Bad Girl [21]

3.9K 218 3
                                    

Happy reading and don't forget to vote and comment!!

🌸SasuSaku🌸

~third person POV~

"Ino?" Karin memanggilnya. Ino tetap melamun.

"Pig??" Giliran Sakura, tapi tetap tidak mendapat respon.

Hinata mencoba memanggil tapi juga hasilnya sama. Tenten dan Temari menukar pandangan kebingungan.

Akhirnya Karin memukul bahunya, "Ino!"

"Eh?? Kenapa? Ada apa??" Tanya Ino agak kaget.

Kelima temannya menatap Ino dengan kesal, "kau melamun. Ada apa sih??"

Ino menggeleng sambil tersenyum manis, "tidak apa-apa. Aku memikirkan ujian."

Tenten menatapnya aneh, "ujian masih setelah tahun baru. Dan sekarang baru musim gugur."

"Iya juga sih, tapi aku takutnya gak lulus. Boleh kan, khawatir sejak sekarang."

Temari mengangguk, "boleh-boleh saja, tapi jangan terlalu dipikirkan. Bisa stres lho!"

Ino tersenyum lagi, "iya, bunda Temari."

Keenam sahabat itu tertawa.

~~~

Sai menatap pacarnya yang sedang melamun. "Apa ada masalah?" Tanyanya.

Ino mengerjap dan menatapnya, "tidak. Tidak ada, kenapa?"

"Nah!" Katanya ketika melihat senyumnya yang palsu. "Aku tahu kau tersenyum palsu."

"Ha? Kenapa kau yakin sekali!?" Kata Ino.

Sai menyeringai, "kau tahu aku rajanya senyum palsu, Ino. Jadi, ada apa sebenarnya?"

Ino menghela napas panjang, "masalah kecil. Tidak usah khawatir, Sai-kun!" 'Aku masih belum bisa menceritakannya,' pikir Ino kesal.

~•~•~

~skiptime, 3 bulan kemudian~
~third person POV~

"Tolong aku!!! Kenapa rumus ini mengerikan sekali!?" Naruto berseru heboh di kamarnya.

Kushina yang mendengar jeritan putranya, masuk ke kamarnya. "Ada apa, Naruto?"

"Kaa-chan, kenapa harus ada ujian akhir?? Ini menyebalkan! Berbulan-bulan belajar, ditentukan oleh beberapa hari penuh soal!" Rengek Naruto.

Kushina hanya tersenyum, "ayolah, kau mau jadi walikota kan? Kalau mau, kau harus lulus dengan nilai baik. Semangat Naruto."

Seorang maid menghampiri keduanya, "tuan muda, ada Nona Hinata, mau disuruh kesini atau bagaimana?"

Naruto meninju udara dengan senang, "suruh kesini!!"

Beberapa saat kemudian Hinata masuk kesitu. Dia tersenyum geli melihat kamar Naruto yang berantakan, "ya ampun, habis ada gempa ya?"

Kushina terkikik, "dia tidak tahan belajar, Hina-chan. Tolong bantu Naruto ya?"

Hinata mengangguk. Kushina keluar kamar. "Mana yang tidak mengerti, hm?" Tanyanya langsung sambil duduk disebelah Naruto di kasur.

Naruto menunjukkan bukunya, "ini,"

"Baiklah, Tuan Walikota, akan kuajari."

"Kau kan, akan menjadi Nyonya Walikota. Istri walikota."

Hinata tersedak, "ha?"

Ekspresi Naruto berubah serius, "aku ingin naik lagi ke yang lebih serius, hime."

Hinata hanya bisa menatap Naruto dengan kaget, "apa kita tidak terlalu muda untuk menikah?"

"Bukan sekarang. Mungkin nanti, kalau aku sudah bisa memberimu uang."

Hinata tersenyum, "baiklah, aku menunggumu, Tuan Uzumaki."

Naruto tersenyum lebar.

"Nah, ayo aku ajari."

~~~
~timeskip~

Ujian kelulusan sedang berlangsung di Konoha Highschool. Semua murid tingkat terakhir berjuang untuk lulus dan masuk universitas pilihan mereka.

"Hey, ada apa dengan Ino?" Tanya Sai ke Sakura ketika mereka selesai ujian.

Sakura mengerutkan keningnya, "ada apa? Dia baik-baik saja kok, mungkin stres karena ujian,"

"Hm, tapi kalau dia sedang tidur dia suka mengigau tentang orangtuanya. Kupikir ada masalah dengan keluarganya." Jelas Sai.

Sakura terdiam. Biasanya kalau ada masalah, Ino selalu cerita. "Aku tidak tahu, tapi nanti coba kutanyakan."

Sai tersenyum kecil. "Baiklah, kurasa pacarmu akan membunuhku kalau kita terlalu lama bicara. Kau tahu? Cemburu..." Goda Sai sambil menatap Sasuke yang berdiri tidak jauh dari mereka dengan aura membunuh disekelilingnya.

Sakura tertawa gugup, "ahahaha..."

Sai berjalan meninggalkan Sakura dan menghampiri Sasuke, "tenang saja, aku tidak akan merebut Pinky darimu. Dia bukan tipeku juga, dadanya kecil." Kata Sai santai.

Sasuke menatapnya tajam, "mesum! Jangan dekati pacarku."

Sai hanya tertawa sambil berlalu. Sasuke mendengus dan menghampiri Sakura yang menatapnya dengan penasaran. "Dia bilang apa?" Tanyanya.

Sasuke hanya mengangkat kedua bahunya, "hanya bilang dia tidak akan merebutmu."

Sakura hanya tertawa kecil, "aku tidak akan mau dengan muka pucat itu. Lalu kau bilang apa?"

"Aku bilang dadamu rata jadi dia tidak mungkin suka." Jawab Sasuke datar. Dia memang sengaja berbohong karena kalau dia mengatakan yang sebenarnya, Sakura akan menghajar Sai.

Kedua emerald Sakura terbelalak, "UCHIHA SASUKE!!"

Tbc
.

.

.

Maaf bgt ya!! Aku baru bs update krn sebelumny aku ujian akhir semester dan sibuk belajar, tugas jg numpuk. Maaf jg klo chapter ini pendek bgt, ga kyk biasanya, gtw mw nulis apa, otaknya masi stres krn ujian....😅 makasi yg masi nunggu ya!

-LouiseNathania-


Bad Girl [sasusaku] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang