Bab 14 - Bukan Prioritas (?)

59 5 3
                                    

Bacanya sambil dengerin lagu yang di mulmed wkwk.

Selamat membaca❤

***

Fahmi berjalan menuju kantin. Tadi, saat ia sedang duduk di depan kelas, Aneila lewat sendirian, kebetulan kalau hendak menuju kantin pastilah melewati kelasnya. Ia heran, biasanya Aneila selalu bersama Adelia. Lalu ia memanggil Aneila, untuk menanyakan keberadaan Adelia. Tidak to the point pastinya, basa-basi dulu lah.

Dan Aneila bilang, bahwa Adelia berada di kelas. Katanya, Adelia sedang galau sehingga tidak ingin makan. Makanya, Aneila ke kantin sendirian. Tetapi tidak jadi sendirian, karena Fahmi memutuskan untuk ikut. Awalnya, Aneila agak bingung. Namun, ia mengiyakan.

Sesampainya di kantin, Fahmi menuju warung Mbak Ani, untuk membeli siomay yang Aneila bilang merupakan favorit Adelia. Dan tidak lupa air mineral. Lalu ia pergi, meninggalkan Aneila yang cengo dengan kelakuannya yang aneh.

"Tadi katanya mau nemenin, taunya ninggalin? Aneh." ucapnya.

Dengan senyumannya, Fahmi melangkah lebar menuju kelas Adelia. Saat sampai di depan kelas Adelia, Fahmi melihat kedalam yang ternyata sepi, hanya tig- empat orang.

Kakinya ia mundurkan kembali. Tidak jadi masuk. Ia mengintip lagi kedalam, tepatnya ke arah meja Adelia. Lalu ia berbalik. Menatap makanan yang ada di tangannya, mau ia apakan ini? Adelia sedang berasama Alvaro, dan ada makanan yang sepertinya di beri Alvaro untuknya.

Tidak mungkin, kan, ia masuk kedalam lalu memberikan makanan ini kepada Adelia saat ada Alvaro.

Fahmi menghembuskan nafas berat, "Siapa yang mau makan?" Ia mengangkat makanan itu ke depan wajahnya. Fahmi sudah makan tadi, perutnya tidak muat lagi untuk ini.

"Wess, buat gue aja sini." Edo menarik bungkusan makanan yang ada di tangan Fahmi. Lalu membukanya, "Tumbenan lo beli siomay. Kan lo kagak suka kacang." tanya Edo heran.

"Serah gue." ucap Fahmi kesal, lalu pergi meninggalkan Edo.

"Lah gue ditinggal." Edo berlari mengejar Fahmi. Jangan tanyakan mengapa Edo berada di daerah kelas XI, karena ia suka sekali menggoda adik kelas. Makanya ia bisa muncul tiba-tiba di hadapan Fahmi tadi.

***

"Apaan sih, merhatiin aku gitu?" tanya Adelia.

Alvaro menggelengkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya ke depan. Sekilas matanya melihat seseorang yang mengintip ke dalam. Fahmi. Ia melihat Fahmi, yang sepertinya memperhatikan mereka.

"Makasih ya." ucapan Adelia, membuat Alvaro mengalihkan lagi pandangannya.

"Kenapa gak ke kantin?" tanya Alvaro.

Adelia terdiam sesaat. Lalu tersenyum lebar pada Alvaro, tetapi terlihat terpaksa.

"Aku gak mau dengerin omongan mereka." jawab Adelia masih dengan senyumannya.
Alvaro menatap Adelia dalam, "Maaf. Aku gak tau kalo Beatrice foto aku terus di post ke instagram nya." ucap Alvaro.

Senyum Adelia sedikit memudar. Yang ia harapkan bukan permintaan maaf karena hal itu. Tetapi permintaan maaf, bahwa Alvaro lebih memilih menemani Beatrice daripada dirinya. Padahal Alvaro jelas tahu bahwa ia tidak masuk kemaren.

Adelia balas menatap dalam Alvaro. Menatap manik mata yang entah sejak kapan menjadi candu baginya.

"Gimana keadaanya?"

Rain Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang