Minggu pagi biasanya banyak orang-orang yang melakukan aktivitas untuk menghilangkan kepenatan selama seminggu. Beda hal nya dengan Adelia, setiap minggu pagi ia pasti masih ada diatas kasurnya, memeluk guling seakan tak ingin kehilangan gulingnya.
Tetapi kali ini ia sudah siap dengan outfit sports nya, wajahnya memberenggut saat melihat Alvaro datang menjemputnya di rumah Aneila sepagi ini.
Ia dipaksa Alvaro untuk menemani kekasihnya itu jogging, padahal ia ingin bergulat dengan bantal gulingnya.
"Udah, gak usah cemberut gitu" Alvaro merangkul Adelia saat mereka sudah sampai di tempat untuk jogging.
Adelia masih bergeming. Matanya masih sayu, ingin sekali ia menabok pacarnya ini, untung Adelia sayang Alvaro.
"Sayang, mau itu"
Adelia menunjuk permen gulali yang dijual di pinggir jalan. Ia menunjukkan wajah semanis dan seimut mungkin kepada Alvaro.
"Gak. Nanti kamu batuk, ayo lari lagi" tolak Alvaro.
Adelia pasrah saat Alvaro menarik tangannya, matanya masih menatap gulali tadi. Ia tambah kesal dengan Alvaro, sekali lagi, untung Adelia sayang Alvaro.
***
Matahari mulai mengeluarkan teriknya, Adelia dan Alvaro berjalan menuju parkiran motor untuk pulang.
Saat Adelia sedang asiknya bermain hp sambil berjalan, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya.
BRUKK!
"AW!"
"Eh, sorry gue gak liat"
Adelia terjatuh, Alvaro dengan sigap membantu Adelia untuk berdiri.
"Lo bisa santai gak, sih, jalannya!" ucap Alvaro.
"Al, udah" Adelia menenangkan Alvaro, saat ia mendongak, "Loh, kak Fahmi?"
"Eh, Adelia? Aduh sorry banget, gue tadi gak sengaja" ucap Fahmi merasa bersalah.
"Iya kak, gak papa" ucap Adelia seraya tersenyum.
"Btw, kayaknya lo suka banget nabrak orang ya, kak?" tanya Adelia dengan cengirannya.
Fahmi menggaruk tengkuknya malu. Memang jika ia bertemu dengan Adelia, pasti dia menabraknya.
"Iya nih, kenapa ya?"
"Ha ha, sendirian ka?" tanya Adelia.
"Woho, gue cariin lo, disini ternyata. Eh ada degem" Ucap seseorang seraya menggeplak kepala Fahmi, lalu menoleh pada Adelia. Fahmi melotot kepada orang itu.
"Malu-maluin banget, sih, lo, Do"
"Ih, Edo itu anak manis, gak malu-maluin, tau!" ucap Edo
"Edo!"
Adelia tertawa, "Santai aja, kak"
"Ehm, ayo balik" ajak Alvaro pada Adelia. Mengapa ia seperti nyamuk? Alvaro menarik tangan Adelia untuk menjauh.
Adelia mengernyit bingung pada Alvaro, daritadi Alvaro hanya diam, tidak mengajaknya berbicara, bahkan menatao nya saja tidak.
Mereka sudah sampai dirumah Aneila, mereka duduk di teras rumah. Sang empunya rumah masih berada di alam mimpi.
Adelia menusuk-nusuk lengan Alvaro, berusaha mencari perhatiannya.
"Laper" ucap Adelia. Alvaro hanya diam.
"Sayang" Adelia memeluk lengan Alvaro, menatapnya dengan wajah puppy eyes.
Kedua sudut bibir Alvaro berkedut, melirik kelakuan Adelia. Daritadi ia berusaha menahan tawa.
"Ya udah, ayo makan" ajak Alvaro, Adelia tersenyum senang.
Ia mendiamkan Adelia karena kesal, Adelia sangat ramah kepada laki-laki, dan Alvaro tidak suka hal itu. Sejujurnya, ia juga kesal dengan dirinya, kenapa ia bersikap seperti ini kepada Adelia? Padahal, biasanya ia santai saja.
Apakah ia mulai memiliki rasa?
***
Hari sudah malam, Adelia sudah pulang ke rumah nya, diantar oleh Alvaro. Ia duduk di balkon kamarnya, lalu tersenyum mengingat kejadian tadi pagi.
"Aku gak suka" ucap Alvaro
"Hm? Gak suka? Makanannya gak enak?" tanya Adelia.
Alvaro menghela napas pelan,
"Aku gak suka kamu bercanda sama cowok lain" ucap Alvaro tanpa menatap Adelia di depannya.
Adelia melongo, "k-kenapa?" tanya Adelia bingung.
"P-pokoknya aku gak suka, aku kan pacar kamu!" kata Alvaro
Ia senang, saat melihat Alvaro tadi, seperti orang yang sedang cemburu. Sebenarnya ia juga bingung, mengapa Alvaro seperti itu. Padahal Adelia sering bercengkerama dengan laki-laki, tetapi baru kali ini Alvaro seperti itu.
Adelia berdiri, menuju kasurnya. Ia merebahkan diri, masih dengan senyumannya, ia tertidur lelap.
***
Jangan lupa vomment nya yaa..
Thankyou
(mulmed:Alvaro)