Bab 8 - Mama Alvaro

77 8 2
                                        

"Mama gak mau tahu, sehabis ini kamu harus temui Beatrice!" Ucap Floren -mama Alvaro- saat sedang makan malam dirumah mereka.

"Gak." bantah Alvaro dengan suara datarnya.

"Kamu berani melawan mama ya, Alvaro! Pasti ini karena perempuan itu, kan! Masih berani dia mendekati kamu?!" Floren memukul meja makan dengan kencang.

Matthew menghela napas pelan, "Ma, udah. Jangan marah-marah gini."

"Adik kamu ini memang selalu membantah mama! Tidak pernah mau menurut! Pasti dia dipengaruhi perempuan itu!"

"CUKUP MA!" ucap Alvaro lantang, ia sudah menahan amarah nya sedari tadi. Tapi mamanya tidak juga berhenti menjelek-jelekan Adelia.

Tangannya mengepal, mencoba mengurangi amarahnya. Dadanya naik turun, dan sorot matanya tajam.

Floren terdiam, terkejut akan perlakuan Alvaro padanya. Alvaro tidak pernah membentak nya seperti ini.

Matthew memejamkan matanya, ia muak dengan perdebatan yang selalu terjadi antara saudara dan mamanya.

"Mau sampai kapan sih, ma? Mama selalu memperlakukan aku seperti anak kecil, yang gak ngerti apa-apa!" ucap Alvaro.

"Ma, aku udah cukup tau dengan dunia ini. Aku tau mana yang harus aku lakuin dan mana yang gak boleh aku lakuin." lanjut Alvaro.

Setelah mengatakan itu, Alvaro meninggalkan ruang makan. Ia menuju kamarnya. Ia memasukkan baju sekolah dan buku yang akan digunakan besok, lalu mengambil jaket dan kunci mobilnya, dan pergi.

Alvaro menaikkan kecepatan mobil, padahal di jalan sedang macet. Ia tidak peduli dengan klakson dan sumpah serapah yang orang berikan kepadanya.

Beruntung hujan sudah reda, namun jalanan masih licin. Tetapi Alvaro tidak peduli, ia ingin cepat sampai di rumah Bobby. Mungkin ia akan menginap disana malam ini.

Sesampainya di rumah Bobby, Alvaro langsung menyelonong masuk ke kamar Bobby, setelah dipersilakan masuk oleh pembantu.

Alvaro langsung merebahkan diri di atas kasur. Bobby belum terlihat, mungkin ia sedanh ada di kamar mandi yang ada di dalam kamar, karena terdengar suara air dan suara nyanyian seseorang yang sangat tidak merdu.

"Buset, orang cabul woi!! Tolong Bobby mami!!!!" teriak Bobby saat ia keluar dari kamar mandi.

"Ribut lo, babi!" Alvaro kesal, ia melempar bantal yang ia pakai, baru saja ia terlelap. Suara Bobby mengganggu nya saja.

"Alvaro, ih! Gue kira siapa, taunya elo."
Ucap Bobby seraya mengambil bantal yang dilempar Alvaro.

"Ngapain lo disini?" tanya Bobby.

"Tidur."

"Lah, terus gue tidur dimana, dong?" Bobby memasang wajah melasnya yang terlihat menjijikkan di mata Alvaro.

"Dibawah. Lo usik gue gak mau tidur bareng lo." jawab Alvaro dengan enteng.

Bobby memang sangat usik kalau tidur. Bayangkan saja badannya yang besar saja sudah menyusahkan ditambah pula ia usik. Alvaro sangat kapok tidur bersama Bobby, ia sampai terjatuh ke bawah kasur karena di tendang Bobby. Bahkan ia pernah di kentuti oleh Bobby.

"Jahat banget, sih! Yang punya kamar gue, yang punya kasur gue, lah dia yang ngatur." protes Bobby.

"Mau kemana lo, kadal?" tanya Bobby yang melihat Alvaro bangkit dan mengambil kunci mobilnya.

"Rumah Adelia, nanti gue balik lagi, awas lo tidur di kasur!" Alvaro pergi begitu saja.

"Sialan lo emang!!" teriak Bobby dengan mata yang fokus pada televisi.

Rain Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang