Bab 20 - Makam Angelia

40 1 0
                                    

Vote dulu dongg hihi...

***

Adelia merentangkan tangannya, menghirup udara segar pagi hari di Bandung. Ia dan keluarganya baru saja sampai semalam di Bandung. Dan kini mereka berada di sebuah Villa milik alm. nenek Adelia.

"Hua!!" seseorang memukul bahu Adelia dengan keras.

"Aaaaa!" Adelia memejamkan matanya takut. Ia menoleh ke samping melihat abangnya yang sedang terbahak-bahak karena kejailannya berhasil -lagi-.

"Abanggggg!!!!!!!" Adelia memukul-mukul Gaga dengan sekuat tenaga.

"Del sakit del! Udah dong ih." Gaga mencoba menahan tangan Adelia.

Adelia menghentikan serangannya. Matanya menatap garang pada Gaga yang sekarang malah cengengesan, membuat Adelia tambah kesal padanya.

Adelia heran, abangnya ini mengapa jail sekali? Padahal orangtuanya kalem. Apa mungkin dulu papa mereka jail juga? Entahlah Adelia tidak ingin pusing.

"Gaga, Adel, masuk dulu sini sarapan!" teriak Maya dari dalam.

Adelia melangkahkan kakinya ke dalam, namun terhenti karena ditahan oleh Gaga.

"Apaan lagi sih bang." Adelia menggertakkan giginya gemas.

"Siapayangnyampebelakangantraktireskrim." Ucap Gaga dalam satu kali tarikan napas lalu ia lari masuk ke dalam Vila.

Adelia masih bengong mengartikan apa yang barusan dikatakan Gaga. Tiba-tiba ia berteriak kesal setelah mengerti apa yang dimaksud abangnya tersebut.

"Abanggg ihhh curangggggg!!!"

Terdengar gelak tawa Gaga dari dalam Vila.

***


Adelia dan keluarganya sudah sampai di pemakaman dimana Angelia di makamkan. Ada perasaan sedih sekaligus bahagia di benak Adelia. Bahagia karena ia bisa mengunjungi almarhumah saudarinya dan sedih karena tidak bisa memeluk tubuh saudarinya itu.

Ditangannya ada sebuket bunga mawar merah kesukaan Angelia. Sudah lama sekali rasanya ia tidak menapakkan kakinya di tempat ini.

"Bang, ayo buruan." Adelia menarik tangan Gaga.

"Pelan-pelan, Del. Jangan buru-buru." Gaga menahan Adelia agar berjalan pelan.

Dari kejauhan Adelia melihat seorang laki-laki yang sepertinya familiar. Laki-laki itu berjongkok membelakangi Adelia, sehingga Adelia tidak dapat melihat wajahnya.

Adelia berjalan cepat agar bisa melihat wajah orang itu.

"Del, pelan-pelan. Kenapa lari-lari, sih?"
Gaga menggapai tangan Adelia tapi tidak sempat karena Adelia tersandung batu. Untung di depan Adelia ada sebuah pagar sehingga Adelia berpegangan agar tidak terjatuh ke bawah.

"Huh, hampir aja." Adelia mengusap pelan dadanya.

"Makanya, Del, jangan sembarangan di pemakaman gini." tegur Maya.

"Sudah-sudah, ayo." ucap papa mereka.

Saat Adelia melihat ke arah depan untuk melihat laki-laki tadi, tetapi laki-laki tersebut sudah tidak ada. Adelia melihat ke arah gerbang keluar dan melihat laki-laki itu baru saja keluar.

Adelia menghela napas kesal, ia penasaran siapa laki-laki itu, dan mengapa ia berada di tempat Angelia.

Adelia melanjutkan perjalanannya. Setelah sampai, ia berjongkok di samping batu nisan yang tertulis nama Angelia Faranisa Azni. Nama yang mirip dengannya. Semua masih seperti mimpi bagi Adelia. Namun, ia tidak bisa mengelak bahwa ini memang terjadi, dan ia benci hal ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang