☕ ~ 7

800 102 30
                                    

"David," ucap Risha lirih.

Risha langsung berlari ke arah pertengkaran itu, lalu ia berdiri di depan David.

"Risha awas!"

Risha merasakan tubuhnya terdorong ke samping dan kepalanya terbentur batu, ia-pun merasa pening di kepalanya dan semuanya menjadi gelap.

***

Risha mengerjap-ngerjapkan matanya dan menatap sekeliling, lalu ia melihat David yang sedang memandangnya khawatir.

"Risha?" panggil David yang membuat Risha terbangun dan mendudukkan dirinya di atas ranjang pasien, "Tadi lo pingsan, pelipis lo berdarah makanya gue bawa ke UKS." Risha menyentuh pelipisnya dan merasakan perban yang membalut lukanya.

"Lo yang ngobatin gue, Vid?" tanya Risha.

"Iya," kata David sambil menatap Risha dengan pandangan bersalah. "Gue minta maaf, gara-gara gue lo jadi kaya gini."

Risha menatap tajam David, "Harusnya lo gak usah berantem kaya tadi sama kaka kelas lagi, lagian juga apa untungnya buat lo."

"Gue cuman gak suka, ngeliat orang dibully."

"Tapi gak harus berantem juga Vid," ujar Risha mengarahkan pandangan ke arah David, "luka-luka lo juga parah banget, pasti perihkan ... mendingan diobatin dulu."

"Cuman luka kaya gini, gue udah biasa."

"Tapi, kan tetep aja Vid ... pasti perih."

"Kalo gue gapapa perih kaya gini, kalo lo jangan," ujar David sambil memandangi Risha, "yaudah gue cabut, lo istirahat aja dulu. Gue masih ada urusan."

Setelah itu David meninggalkan Risha sendirian di UKS.

Risha kembali membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya sejenak, ia hanya ingin istirahat sebentar.
Kepalanya pusing memikirkan rapat nanti dan sekarang Risha merasakana perutnya yang kosong karena tadi dia belum makan apapun.

Risha membuka kelopak matanya. Perutnya sudah keroncongan minta diisi, ia-pun langsung mendudukkan dirinya di ranjang pasien.

Pandangan Risha tertuju pada roti dan segelas teh yang ada di atas meja serta selembar kertas, ia-pun mengambil kertas itu dan membacanya.

"Lo harus makan biar cepet sembuh!"

David.

Risha hanya tersenyum tipis saat membacanya, ia-pun langsung memakan roti itu dengan lahap dan menghabiskan teh hangatnya, setelah itu ia pergi dari UKS dan berjalan menuju kelas.

"Pengumuman, diwajibkan bagi setiap ketua ekskul segera menuju aula, karena rapat akan diadakan sekarang untuk membahas program kerja yang akan dilakukan ekstrakurikulernya masing-masing. Sekian dan terimakasih."

Setelah mendengar pengumuman tersebut, Risha langsung menuju aula, ia berjalan melewati lorong-lorong sekolah.

Setelah sampai di aula, Risha langsung duduk dibarisan depan, ia melihat anggota OSIS yang berada di paling depan dan berhadapan dengan orang-orang.

"Selamat siang semuanya, saya di sini sebagai wakil ketua OSIS. Berhubungan ketua osisnya belum datang, jadi saya yang akan menjelaskan tentang program kerja bagi setiap eskul," ucapnya sambil menatap orang-orang yang ada di aula, "program kerja ini diwajibkan bagi setiap eskul untuk mengembangkan eskulnya masing-masing dan untuk memajukan sekolah. Oleh karena itu, proposal kalian akan kami pertimbangkan apakah sudah memenuhi kriteria atau tidak. Jika iya, akan ditandatangani oleh kepala sekolah, jika tidak ... kalian harus membuat ulang proposal atau bisa juga kami menon aktifkan eskulnya sesuai keputusan ketua OSIS. Sekarang kumpulkan proposalnya di sini," ujarnya sambil menepuk-nepuk meja yang ada dihadapannya.

Semua ketua eskul maju ke depan dan mengumpulkan proposalnya di atas meja, tak terkecuali Risha yang juga ikut mengumpulkan proposal itu.

Risha meletak, kan proposalnya di atas lembar kerja yang lain, ia melihat proposal yang lainnya diprint, hanya miliknya yang ditulis tangan.

Setelah itu Risha kembali ke tempat duduknya, ia hanya diam memandangi proposal itu.

Lembar kerja itu, dirapikan dan dihitung oleh wakil ketua OSIS lalu diletakkan kembali di meja.

Ceklek.

Pintu aula dibuka, menampilkan cowok berperawakan tinggi dengan hidungnya yang mancung dan wajahnya yang tampan.

Pandangannya lurus ke depan, menghiraukan tatapan kagum dari orang-orang, ia berjalan santai lalu duduk di kursi yang berada di tengah-tengah barisan OSIS. Dia adalah Raka, ketua OSIS.





TBC.

You Are ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang