Di luar hujan turun lagi, menemani ramai jalanan aspal dan langit malam yang sudah lama dirundung sepi tanpa sang bintang.
Di luar hujan turun lagi, bersamaan dengan terbukanya duka nestapa kenangan di hari lalu, ah lagi-lagi kamu di sana. Entah mengapa, masih saja kamu tak jera menghujat dengan sang hujan.
Di luar hujan turun lagi, seperti siap membuka lagi kotak kenangan hari lampau, sengaja memutar memori yang sudah penat ingin dielakan. Dan lagi, aku gagal.
Di luar hujan turun lagi, bagaimana kotamu? Sedang hujan pula kah?
Di luar hujan turun lagi, apa rindu pernah membawaku turun bersamaan dengan hujan di kotamu? Apa pernah sepintas saja kamu merindukanku?
Di luar hujan turun lagi, di antara jutaan bulir hujan itu, apakah ada satu saja yang tak sengaja membasuh ingatanmu, tentang kita dulu?
Di luar hujan turun lagi, dan aku rindu.
-A
***
Selamat membaca, apakah di kotamu hujan?