☕ ~ 2

1.3K 236 228
                                    


"Nama gua David Permana, lo pasti taukan siapa gue," Mata David tertuju pada badge nama di seragam Risha. "Risha Wardani." Dan kembali lagi manatap Risha yang terlihat tegang.

***

Risha membulatkan matanya, napasnya tercekat, ia diam membisu. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa cowok yang ada di depanya adalah anak Pak Kusuma, orang yang punya sekolah ini.

Yang sudah memberikan Risha beasiswa. Ia hanya tau nama anak Pak Kusuma, tetapi tidak tahu wajahnya sama sekali. Bahkan Risha tidak tahu jika anak Pak Kusuma satu sekolah denganya, dan sekarang ada di depanya.

"Lo mau bantuin gue-kan?"

"I-iya."

David menyunggingkan senyum. "Lo harus mau jadi pacar gue!" Dan menatap Risha terang-terangan.

"HAH! APA!"

"Lo gak mau-kan kalo dikeluarin dari sekolah ini!"

Mata Risha menatap ke bawah, ia bingung harus bagaimana, dia tidak ingin dikeluarkan dari sekolah ini.

"Baiklah gua mau jadi pacar lo." Ujarnya pasrah lalu menatap David yang sedang tersenyum miring. "Terus kenapa tiba-tiba lo pengen gua jadi pacar lo?"

"Itu bukan urusan lo!" Mata David menatap Risha lurus-lurus.

"Dan harus nganggep gua selayaknya pacar lo!" Risha mengerutkan alisnya, dia tidak mengerti dengan perkataan David.

"Nih HP lo, gua balikin." Ucap David sambil berlalu pergi, tak lama kemudian bel masuk-pun berbunyi.

Risha masuk ke kelas dengan raut kesal, ia kesal dengan Fajar. Kenapa HP-nya bisa berada di David, yang membuatnya harus berurusan dengan cowok rese itu.

Risha berjalan ke arah Fajar yang terlihat sedang membaca buku.

"FAJAR!"

Fajar mengangkat kepalanya dan menatap Risha. "Oh.. Risha, ada apa Ris?" Tanya Fajar dengan tampang polos.

"Jangan pura-pura gak tau deh Jar, kenapa HP gua bisa ada di David!"

"Dia mau minjem HP, ya udah gua pinjemin."

"Gara-gara itu gua harus berurusan sama David!"

Fajar menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sorry Ris, gua gak tau," Lalu menatap Risha yang menunjukkan raut kesal. "Lagian juga jangan pelit Ris minjemin HP ke orang, entar kuburanya sempit loh."

Risha menghela nafas, ia sudah terbiasa dengan kelakuan temanya yang satu ini. Meskipun begitu, Fajar itu orangnya baik dan mau berbagi ketika ada PR ataupun ulangan.

Tak lama kemudian guru-pun masuk, Risha-pun kembali ke tempat duduknya.

Di kelas XI IPS 1, kelasnya David yang berada di belakang sekolah. Jaraknya lumayan dekat sekitar 30 meter dari kelas XI IPA 1 (kelasnya Risha) tetapi lumayan jauh dengan kantin yang berjarak 70 meter, kelasnya bersebelahan dengan kelas XI IPS 2.

"Vid, lo kemana aja. Dari tadi gue cariin." Ujar Dito, sahabatnya David.

"Gue tadi ada urusan."

"Urusan apaan, lo masuk ruang BK lagi?"

"Urusan ama cewe."

Dito menatap David dengan pandangan kaget. "Ternyata lu doyan cewe juga ya." Ia bahkan tak akan percaya jika yang mengatakan itu bukan David, setaunya David itu cuek kalau ngebahas tentang cewe. Bahkan dia sering diajak jalan sama cewe tapi malah menolaknya, padahal menurutnya cewe itu cantik.

"Terserah apa kata lo." jawab David.

Seperti biasa keadaan kelas kacau dan berisik jika tidak ada guru. Ada siswa yang menjahili temanya dengan melampar sepatunya lalu memberikan ke temanya yang lain, ada juga yang sedang mengobrol dengan temannya, biasanya itu kaum cewe yang suka ngerumpi, bahkan ada yang diluar saat jam pelajaran berlangsung.

Tak lama kemudian guru sejarah-pun masuk, seketika kelas menjadi sepi meskipun masih ada yang berisik.

"Selamat siang anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang masa lalu." Ujar guru tersebut sambil memperhatikan para muridnya, setelah itu ia menjelaskan dengan membaca buku tentang penyebaran Hindu-Budha di Indonesia.

Guru itu mengangkat kepalanya , ia merasa ada yang mengobrol di kelasnya. Dan benar saja, suara itu berasal dari meja yang paling belakang tepatnya di pojok kiri berhadapan dengan meja guru dan itu adalah tempatnya David.

"David!"

David memalingkan wajahnya dan menatap guru itu dengan santai.

"Jawab pertanyaan saya, siapa pembawa agama Budha!"

"Tidak tau pak." Jawab David tenang.

"Kamu tidak memperhatikan saya ya dari tadi!"

"iya pak."

Guru itu memandang David dengan raut marah. "Kamu keluar dari kelas ini, sekarang juga!"

David berjalan santai keluar kelas, ia malah senang jika disuruh tidak mengikuti jam pelajaran. Ia pergi ke belakang sekolah, karena di belakang sekolah jaraknya lebih dekat ketimbang di kantin yang jaraknya cukup jauh.

David menghirup rokok yang diambil dari kantongnya, ia sudah terbiasa merokok di tempat yang sepi seperti di belakang sekolah. Menurutnya jika ia merokok di dekat temanya, justru temanyalah yang terkena dampak lebih parah daripada dia karena asap dari rokok tersebut.

Di kelas Risha menatap ke luar jendela, sedang memikirkan kata-kata David. Ia harus menganggap David selayaknya pacarnya, dan harus pura-pura pacaran dengannya.

Tiba-tiba ponselnya di atas meja bergetar dan layarnya berkedip-kedip, tangan Risha langsung meraih ponsel itu.


1 pesan teks.

From : David ganteng

Risha?

Kening Risha berkerut heran melihat nama dari si pengirim pesan tersebut. Ia baru ingat jika tadi HP-nya dibajak oleh David, langsung saja Risha mengganti nama kontak itu dengan...

To : Mata Panda

Lo dapet nomor gue dari mana?

Sent.

Lalu tak lama kemudian muncul sebuah balasan.

Gue apalin nomor lo

Risha membelalakkan matanya, dia tidak menyangka jika David sampai menghafal nomornya. Bahkan ia sendiri tidak hafal dengan nomornya.

Ada apa lo sms gua?

Tiga detik kemudian, ponsel Risha bergetar lagi.

Gue anter lu balik!

Bola mata Risha nyaris keluar dari tempatnya, saking terkejut saat membaca balasan itu. Dia tidak mungkin salah lihat, soalnya mata Risha tidak katarak, rabun dekat, ataupun rabun jauh, mata dia normal-normal aja kok. Selama ini Risha belum pernah dianter sama cowo kecuali ayahnya, dan sekarang itukan belum bel pulang.

Inikan belum bel, kenapa lo udah mau pulang aja!

Tak lama kemudian bel pulang berbunyi, dan tepat saat itu HP Risha bergetar.

Cepetan gua udah tunggu di depan!

Mata Risha melebar membaca teks itu, ia tak menyangka jika David sudah menunggunya di depan.

Risha-pun langsung memasukkan HP-nya ke tas dan berjalan cepat menuju halaman parkir motor yang ada di depan sekolah.

TBC.

You Are ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang