"Bener kata lo Tang, dan gue gak akan pernah suka sama David." jawab Risha percaya diri.
***
David langsung ke kelasnya, setelah meninggalkan Risha. Saat sampai di kelas, ia mendapati tatapan heran dari teman-temannya, mungkin karena biasanya ia sering bolos waktu jam pelajaran.
David berjalan santai menuju bangkunya yang ada di paling belakang, ia sebangku dengan Dito, sahabatnya dan di depannya Fiyan yang juga kawannya.
"Vid, tumben banget lo ... biasanya juga ke kantin dulu?" tanya Dito yang heran melihat David langsung menuju kelas.
"Gue lagi males ke kantin." jawabnya acuh.
"Apa jangan-jangan lo kangen sama gue, Vid. Makanya lo langsung ke kelas," timpal Fiyan menatap David dengan pandangan terkejut.
"Berisik! kalian gak pada tau apa, kalo nanti ulangan MTK," ujar cowok disamping Fiyan yang sedari tadi membaca buku.
"Kok gue gak tau si," sahut Fiyan.
"Makanya, kemaren dengerin guru ngomong," kata Dito.
"Lo belajar nggak?"
"Kagak."
"Gue sih tenang belum belajar juga, soalnya nilai itu didasari tiga hal. Yang pertama, pengawas yang ngawasin ujian, yang kedua ... tingkat kecongean temen yang ada di deket lo, dan yang ketiga itu keberuntungan lo," ucap Fiyan tenang sambil menatap sahabatnya.
David hanya diam memandangi mereka, ia tidak pernah sekali,pun belajar ketika ulangan. Walaupun begitu, David itu sebenarnya pintar hanya saja kelakuannya yang memang nakal.
Setelah itu, guru-pun masuk dan memberikan soal untuk ulangan.
Di kelas, Risha sedang menulis proposal. Setelah guru yang mengajar tadi keluar, ia langsung mengerjakan rencana rancangan kerja untuk ekstrakurikuler jurnalistik, ia menjabat sebagai ketuanya. Maka dari itu Risha harus membuat program kerja (proker) untuk proposal
Tak lama kemudian, bel istirahat-pun bunyi.
"Ris, kantin yuk." ajak Lintang yang melihat Risha sibuk mengerjakan sesuatu.
"Lo duluan aja, entar gue nyusul," balas Risha tanpa menatap Lintang.
"Ngerjainnya di kantin aja, ayolah Ris ... gue gak ada temen nih."
Risha memutar bola matanya malas, "Yaudah ... ayok," ujar Risha sambil beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke kantin.
Sesampainya di kantin, Risha langsung duduk di bangku paling ujung dan kembali mengerjakan proposalnya.
"Ris, mau mesen apa?" tanya Lintang.
"Nggak usah, lo aja Tang. Gue enggak."
"Yaudah deh kalo gitu," ucap Lintang sambil pergi ke stan minuman yang ada di ujung kantin.
Risha tetap fokus mengerjakan proposalnya, ia harus cepat menyelesaikannya karena hari ini akan ada rapat mengenai program kerja bagi setiap ekstrakurikuler dan itu diwajibkan hadir.
"Ris, ngerjain apaan sih?" tanya Lintang sambil meletakan minumannya dan duduk berhadapan dengan Risha.
"Bikin proposal buat program kerja."
"Kenapa ditulis? Harusnya, kan diketik!"
"Gue gak ada waktu buat ngetik."
"Emangnya bakal diterima, kalo ditulis gitu?"
"Ya, mudah-mudahan. Semoga aja ketua OSIS-nya mau nerima."
"Lo tau, kan ketua OSIS kita kaya gimana," ujar Lintang menatap Risha serius, "dia itu orangnya tegas, gak pandang bulu. Gue gak yakin dia bakal nerima proposal lo."
Risha menghembuskan napasnya pelan, "Mudah-mudahan aja dia mau nerima Tang."
"Gue juga berharap gitu," kata Lintang seraya memandangi Risha, "Oh ya Ris ... lo tau, kan kalo ketua OSIS kita namanya Raka. Orangnya cuek banget udah gitu dingin lagi, tapi dia itu cogan dan termasuk kriteria cowok idaman gue."
"Semua cogan lo idamin."
"Ris, dia itu kapten basket. Gue yakin kalo lo ngeliat dia, pasti meleleh."
"Lo kira gue lilin. Yaudah deh, mending sekarang kita ke kelas." ajak Risha sambil beranjak dari kursi dan berjalan menuju kelasnya.
Saat melewati lapangan, mereka melihat banyak orang yang sedang berkumpul.
"Ris, itu kenapa? Ko rame gitu, mending kita ke sana," ujar Lintang menarik tangan Risha menuju keramaian itu.
Risha menuju ke tempat ramai itu dan melihat kejadian yang membuatnya ngeri.
Risha membelalakkan matanya, ia melihat tiga cowok yang sedang berkelahi. Tampak seorang cowok yang sedang dikeroyok oleh dua cowok lainnya.Dua cowok itu terlihat sangat parah, dengan luka dan darah di sekitar tubuh serta wajahnya. Satu orangnya lagi juga tak kalah parah, tetapi Risha mengenal salah satu dari tiga cowok tersebut.
"Itukan..."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Proof
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Risha yang baru pertama kali terlambat masuk sekolah bertemu dengan David, yang notabenenya Bad boy dan memintanya untuk menjadi pacarnya karena alasan tertentu. Bagaimanakah hari-hari Risha selanjutnya? Apa alasan David memi...