Bab 9 - Train To Exam

65 8 0
                                    

Bel istirahat baru saja berakhir, Adelia dan Aneila segera menuju kelas mereka. Mereka baru saja dari perpustakaan, mencari beberapa tambahan materi untuk persiapan Ujian Akhir Semester yang akan datang.

Mereka menghabiskan waktu istirahat disana. Dengan membawa beberapa cemilan, diam-diam pastinya.

"Gue masih laper, Del." Aneila merengek.

"Perut karet, lo! Udah makan nabati dua bungkus juga."

Aneila masih saja merengek saat mereka sudah berada di dalam kelas. "Iya iya, nanti istirahat kedua kita makan." ucap Adelia.

Aneila sudah diam, tetapi wajahnya masih saja memelas. Aneila memang makannya banyak, tetapi tidak juga berisi badannya.

Saat pelajaran sedang berlangsung, tiba-tiba suara ketukan pintu kelas membuyarkan konsentrasi guru dan para murid yang sedang belajar-mengajar.

Beberapa siswa masuk, salah satunya adalah Fahmi. Mereka adalah anggota osis, walaupun Fahmi bukan lagi ketua osis, namun ia tetap menjadi salah satu anggota osis.

Fahmi meminta waktu sebentar untuk memberikan informasi, "Oke, guys. Disini gue mau beri kalian informasi, bahwa anggota osis akan mengadakan sebuah acara. Yaitu, Train To Exam.

"Karena sebentar lagi, kita akan melaksanakan Ujian Akhir Semester, kami bermaksud untuk memberikan kalian hiburan sedikit dan juga akan diberikan pengarahan untuk menghadapi ujian. Nah, bagi kalian yang ingin menyumbangkan bakat, bisa segera hubungi kami. Apa ada yang berminat?" jelas Fahmi.

"Adelia, lo nyanyi, ya." pinta salah satu teman sekelas nya, yang termasuk anggota osis juga.

"Gue? Gak ah. Males gue." tolak nya.

"Ayolah, nanti diiringin Doni pakai piano." ucap temannya yang lain. Semua mata sekarang menatap ke arah Doni.

Doni menghela nafas gusar, ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Saat Adelia menatap tanda bertanya apakah ia setuju atau tidak, ia hanya mengangkat bahunya.

Adelia yang melihat respon Doni pun, mengangguk pasrah.

Suara Adelia memang merdu. Saat SMP, ia pernah menjadi vokalis di salah satu grup musik bersama Doni juga, yang lumayan di kenal. Tetapi, ia memutuskan untuk mengundurkan diri, saat lulus karena ingin fokus pada pendidikan.

"Oke, jadi, Adelia dan Doni segera konfirmasi di ruang osis, paling lambat lusa. Terima kasih atas perhatiannya." Fahmi dan yang lainnya segera pamit meninggalkan kelas Adelia.

***

H-1 Train To Exam. Seluruh panitia dan pengisi acara sedang sibuk-sibuknya memepersiapkan segala hal.

Termasuk Adelia, ia sedang break latihan dengan Doni. Mereka sedang duduk di bangku belakang panggung, ada Fahmi juga yang sedari tadi matanya tidak lepas melihat wajah Adelia.

Wajah Adelia kusut, matanya sayu. Ia sangat lelah, waktu tidur nya kurang akhir-akhir ini. Ia juga kurang bersemangat, karena jarang bertemu dengan Alvaro. Entah, Alvaro kah yang menghilang atau ia yang terlalu sibuk.

Sedangkan, disisi lain Alvaro sedang menatap dari jauh ke arah Adelia. Tatapannya datar, dan sedikit menajam saat melihat Adelia sedang tertawa bersama dengan Fahmi.

Apalagi saat Fahmi menatap Adelia, dengan tatapan yang tidak biasa. Tangan Alvaro mengepal kuat. Ia mengerti arti tatapan itu.

"Daripada lo diem aja, mending sekarang lo datangin, tuh, Adelia. Capek banget kelihatannya, bawain minum sana." Azka menatap lelah kelakuan sahabatnya ini. Entah apa yang ada dipikiran Alvaro, Azka rasanya ingin men-setting kepala Alvaro.

Rain Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang