Bab 4 - Kak Fahmi

85 8 2
                                    

Malam ini hujan turun, membasahi aspal jalanan yang ditapaki Adelia. Adelia sedang berdiri di depan supermarket yang ada di dekat rumahnya, ia membeli beberapa camilan untuk dibawanya ke rumah Aneila.

Ini malam minggu, biasanya mereka bergantian untuk menginap. Malam ini, giliran dirumah Aneila. Namun, Adelia harus berteduh sebentar menunggu hujan reda. Seperti biasa, saat hujan Adelia pasti mengulurkan tangannya untuk menggapai tetes air hujan.

Pluviophile. Ya, bisa dibilang ia adalah pecinta hujan. Banyak kenangan yang tercipta saat hujan dalam hidup Adelia, entah itu kenangan manis atau kenangan buruk.

Mengapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa mengehentikannya.
Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa di tunggu, hingga selesai dengan sendirinya.

Adelia melanjutkan perjalanannya saat hujan mulai reda, tiba-tiba ada yang menabrak punggungnya dan hampir saja ia tersungkur kalau tidak ada yang menahan tubuhnya dari belakang.

"Eh, sorry ya. Gue gak sengaja" ujar seorang laki-laki yang menabrak Adelia.

"Lho, kak Fahmi?" Adelia membulatkan matanya saat tersadar bahwa dirinya masih dalam pelukan laki-laki tersebut. Adelia segera melepaskan pelukan itu dan memberi jarak.

"I-ya. Lo siapa, ya?" Laki-laki yang disebut kak Fahmi oleh Adelia tadi tersenyum kikuk, karena tidak mengetahui siapa gadis yang ia tabrak tadi.

"Gue anak SMA Kencana, kak. Adek kelas lo" jawab Adelia sambil tersenyum manis. Bukan, dia bukan modus kepada kakak kelas tampan nya itu. Senyuman Adelia memang manis, kan.

"Oh, gitu. Sorry gue gak tau" balas Fahmi tersenyum.

"Santai aja kali, kak. Kita baru kali ini ngobrol, dan kakak udah dua kali minta maaf sama gue, lho" Adelia tersenyum geli melihat ekspresi kakak kelasnya yang tampan ini.

Fahmi adalah mantan ketua osis di SMA Kencana. Ia memang tampan, banyak sekali siswi di sekolah mereka yang mendekati nya. Di tambah, ia sangat ramah terhadap siapapun, prestasinya pun sangat banyak. Itulah yang menyebabkan Fahmi dikagumi oleh orang-orang, bahkan ia adalah anak emas nya para guru.

"Hmm, gue duluan ya, ka" Adelia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 20.00, ia harus segera menuju rumah Aneila, takut terlalu larut saat sampai nanti.

"Tunggu." Fahmi berseru saat Adelia berjalan beberapa langkah.

Adelia menolehkan kepalanya, lalu mengangkat kedua alisnya, menandakan bahwa ia bertanya 'kenapa'.

"Mau gue anter balik, gak?" tawar Fahmi kepada Adelia.

Adelia berbalik sepenuhnya menghadap ke Fahmi. Ia terkejut bukan main, Fahmi hendak mengantarnya?!. Matanya membulat untuk kedua kalinya kepada Fahmi.

"G-ue gak pulang ke rumah, kak. Mau nginep di rumah temen" Adelia gugup, entah kenapa bibirnya terasa kaku. Padahal ia tidak pernah tertari kepada Fahmi.

"Ya gak papa, gue anter aja"

Adelia terdiam bingung. Apakah ia harus menerima tawaran Fahmi atau tidak. Kalau ia terima, ia tidak akan terlambat menuju rumah Aneila, tetapi kalau ia tidak terima, bisa dipastikan Aneila akan mengamuk saat ia tiba

"Gimana? Yah, anggap aja ini permintaan maaf gue, karena nabrak lo tadi" Fahmi membuka suara nya lagi, karena Adelia hanya diam saja.

"Boleh deh" putus Adelia.

Selama diperjalanan mereka selalu berbicara mengenai banyak hal. Menurut Fahmi, Adelia itu asik. Adelia bukan seperti gadis lainnya yang jaim saat berbicara kepada Fahmi, bahkan ada salah satu siswi yang rela membolos pelajaran hanya agar bisa menemui Fahmi, jika Fahmi sedang ada di ruang osis dulu.

"Thanks ya, kak" Adelia mengucapkan terima kasih saat sudah keluar dari mobil Fahmi.

"Yap, sama-sama. Gue balik, ya. See you" ujar Fahmi.

***

"Lo dianter siapa tuh? Alvaro? Kok mobilnya beda? Dia mobil baru? Wah, susah ya, holang kaya" Aneila memberikan banyak pertanyaan saat Adelia baru saja masuk ke dalam kamarnya. Ia tadi mengintip lewat jendela, saat mendengar suara mobil didepan rumahnya.

"Aneila, gue baru aja napakin kaki di kamar lo, ya! Bukannya disambut dengan baik, kek! Malah di tanya-tanyain gitu" protes Adelia.

"Bodo amat. Jadi, bener itu Alvaro?" tanya Aneila lagi.

"Bukan" jawab Adelia santai, sembari mendudukkan bokongnya di atas kasur Aneila.

"Lah, terus siapa? Lo selingkuh, Del?"

"Nggak lah! Gak mungkin gue selingkuh, Nei. Itu tadi gue dianter sama kak Fahmi, karena gak sengaja gue ketemu dia di supermarket dekat rumah, terus dia nabrak gue, sebagai permintaan maaf, dia anterin gue kesini, gitu." jelas Adelia.

Aneila mengangguk pertanda mengerti. Lalu ia tiba-tiba membulatkan matanya, menggerakkan jari telunjuk nya, menunjuk wajah Adelia.

"Apaan sih, Nei" ucap Adelia risih.

"Jangan-jangan kak Fahmi modusin lo!" Aneila menduga-duga.

"Apaan deh, gak jelas lo! Dia aja baru tau gue tadi. Aneh banget, dia modus ke gue" elak Adelia.

Mereka melanjutkan pembicaraan. Mulai dari membicarakan pernikahan SongSong Couple, Selena-Justin yang diduga balikan, pernikahan Kahiyang-Bobby, bahkan berita tentang seorang laki-laki yang akan menikahi dua wanita sekaligus itu ternyata batal.

Pembicaraan mereka tidak ada habisnya, sampai larut malam hingga mereka tertidur dengan sendirinya.

***

Selamat membaca.

Cek mulmed, itu Adelia menurut imajinasi aku yaa.

Jangan lupa vomment. Thankyou.

Rain Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang