PERTEMUAN YANG MENGUBAH HIDUPKU
Karya Intan Syerully
Hari ini aku akan menceritakan tentang seorang anak yang membuatku sadar akan hidup dan pentingnya bersyukur juga mengubah hidupku menjadi lebih baik.
Nama ku Marsya Chandra Kusuma, pertemuan yang tidak disengaja itu membuat hidupku berubah 180°, aku terlahir dari keluarga kaya dan bisa dibilang waktu ku hanya dihabiskan untuk membeli barang-barang mewah dan aku kuliah di salah 1 Universitas di Jakarta. Aku tidak begitu peduli dengan kehidupan orang-orang disekitarku dan Marsya juga akan berbuat apa saja jika apa yang aku inginkan tidak terpenuhi.
***
Pertemuan Yang Mengubah Hidupku
Marsya : Pak Suryooooooooo, cepetan dong. Saya udah telat nich ke kampus (pak Suryo adalah supir yang sudah 10 tahun ikut keluarga kami, bukan hanya pak Suryo tapi bi Ijah bahkan sudah 15 tahun ikut dengan keluarga kami jadi tidak heran kalau setiap kali Marsya minta ke papa atau mama untuk menggantikan mereka pasti papa dan mama selalu menolak).
Pak Suryo : Iya non, maaf tadi bapak lagi bersihin mobil dulu.
Marsya : Yaudah jangan kebanyakan omong dech pak, cepetan anterin saya ke kampus, udah telat nich. Kenapa sich papa gak ganti supir baru aja sich! (sambil jalan ke arah mobil).
Pak Suryo : Baik non.
Setibanya di gerbang kampus, aku melihat seorang anak yang setiap pagi ditempat yang sama sedang berjualan entah dagangan apa yang anak itu jual sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan keberadaan anak itu tetapi karena aku penasaran akhirnya aku membuka jendela mobilku dan aku tidak percaya bahwa anak itu hanya menjual boneka kayu yang jumlahnya ada 5 buah dan anehnya boneka kayu itu boneka kayu keluarga tetapi karena aku sudah terlambat maka aku segera menuju ke kelas.
***
Setelah kelas selesai, aku masih penasaran dengan anak yang berjualan di depan kampus dan aku memutuskan untuk melihat lebih dekat dagangan anak itu akan tetapi salah 1 temanku bernama Ditya mengajakku jalan.
Ditya : Woy Sya, jalan yuk. Kita ke mall soalnya lagi ada sepatu keluaran terbaru gitu dari Paris yang gue incer. Yayaya
Marsya : Tumben lo, emang bokap lo kasih lo duit buat beli barang mahal kayak gitu ?
Ditya : Yah enggak lah, tapi kan ada lo Sya teman terbaik gue. (sambil tersenyum pada Marsya)
Marsya : Yaudah ayo. (Akhirnya aku pun pergi dengan Ditya)
***
Keesokan hari nya saat aku di depan kampus, aku tidak melihat anak kecil yang berjualan boneka kayu tersebut, tiba-tiba suara satpam membuatku kaget.
Satpam : Cari siapa non ?
Marsya : Oh gak cari siapa-siapa pak, bapak lihat anak kecil yang suka berjualan di sini ?
Satpam : Kalau hari selasa begini biasa nya dia ke gereja non.
Marsya : Gereja ? kok bapak tahu anak itu ke gereja? Gereja mana pak ?
Satpam : Soalnya dia pernah bilang ke saya, itu gereja Katedral non.
Marsya : Oke, makasih ya pak.
Satpam : Sama-sama non, emang kenapa kok non tanya anak itu ?
Marsya : Cuma tanya aja kok pak.
Aku pun segera menuju gereja Katedral, saat sampai di depan pintu gereja entah apa yang aku rasakan sepertinya sudah lama sekali tidak pernah ke gereja dan aku melihat anak kecil yang berjualan boneka kayu itu sedang berdoa sepertinya banyak sekali yang sedang dia bicarakan dengan Tuhan. Setelah anak kecil itu selesai berdoa ternyata dia menyadari keberadaanku dan menghampiriku.
Bintang : kakak bukannya yang sekolah di gedung besar itu ?
Marsya : Iya, koq kamu tahu ? nama kamu siapa ? nama aku Marsya ( sambil tersenyum pada anak itu )
Bintang : Waktu itu kakak kan pernah buka jendela mobil kakak buat lihat dagangan aku, nama aku Bintang ka.
Marsya : Oh Bintang, nama nya bagus. Tadi kamu berdoa apa sama Tuhan ? pasti minta mainan ya ?
Bintang : Namaku bagus ya ka ? itu Ibu Yati yang berikan nama buat aku, aku cuma tanya-tanya aja kak sama Tuhan.
Marsya : Ibu Yati itu siapa ? tanya-tanya ke Tuhan ? emang kamu tanya apa ?
Bintang : Bu Yati itu ibu yang bertugas di panti tempat aku tinggal ka, yah aku tanya sama Tuhan dimana keluarga aku soalnya dari bayi aku sudah tinggal di Panti tapi Tuhan gak pernah kasih tahu dimana keluarga aku , aku pernah loh ka marah sama Tuhan gara-gara hal ini tapi setelah aku pikir-pikir sepertinya aku gak boleh marah karena kan Tuhan baik banget sama aku dan kata bu Yati aku bisa memahat kayu dan menjadikan nya boneka itu karena talenta yang Tuhan kasih maka nya aku gak jadi marah sama Tuhan dan setiap hari selasa aku selalu ke gereja untuk cerita banyak hal sama Tuhan tapi Tuhan gak pernah marah loh ka setiap kali aku tanya banyak hal dan cerita ini itu malahan Tuhan jadi pendengar yang baik buat aku. Waktu itu aku pernah dengar khotbah pastor saat misa katanya "Bersyukur bukan hanya untuk hal-hal yang menyenangkan tetapi bersyukur juga untuk hal yang tidak menyenangkan" karena aku gak ngerti sama isi khotbahnya maka nya aku tanya bu Yati dan kata bu Yati kalau setiap manusia itu harus bersyukur
Saat lagi senang maupun sedih maka dari itu setiap hari aku harus bersyukur, bersyukur karena Tuhan telah menciptakan aku, bersyukur karena aku pernah ada didalam kandungan ibuku walaupun sekarang aku gak tahu muka ibu sama ayahku kayak gimana, bersyukur walaupun aku tidak punya keluarga tetapi Tuhan mengirimkan bu Yati dan teman-teman panti yang lain, bersyukur karena Tuhan memberikan aku talenta bisa memahat kayu, dan bersyukur karena aku bisa bertemu orang-orang baru seperti ka Marsya.
Marsya : Oh gitu ya, jadi kita harus bersyukur terus dan terus. Makasih ya Bintang, kakak senang bisa kenal sama kamu.
Bintang : Sama-sama ka, Bintang juga senang kenal sama kakak. Oh iya aku pulang dulu ya ka soalnya takut dicariin sama ibu Yati. Daaaaaah ka Marsya.
Marsya : Daaah Bintang, hati-hati ya. ( obrolan singkat itu membuatku sadar kalau Bintang saja yang tinggal dipanti asuhan dan hidupnya tidak pernah merasakan hangatnya kasih sayang orang tua bisa selalu bersyukur tetapi aku yang hidup nya berlimpah selalu mengeluh).
***
Setelah pertemuan itu banyak perubahan yang terjadi denganku, sungguh pertemuan yang menyenangkan. Satu minggu setelah pertemuan itu aku tidak pernah melihat Bintang lagi dan aku mendengar kabar dari satpam kampus kalau Bintang sudah di adopsi dan tinggal di luar kota. Terimakasih Bintang untuk pertemuan yang singkat namun membuatku sadar akan pentingnya Bersyukur.
Saat dirimu tidak mampu belajar mensyukuri apa yang telah dimiliki dalam hidup maka kita harus belajar bersyukur dari orang lain akan kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Teenegers
Historia CortaAku termotivasi dari seorang penulis sekaligus artis yang menginspirasi seperti Boy Candra, Maudy Ayunda, Febby Ristanty, motivasi saya untuk membuat cerita untuk seeorang yang ingin ku ceritakan disini tapi aku samarkan identitas asli, yang ku ceri...