Pagi ini Adelia berangkat sendiri. Biasanya ia dijemput oleh Alvaro. Namun, saat subuh tadi Alvaro berkata bahwa ia tidak bisa menjemput Adelia.
Entah karena apa, Adelia pun tidak tahu mungkin nanti saat disekolah ia akan bertanya pada Alvaro.
"Pagi neng" sapa seorang bapak yang berhenti tepat dihadapan Adelia dengam motornya dan atribut khas ojek online.
"Pagi pak. Bapak Ali, ya?" tanya Adelia.
"Iya neng. Ini neng Adelia, ya? Ayo neng silahkan naik saya antar. Ini helmnya" Bapak tersebut sembari memberi helm kepada Adelia.
"Iya pak."
***
"Stop disitu ya, pak. Didepan sekolah itu" Adelia berucap saat sudah dekat sekolahnya.
"Oh iya neng, siap" ucap bapak Ali.
Saat sudah sampai didepan gerbang sekolahnya Adelia langsung turun melepas helm nya dan membayar bapak Ali.
"Neng, jangan lupa bintang lima nya ya, hehe" pinta bapak Ali.
"Siap pak" ucap Adel sambil tersenyum kepada bapak Ali.
"Thank you, neng cantik" balas Bapak Ali dengan tersenyum dan menjalankan motornya.
Setelah itu Adel berbalik menuju gerbang. Sambil berjalan dengan wajah cerahnya dan senyum yang terus mengembang menyapa teman, guru, bahkan satpam.
Saat Adel menoleh ke arah parkiran untuk memastikan apakah Alvaro sudah datang atau belum, saat itu pula Alvaro datang dengan motornya dan seorang gadis di boncengannya. Tangan gadis itu melingkar di pinggang Alvaro. Layaknya kekasih. Alvaro bahkan tidak melihatnya.
Adel terdiam. Senyumannya perlahan luntur. Ia tidak mendengar bahkan melihat apapun disekelilingnya kali ini. Ia hanya fokus pada kedua orang itu. Kedua orang diatas motor itu. Nafasnya tercekat. Sulit sekali bibir itu bergerak. Pandangannya mulai kabur tertutupi oleh cairan bening yang mendesak ingin keluar.
Alvaro membawa motornya bukan mobilnya. Sangat jarang Alvaro membawa motor. Ia selalu membawa mobil alasannya karena ia tidak ingin Adelia kepanasan ataupun kehujanan saat pulang bersamanya. Padahal ingin sekali Adelia naik motor berdua dengannya. Tapi kali ini....
"Woi!!"
Adel terkejut. Menghapus cairan bening yang mulai mengalir dipipinya. Lalu menoleh ke arah orang yang mengejutkannya tadi.
"Aneila!! Sialan lo, ya. Kaget gue, gila!" omel Adel.
"Yee udah ngomel aja lo pagi-pagi. Lagian, ngapain coba lo disini. Ayo ke kelas, bentar lagi bel. Lo mau kena omel bu Berta? " cerocos Aneila.
"Cerewet banget lo. Udah, yuk." ucap Adel sambil menarik tangan Aneila menuju kelasnya. Adelia sengaja menarik Aneila cepat-cepat menuju kelas agar sahabatnya itu tidak melihat apa yang barusan ia lihat. Kalau sampai Aneila tahu pasti akan ribut. Ia tidak mau hal itu terjadi.
Aneila adalah sahabat Adelia. Mereka bukan hanya seperti sahabat. Tapi sudah seperti saudara. Lihat saja nama mereka. Hampir mirip bukan? Aneila sangat posesif terhadap Adelia. Persahabatan mereka sangat tulus. Mereka bersahabat sudah dari kelas 9 hingga sekarang. Sudah cukup tahu keburukan dan kebaikan masing-masing. Bahkan hanya Aneila yang tahu rahasia terbesar Adelia. Kalian mau tahu?
***
"ADELIA FARANISA AZNI" teriak seseorang yang berdiri didepan kelas.
"EH, IYA BU" ucap Adelia terkejut dengan wajah tegang sekaligus takut.
"KALAU KAMU TIDAK MAU MENGIKUTI PELAJARAN SAYA SILAHKAN KELUAR!" ucap Bu Berta yang terkenal dengan teriakan mautnya itu.
"eh.. eng... enggak kok bu. Sa...sa...ya mau, kok" ucap Adelia sambil menunduk dan memejamkan matanya. Bu Berta menatap tajam Adelia. "JANGAN MELAMUN LAGI".
Aneila menatap Adelia dengan kening berkerut. Biasanya jika Adelia seperti ini pasti ada yang tidak beres. Ia akan menanyakannya nanti saat Bu Berta keluar kelas.
***
"Cerita sama gue, lo kenapa?!" ucap Aneila saat Bu Berta keluar kelas.
Adelia menatap ragu Aneila. Sebisa mungkin ia mengalihkan pandangannya.
"Gue laper nih. Pelajaran Bu Berta bikin laper, 4 jam coy, pagi-pagi gini. Kantin yuk ah, nanti rame." cerocos Adelia tidak memberikan kesempatan pada Aneila untuk berbicara.Aneila mencoba bersabar dan menuruti Adelia untuk ke kantin. Tapi lihat nanti, ia pasti akan mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya ini.
Sesampainya di kantin Adelia langsung menuju ke penjual siomay favoritnya. Setelah mendapatkan siomay nya ia menduduki tempat yang kosong tanpa menunggu Aneila. Ia benar-benar lapar karena ia tidak sempat sarapan pagi tadi.
"Pelan-pelan bu, makan nya" kata Alvaro sembari duduk disamping Adelia dan mengacak rambut Adelia.
Adelia hanya senyum lebar menanggapi perkataan Alvaro. Ia sedang tidak ingin berbicara kepada Alvaro. Hati dan kepalanya masih panas mengingat kejadian tadi pagi. Bahkan sekarang Alvaro seakan tidak melakukan kesalahan apapun.
Aneila datang membawa makanannya. Lalu menatap seperti mengintimidasi terhadap pasangan kekasih didepannya ini.
"Alvaro!" sentak Aneila kepada Alvaro.
"Hm" balas Alvaro santai.
"Adelia kenapa?! Lo apain, hah?!"
Adelia menatap tajam Aneila. Memejamkan mata nya sebentar, Adelia pun paham, pasti Aneila masih curiga padanya karena tadi.
"Emang Adelia kenapa? Kamu kenapa, Del?" tanya Alvaro.
Adelia menyumpah dalam hati. Benar-benar Aneila!
***
Jangan lupa vote & comment :)
Thankyou..