Biasakan vote sebelum baca:)
Baca note dibawah ya.
Happy reading.
Dua hari berlalu. Sejak Adelia dan Alvaro mendatangi tempat favorit mereka, sejak saat itu pula Adelia tidak menerima kabar apapun dari Alvaro. Alvaro hilang entah kemana.
Saat Adelia coba menanyakan kepada Matthew, cowok itu mengatakan bahwa ia pun tidak tahu kemana perginya Alvaro. Ia mengatakan sebelum Alvaro pergi, Alvaro sempat bertengkar dengan mamanya.
Adelia semakin gelisah dibuatnya. Apalagi Alvaro habis bertengkar dengan mamanya. Pasti ada sangkut pautnya dengan Adelia.
Adelia duduk di balkon kamarnya. Melihat langit yang gelap, sepertinya akan turun hujan. Adelia berharap hujan dapat membantu untuk menenangkan hati dan perasaannya.
Besok ia akan pergi ke Bandung untuk ziarah ke makam Angelia. Bersama kedua orang tuanya dan juga abangnya. Entahlah, ia tidak tahu harus bagaimana bilang pada Alvaro kalau ia akan pergi ke Bandung. Alvaro nya aja hilang.
Dering ponsel Adelia berbunyi, segera ia bangkit mengambil ponselnya yang berada diatas tempat tidur. Tertera nama Aneila di layar ponselnya.
"Iya nei?"
"Del, lo jadi ke makam Angel besok?"
Adelia mengangguk walaupun Aneila tidak dapat melihat gerakannya. "Iya jadi" jawabnya.
"Hmm okey. Terus, si Alvaro gimana?"
"Nah itu dia, gue gak tau dia dimana. Tiba-tiba ngilang gitu aja." jawab Adelia pasrah.
"Lo udah tanya kakanya belum?"
"Udah. Dia juga gak tau. Dia bilang, sebelum Alvaro pergi, Alvaro sempat bertengkar gitu sama mamanya."
"Parah sih. Pasti deh mamanya ngomong yang enggak enggak, sampe Alvaro minggat gitu." Aneila mendengus.
"Aaaaaaaaa Aneilaaa gue khawatir bangettttt." Adelia berteriak frustasi hingga membuat Aneila diseberang sana menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Sakit woii telinga gue!!!"
***
Alvaro duduk di atas kasur, sekarang ia sedang berada di suatu hotel yang berada di Bandung. Ia tidak pulang kerumahnya sehabis bertengkar dengan mamanya. Ia mengabaikan semua panggilan masuk dan pesan dari ponselnya.
Ia benar-benar merasa stres sekarang. Tekanan dari mamanya untuk meninggalkan Adelia dan bertunangan dengan Beatrice membuatnya pusing.
Ia berada di Bandung untuk mengunjungi seseorang. Seseorang yang membuatnya merubah sifatnya. Seseorang yang membuatnya melakukan kesalahan yang tidak bisa ia kendalikan. Seseorang yang tidak bisa ia lihat lagi, tidak bisa ia peluk lagi, tidak bisa ia bahagiakan lagi. Seseorang yang telah pergi jauh sekali, sulit untuk ia gapai. Hanya tersisa batu nisan yang menancap di tanah.
"Angel." ucapnya lirih.
"Maaf ngel, maaf."
"Maaf aku udah jadiin Adelia pelarian, maaf aku manfaatin dia supaya aku bisa liat kamu terus. Maaf ngel maaf. Aku kangen sama kamu." Ucapnya lirih.
"Aku gak ngerti sama perasaan aku sendiri, ngel. Aku gak ngerti. Aku gak tau aku sayang atau enggak sama Adelia. Yang aku tau, aku ngeliat kamu di matanya."
Alvaro menitikkan air matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/127828478-288-k22178.jpg)