☕ ~ 3

1K 192 111
                                        

Cepetan gua udah tunggu di depan!

Risha melebarkan matanya, ia tak menyangka jika David sudah menunggunya di depan. Risha-pun langsung memasukkan HP-nya ke tas dan berjalan cepat menuju halaman parkir motor yang ada di depan sekolah.

***

Saat sampai di parkiran Risha melihat David dengan beberapa temanya. Temanya berpenampilan sama seperti David, sama-sama berandalan. "Mungkin mereka satu geng." Pikir Risha.

"David." Kata Risha sambil memperhatikan David dan temanya.

David menoleh ketika ada yang memanggilnya, teman-temanya-pun ikut menoleh ke arah cewek itu.

"Lo ngapain nyariin David? Mau nyatain perasaan lo?" Tanya salah satu teman David dan menatap Risha secara terang-terangan. "Mendingan lo jadian sama gua aja, kalo sama David gua gak yakin dia bakal nerima lo." Risha mengerutkan alis mendengar perkataan teman David.

"Mendingan lo jadian sama gue aja, lo bakal nyesel kalo jadian sama Dito." Timpal salah satu teman David yang lain.

"Apaan si-lo yan, gua tuh kalo sama pacar gak bakal gue cuekin." Sahut Dito tak terima.

"Lo kesemua cewek juga gito to. Gak bakal lo cuekin tapi lo-duain."Ujar Fiyan.

"Jangan munafik lo yan, liat yang bening dikit aja lo langsung sikat."

"Gue si gak munafik cuman manfaatin kesempatan yang ada. Kalo ada cewek cantik, ya gak akan gua sia-siain lah."

"Itu namanya lo playboy yang suka mainin hati orang, lagian juga dia bakalan milih gu-..."

"Risha itu pacar gua." Potong David yang membuat mereka membelalakan matanya tak percaya.

"Lo punya pacar vid? Kok gua gak nyangka ya." Ujar Fiyan memandang David dengan pandangan tak percaya. "Jadi dia namanya Risha. Akhirnya vid, lo ngelepasin status lo sebagai jomblo."

"Yaudah deh kalo gitu gua duluan ya sama Fiyan, gue gak enak ganggu acara kalian berdua." Ujar Dito dan pergi bersama Fiyan meninggalkan mereka berdua.

David-pun segera menaiki motornya dan menyalakanya. Risha hanya diam memandangi David.

"Cepetan naik! Lo mau gue tinggalin?"

"Iya gua naik, sabar dikit kek!"

Ketika di perjalan Risha memberitahu bahwa rumahnya melewati perumahan Grand Orli yang ternyata itu perumahan yang dihuni David.

David mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Risha mau tak mau berpengangan pada David.

"Vid, jangan ngebut-ngebut napa!"

"Kenapa? Lo takut!"

"Enggak, tapi kalo nanti ketabrak gimana?"

"Lo tenang...
Percaya sama gua aja."

"Pokoknya kalo gua kenapa-napa lo harus tanggungjawab!"

"Iya bawel."

Keadaan kembali hening saat di perjalanan, tidak ada yang memulai percakapan. Mereka sibuk dengan pemikiranya masing-masing.

Motor David berhenti tepat di depan restoran yang cukup mewah.

"David, ngapain kita berhenti di sini?" Tanya Risha sambil memiringkan wajahnya ke arah David. "Kalo mau makan jangan di sini, paasti harganya mahal."

"Emangnya lo mau dimana?"

Risha melihat-lihat sekitar, pandanganya terhenti pada pedagang kaki lima yang berjualan ketoprak. "Gimana kalo di situ?" Tunjuk Risha, mengarahkan jari telunjuk ke arah ketoprak itu.

Pandangan David menuju ke arah jari telunjuk Risha dan melihat pedagang ketoprak itu. "Yaudah, sekarang lo turun!" ujar David memalingkan wajahnya ke arah Risha.

Risha-pun turun dari motor disertai David di belakangnya. Setelah itu mereka memesan ketoprak dan duduk bersebrangan sambil menikmati kendaraan yang berlalu lalang di jalanan. Tak lama kemudian ketoprak dan minumanya-pun datang.

Mereka-pun makan tanpa suara, hanya ada keheningan di antara mereka. Sampai akhirnya...

"Belepotan tuh makanya!" Ujar David sambil menatap Risha

Tangan kanan Risha-pun menyeka bawah bibirnya untuk menghilangkan sisa makanan.
"Bukan disitu," David memegang tangan kanan Risha dan mengarahkanya pada sudut bibirnya. "Tapi di sini." Tangan David melepaskan genggaman itu, dan ia kembali melanjutkan makanya.

Risha merasakan degup jantungnya semakin cepat, ia tidak tahu perasaan apa ini. Yang membuatnya gugup dan salah tingkah. "Rasanya seperti senam jantung." Pikir Risha.

"David?" Tanya Risha sambil menatap mata David.

David mengangkat kepalanya memandang Risha. "Apa?"

"Gua pengen tau kenapa tiba-tiba lo pengen jadi pacar gue?"

"Itu bukan urusan lo."

"Kenapa lo juga bilang kita pacaran di depan temen-temen lo?"

"Lo ingetkan sama kesepakatan kita?"

"Iya gue inget, Tapi kenapa harus gue?" Risha menatap mata David. "Yang jadi pacar lo, kenapa nggak yang lain?"

"Lo bawel banget sih!" Balas David sambil menatap Risha. "Mendingan lo abisin makanan lo dulu, daripada nanya terus ke gue."

TBC.

You Are ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang