☕ ~ 1

2.7K 316 541
                                    

7.00

Gerbang sekolah hampir ditutup, Risha berlari kencang tak menghiraukan orang-orang yang berlalu lalang. Fokusnya cuman satu, gerbang sekolah.

"Pak jangan ditutup dulu!" Cewek itu berteriak saat melihat gerbang sekolah sudah ditutup, nafasnya terengah-engah saat sampai di depan gerbang sekolah.

"Kamu terlambat dan sebaiknya ke ruang BK!"

Risha melebarkan matanya, kakinya gemetaran, ia tak pernah sekalipun masuk ruang BK. Menurutnya masuk ruang BK seperti masuk ruang sidang, ia tak mau wajahnya dicap sebagai siswi yang bermasalah.

"Saya hanya telat beberapa detik pak."

"Tidak boleh, itu sudah aturanya!"

"Ayolah pak, boleh ya. Lagipula hanya telat 55 detik."

"Tetap tidak bisa!" Jawab satpam itu dengan raut marah.

"Bapak ini gimana, kalau guru telat dibukain kalau murid nggak!" Mata Risha menatap satpam itu. Ia kesal, kenapa satpam itu pilih kasih.

"Yaudah deh kalau bapak bukain gerbang saya akan buatkan kopi susu, bagaimana?" Satpam itu tetap diam dengan wajah cemberut. "Tenang saja pak saya yang akan belikan, bapak gak usah ngeluarin uang sepeserpun."

"Baiklah, nanti istirahat jangan lupa inget kopinya yang ada susunya ya. Jangan yang hitam, soalnya pait." Jawabnya sambil membuka gerbang. Risha menghela nafas, akhirnya dia tidak jadi masuk ruang BK. Ini pertama kalinya ia terlambat, untung saja satpam itu mau diajak negoisasi.

Risha tersentak, ketika ia menabrak tas seseorang. Ia heran kenapa orang didepanya tidak masuk ke kelas, padahal ini sudah jam tujuh lewat sepuluh.

"Woy!"

"Lo tuli apa!"

Risha langsung berbalik badan, ia tidak tahu jika cowok itu memanggilnya. Pikiranya melayang-layang memikirkan hukuman apa kalau ia sampai masuk ruang BK. "Ada apa?" Tanya Risha dengan wajah kesal.

Risha tersentak saat cowok itu melemparkan tasnya, reflek ia menangkapnya. "Gue kelas sebelas IPS 1, lo taruh tas gua di meja pojokan paling belakang. Gue mau ke kantin dulu!"

Risha langsung menjatuhkan tasnya, ia tidak mau disuruh-suruh kaya babu apalagi dia gak kenal cowok itu siapa.

"Gua mau ke kelas, bawa aja tasnya sendiri!" Ujar Risha langsung meninggalkan cowok itu.

Ia benar-benar kesal harus berurusan dengan satpam ditambah cowok yang berandalan kaya gitu.

Baju dikeluarin, kancing atas dibuka, tidak memakai dasi dan tidak dipasang tag namanya.

Dari tampangnya saja sudah keliatan berandalan walaupun tampan.

Ceklek

Pintu kelas dibuka, menampilkan sosok Risha.

Semua murid bernapas lega, mereka belum selesai mengerjakan PR biologi. "Untung aja bukan guru," Pikir mereka dan langsung melanjutkan mengisi PR.

Risha berjalan menuju mejanya, ia pun lega karena gurunya belum datang. Sekarang pelajaran biologi, Pak Hermawan. Guru terkiller yang pernah ada.

"Ris tumben lo telat, biasanya paling pagi?" Tanya Lintang, sahabat Risha dari orok.

"Bangun kesiangan, jadi begini deh. Terus nyogok satpam pakai kopi dulu, baru dibukain gerbangnya. Belum lagi ketemu cowok rese."

Lintang tersenyum geli "Lucu juga ya, ngeliat cewek kaya lo yang gak mau masuk ruang BK, sampe nyogok satpam demi pertahanin reputasinya."

"Nggak usah ngeledek deh, Tang. Gue cuman gak mau bikin orang tua kecewa."

Risha sadar kalau keluarganya itu pas-pasan, bisa sekolah saja dia sudah bersyukur.

Dia masuk ke sini itu memakai beasiswa, jadi kalau dia masuk ruang BK rasanya jadi gak enak sama yang punya sekolah, yang sudah memberikan dia beasiswa.

"Cepetan woy ngisinya. Pak Hermawan OTW kelas," Teriak salah satu siswa, tidak lama kemudian guru itupun masuk.

Setelah berjam-jam lamanya, akhirnya BEL istirahat-pun bunyi .

"Akhirnya istirahat juga, setelah sekian lama menunggu."

"Kantin yuk Ris, laper nih."

"Ayuk."

Sambil berjalan Risha memainkan HP-nya, ia membalas chat dari ibunya.

Ibunya selalu memperhatikanya begitu juga dengan ayahnya, mungkin karena ia anak satu-satunya.

"Mainan HP mulu, chat-an ama siapa. Doi ya?" Tanya Lintang dengan wajah penasaran sambil melirik HP Risha. "Nggak ko, lagi bales chat dari ibu. Gua-kan jomblo mana ada doi." Jawab Risha sambil memperhatikan HP-nya.

"Oh, ya lo-kan jones (jomblo ngenes)"

"Gini-gini juga gua masih ada yang mau." Kata Risha percaya diri, ia yakin pasti ada yang mau dengannya. Lagipula jodoh itu ada di tangan tuhan.

"Ris, mau mesen apaan?"

"Baso aja deh, kaya biasanya. Sama es teh manis"

"Oke, biar gua yang mesen." Lintang menuju tukang baso yang ada di paling ujung, banyak yang membeli baso. Karena disini baso paling murah, harga kantong pelajar gak bikin kantong kering.

Risha tersentak saat ada yang menepuk bahunya. "Ris gua minjem HP lo, mau bales SMS temen gua." Risha langsung mengambilnya dari kantong dan memberikannya pada Fajar.

"Ada pulsanya,kan?"

"Kalo gak ada pulsanya, gua gak bakal ngasih pinjem ke lo." Bentak Risha, ia bingung dengan Fajar dia itu ranking dua, tapi kadang otaknya LOLA (Loading Lama). "Woles Ris, sensi amet yak." Jawab Fajar cengengesan, sambil pergi meninggalkan Risha.

"HP gua mau lo kemanain?" Teriak Risha saat melihat Fajar pergi dengan HP-nya.

"Gua mau nyari sinyal, disini sinyalnya jelek. Lo tenang aja gak bakal gua bawa pulang ko."Teriak Fajar sambil pergi ke arah belakang sekolah untuk mencari sinyal.

"Nih Ris, baso sama teh manisnya." Ujar Lintang sambil menaruh nampanya di meja dan duduk di sebelah Risha.

"Thanks ya Tang."

"Oh ya gua lupa mau beliin kopi buat satpamnya!" Risha menepuk jidatnya sambil melihat jam tangan karena sebentar lagi bel masuk.

"Yaudah sana, cepetan keburu bel masuk!"

"Iya Tang, gua beli kopi dulu ya." Ujar Risha, berjalan ke penjual kopi dan pergi ke tempat pos satpam.

Setelah memberikan kopi itu, ia-pun langsung kembali ke kelasnya, saat di pertengahan jalan dia melihat HP-nya dipegang oleh seseorang yang ia temui tadi pagi.

Risha berjalan ke cowok itu, yang terlihat asik memainkan HP-nya.

"Balikin HP gua!" Ujar Risha, dia tidak ingin HP-nya dipegang oleh cowok yang menurutnya menyebalkan.

Cowok itu mengangkat kepalanya dan menatap Risha.
"Oh jadi ini HP lo," Pandanganya menatap Risha dengan sorot mata tajam. "Gua bakal balikin nih HP asalkan lo mau bantuin gua!"

"Kalo gua gak mau gimana!"

"HP lo gua tahan dan gue bisa aja ngeluarin lo dari sekolah ini!"

"Emangnya lo siapa bisa ngeluarin gua seenaknya."

"Nama gua David Permana, lo pasti taukan siapa gue," Mata David tertuju pada badge nama di seragam Risha. "Risha Wardani." Dan kembali lagi manatap Risha yang terlihat tegang.

TBC

You Are ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang