aku harus pergi ke rumah viko untuk memastikan keadaannya, meskipun hati agak sregkk takut kalau orangtuanya menanyakan aku siapa nya viko, nggak enak juga kalau gue bilang pacarnya viko, dianggap apa aku nanti pr yang nggak pernah diundang untuk datang kerumah pacarnya malam malam. Namun, . . "Ah, masa bodoh"kataku dengan lantang Aku kemudian bergegas kerumah viko, kuketuk pintu rumah viko namun tak ada respon, bahkan salamku saja tak ada menjawab sampai sampai kutendang pintu rumahnya barulah ada respon.
Ketika Takdir Memisahkan Kita Karya Nur Afnhy aripin
"Maaf yah, mba cari siapa?"tanya pembantu viko "Viko"jawabku "Maaf yah, mba den vikonya nggak ada"kata pembantu viko dengan mata yg berkaca kaca. "Emang viko, dimn sekarang, ?K"kataku dengan khawatir "Den viko sekarang ada dirumah sakit, dia mengidap penyakit leukimia stadium 4"katanya sembari mengusap airmatanya yang bercucur dipipinya. Aku jangan tanya bgmn reaksiku mendengar itu air mataku tak kalah detadnya dengan air mata pembantunya viko, sembari berlari meninggalkan dia yang masih berdiri kebingungan menatap kepergianku. Aku berlari dengan kencang tujuanku hanya Satu yaitu ke Rs. Harapan jaya, meski belum sempat bertanya kepada pembantu viko perihal dimana Viko dirawat, tapi aku yakin viko pasti di rawat di Rs. Harapan jaya. Aku sudah kelelahan berlari namun perjalananku masih Jauh, aku berhenti sejenak mengatur nafas kemudian melanjutkan perjalananku namun sial hujan turun begitu deras, namun aku tak mungkin berhenti untuk berteduh atau kembali kerumah viko aku harus meneruskan langkahku menembus hujan seorang diri ditengah gelapnya malam dan BRUGKKK Aku tertabrak badanku terpental jauh beberapa meter dan mendarat tepat di tengah jalan dan tak sadrkan diri dengan darah yang mengalir. 1 Hari berlalu Aku terbangun dari komaku, dengan perasaan yang terkejut ibuku sudah ada disampingku dengan mata sembab karena air mata yang terlalu banyak ia keluarkan krnku. "IBU, Kita ada dimana"tanya ku lemah "Kita sekarang ada dirumah sakit"jawab ibuku sembari mengusap air matanya Mendengar perkataan ibuku, aku segera bangkit kulepaskan infusku yang masih melengket di tanganku, sembari berlari keluar sembari bertanya kepada para suster yang kutemui di Rs, namun tak ada yang mengenal ada pasien yang namanya viko prasetya. Aku hampir putus asa, akhirnya aku memberanikan diri bertanya pada orang tua viko melalui telfon namun, . , SREGKKK Hatiku hancur, hatiku perih, hatiku terluka, dan hilang separuh mendengar jawaban yang dituturkan oleh ibu viko. "Viko telah pergi, bahkan dia mencarimu vina, namun sayang kami mencarimu kerumahmu namun kau tak ada, kau kemana??" Belum sempat kujawab pertanyaan ibu viko, kututup telfonnya kemudian menangis sekeras kerasnya, aku kecewa mengapa takdirku seburuk ini. Oh tuhan jaga dia untukku disurgamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Teenegers
ContoAku termotivasi dari seorang penulis sekaligus artis yang menginspirasi seperti Boy Candra, Maudy Ayunda, Febby Ristanty, motivasi saya untuk membuat cerita untuk seeorang yang ingin ku ceritakan disini tapi aku samarkan identitas asli, yang ku ceri...