Jatuh Cinta Mendekatkan Pada Allah

6 1 0
                                    

JATUH CINTA MENDEKATKANKU PADA ALLAH

Karya Intan Syerully

"Gubrak"Aku menabrak sesuatu dihadapanku membuat semua buku-buku di gengamanku terjatuh. Siapakah sosok yang ku tabrak ini, mencoba menoleh kearahnya. Nampaknya seorang pria tinggi, berkulit putih dan berkaca mata.

"hati-hati" ucapnya melepas senyum dari dua belah bibirnya.

Aku menatap wajahnya dalam-dalam. Bibirku berat untuk berucap seperti ada sebuah sengatan listrik yang menyambarku, nafasku begitu berat, jantungku seakan sejenak terhenti.

"kamu gag kenapa-kenapa kan ?" tanyanya meyadarkan lamunanku.

"gag kok"balasku seraya membungkuk memunguti buku-bukuku yang terjatuh.

Ku lanjutkan langkahku. Teringat sosok pria yang ku tabrak tadi, siapakah gerangan dirinya, terbayang selalu ingatan senyum manisnya yang begitu menawan. hemmm.. Mungkinkah aku jatuh cinta ???.

***

Jatuh Cinta Mendekatkanku Pada Allah

Pagi jakarta,

Aku membuka jendela kamarku. Malam telah berganti pagi, menyisakan embun pagi yang akan segera hilang tertelan hangatnya mentari. Kicauan burung terdengar mengalun, memberikan keindahan pagi ini. Sebentar menghampiri laptop, membuka account facebook kemudian bergegas mandi untuk segera pergi sekolah.

Tiga jarum Jam tanganku sudah menunjuk pukul 06.30 pagi. Setelah menyantap beberapa potong roti, segera aku melangkah menuju sekolah.

Aku menyusuri lorong sekolah menuju kelas namun sebelumya aku harus melewati perpustakaan, laboratorium dan ruang guru. Ketika aku melewati ruang guru, aku melihat sosok pria yang kutabrak kemarin. Nampaknya ia baru saja keluar dari ruang guru.

"Hey.." Panggilku menghampirinya.

"Assalamualaikum" ucapnya berbalik menyapaku.

"Walaikumsalam" balaskku.

"ada apa yah ?"

"ga kok, kenalkan aku Kheisya Azahra" ucapku mengulurkan tangan.

"saya, Mohammad Ikhwan" jawabnya. Merapatan kedua telapak tangannya di dada.

"salam kenal" menarik lagi uluran tanganku. Aku mengerti mengapa ia tidak membalas uluran tanganku karena mungkin aku bukan muhrim baginya.

"sudah dulu yah sya, bel masuk sebentar lagi berbunyi" putusnya berlalu meninggalkanku.

Hatiku berbunga-bunga, rasanya bahagia bukan kepalang. Aku seperti mendapat sebuah hadiah terindah karena aku bisa berkenalan dengannya. Hemm.. ini membuatku semakin ingin tahu siapakah sebenarnya sosok Ikhwan itu.

Duduk bersandar di bangku taman sembari menimati snack yang baru saja kubeli dikantin bersama sahabatku Mirna. Kebiasaan inilah yang kulakukan menghabiskan jam istirahat. Sejurus kemudian aku melihat Ikhwan keluar dari kelasnya. Untuk kedua kalinya aku mencoba menghampirinya.

"Mirna, gue kesana dulu sebentar" ucapku meninggalkan Mirna.

"oke" balasnya.

Aku mengikuti langkah Ikhwan . Nampaknya ia menuju mushola yang berada di ujung sekolah tepat di sebelah ruang osis.

"Kheisya, " sapa Ratna menghampiriku. "mau shalat Dzuhur?"

"gag, aku gag bawa mukena"jawabku. "Ratna kenal sama Ikhwan ?"

"oh ka Ikhwan, dia ketua rohis disini. Memangnya ada apa kamu tanya ka Ikhwan ?"

"gag kenapa-kenapa kok. Aku boleh masuk rohis gag ?"

Life TeenegersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang