☕ ~ 4

979 177 115
                                    

"Lo bawel banget sih!" Balas David sambil menatap Risha. "Mendingan lo abisin makanan lo dulu, daripada nanya terus ke gue."

***

Risha hanya mengerucutkan bibirnya kesal dan melanjutkan makanya, ia tahu tentang kesepakatannya bahwa dia harus pura-pura pacaran dengannya. Coba saja kalau ayahnya David itu bukan pemilik sekolah, ia tidak akan mau menerima kesepakatan itu.

Setelah selesai makan, David langsung beranjak dari tempat duduknya dan membayar ketoprak itu. Lalu berjalan ke arah motornya, menghiraukan Risha yang ada di belakangnya.

"David..."

"Apa?"

"Makasihya ketopraknya."

"Iya, tapi lain kali lo harus gantian traktir gua."

Risha mengerucutkan bibirnya, kesal. "Kalo gak ikhlas mendingan gue bayar sendiri."

David tersenyum geli. "Iya, gue ikhlas ko."

Matahari hampir tenggelam, mereka-pun langsung pergi dari tempat itu dengan mengendarai motor,saat di perjalanan hanya ada keheningan. Sampai akhirnya mereka sampai di depan rumah Risha.

"Risha, darimana saja kamu nak. Kenapa baru pulang malam begini?" Tanya Ibu Risha.

"Maaf bu, tadi Risha makan di luar dulu." Jawab Risha sambil turun dari motor David.

"Yasudah kalau gitu, oh ya ini siapa Ris?" Tanya Ibu Risha memandangi David.

"Saya David bu," Pandangan David menatap Risha. "Pacarnya Risha."

Risha memelototi David seolah berkata. "Ngapain sih lo ngomong kaya gitu."

"Risha!" Ibu Risha memandang anaknya dengan pandangan yang sulit diartikan, membuat Risha diam membatu. "Kenapa gak bilang kalau kamu udah punya pacar. Akhirnya ibu punya calon menantu yang cakep kaya gini."

Mulut Risha menganga, tak percaya apa yang diucapkan oleh ibunya.

"Nanti kalau kalian udah lulus,ibu bisa jodohin kalian berdua. Terus nikah, ibu bakal jadi nenek-nenek-.."

"Udah bu jangan diterusin, lagian juga dia bukan siapa-siapanya Risha." Potong Risha mendengar ucapan ibunya yang sudah kejauhan pikiranya.

"Tapi dia bilang pacar kamu?"

"Cuman pacar jadi-jadian doang, lagian juga Risha gak punya perasaan apa-apa sama dia. Ketemu orangnya aja males."

"Padahal ibu pengenya kalian jadian beneran." Ucap Ibu Risha kecewa.

"Yaudah gapapa bu. Kalo gitu saya pamit pulang." Ujar David.

"Apa gak mau masuk ke dalem dulu?"

"Gak usah Bu."

"Kalo gitu hati-hati di jalan ya nak." Ucap Ibu Risha sambil tersenyum memandang David.

Setelah itu Risha dan ibunya masuk ke dalam rumah, Risha-pun bergegas untuk mandi sementara ibunya menyiapkan makan malam.

Selesai mandi Risha beranjak ke tempat tidur dan terlentang di atas kasur sambil memainkan HP-nya.

Ia bermain Facebook lalu menstalker akunya David, ia hanya penasaran denganya dan ingin mencari informasi mengenai David.

Risha terbelalak kaget melihat hari ulang tahun David yang jatuh pada hari ini, dan ia melihat banyak cewe yang mengucapkan happy birthday kepadanya.

"Apa gue harus ngucapin selamat ya?" Pikir Risha.

Setelah mengantar Risha, David langsung pulang ke rumahnya. Padahal biasanya, ia pergi jalan-jalan dengan temanya sampai larut malam.

David berjalan memasuki rumahnya, saat sampai di ruang tamu ia melihat pembantunya sedang membersihkan barang-barang.

"Den, tumben pulangnya cepet?" Ujar pembantunya.

"Iya bi." Balas David.

"Oh ya den, selamat ulang tahun. Semoga sehat selalu, maafin bibi ya gak bisa ngasih apa-apa."

Mata David melirik ke arah pembantunya. "Gapapa bi," Dan menatap ke depan sambil tersenyum. "Makasih bi." Lalu berjalan ke arah kamarnya.

Setelah sampai di kamar, David menaruh tasnya dan berjalan ke arah kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.

Selesai mandi, David keluar dari kamarnya dan menuju ke arah dapur, ia membuka kulkas melihat bahan-bahan apa saja yang ada di dalam kulkas. "Mending gue bikin nasi goreng aja." Pikir David.

Ia-pun mengambil beberapa bahan dan memasaknya.

David lumayan pandai dalam hal memasak, karena waktu umurnya dua belas tahun ia pernah memenangkan kompetisi memasak. Tetapi ia jarang memasak apalagi membuat makanan untuk orang lain.

Nasi gorengnya-pun telah matang, David langsung meletakanya di piring lalu menghiasnya, dan menaruhnya di samping kompor.

Setelah selesai, David berbalik badan. Ia melihat ayahnya yang sudah pulang kerja.

"Pa hari ini Da-.."

"Kamu tuh selalu aja bikin kepala papa pusing. Apa karena papa yang punya sekolah jadi kamu bisa bikin masalah seenaknya dan terus menerus dipanggil BK. Papa malu punya anak yang gak terdidik kaya kamu." Ujar ayahnya marah.

David hanya memandangi ayahnya tanpa sepatah katapun. lalu ia berjalan beberapa langkah melewati ayahnya, Langkahnya terhenti dan berkata. "Aku harap papa suka masakanku." Ujarnya seolah tak mendengar apa yang dibicarakan ayahnya tadi. Dan melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun.

TBC.

A/N
Kalo suka jangan lupa vote ya😊

Menurut kalian cerita ini terlalu monoton gak sih? Apa ngebosenin?
#jawab yang jujur ya:)

You Are ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang