Bertuturlah cinta mengucap satu nama. Seindah goresan sabdamu dalam kitabku. Cinta yang bertasbih mengutus hati ini. Ku sandarkan hidup dan matiku padaMU. (Melly goeslaw - Ketika cinta bertasbih)
Langit membentang angkuh tanpa penopang. Awan berarak sirna bergantikan kelam yang mendominasi seluruh atap. Kerlap-kerlip bintang menampakan wajah. Rembulan tak penuh melengkung malu-malu.
Angin malam menggoyangkan dedaunan. Menerbangkan ujung jilbab seorang gadis remaja yang baru selesai membantu Abi dan kakaknya di pesantren. Angin itu membawa pesan dari jauh.
Petikan gitar mengalun syahdu. Angin menerbangkan rambutnya. Dia duduk di balkon kamarnya yang terletak di lantai atas. Sofa nyaman itu dia duduki. Memangku gitar memainkan melodi.
"Jika kau bisa mendengar, Apa kau mendengarkan? Jika kau mampu berujar apa kau mau menimpali? Jika kau mampu memberi isyarat maukah memberikan kata untuk dia yang bernama Humaira." Ujarnya mengikuti petikan gitar yang dia mainkan.
Angin semakin lincah menerbangkan dedaunan. Bibir itu tersungging mengukir senyum. Mata itu menyipit menyiratkan kebahagiaan.
"Ya, katakan padanya." Ujarnya lagi.
Angin itu bergerak rusuh seperti berlarian ingin berlomba - lomba menyampaikan apa yang di titipkan pada dirinya sebagai angin yang hanya mampu di rasakan tapi tak nampak dalam penglihatan.
Rembulan menutup wajah di balik awan kelam yang tiba - tiba hadir. Seperti tersipu melihat seorang lelaki yang biasanya diam tak berekspresi mampu berpuisi.
Humaira memeluk tubuhnya. Malam ini begitu dingin. Angin itu begitu keras menerpa wajahnya. Langkah dia terburu - buru masuk kedalam rumah. Menutup pintu tidak membiarkan sang pemberi isyarat menyampaikan pesannya.
Angin menyelinap masuk lewat celah. Menghampiri Humaira yang bersiap tidur. Tapi ia tak mampu berujar apapun hanya berlalu pergi. Menyapa dedaunan dan saling bercerita.
Semua tetap hening. Semua tetap diam disaat ada rasa yang menuliskan satu nama dalam hati masing - masing.
***
Suasana sekolah menengah di jakarta ini mulai tampak ramai. Murid yang menimba ilmu disini sudah mulai berdatangan. Seorang gadis remaja turun dari angkot. Berjalan sendirian tanpa berbaur dengan teman yang lain.
Halaman sekolah itu penuh oleh murid yang berjalan kesana - kemari sebelum masuk ke kelas masing - masing. Dari kejauhan terlihat mobil mewah masuk dan mengambil semua perhatian.
Humaira menghentikan langkahnya. Menatap dalam lalu lalang seseorang yang turun. Lelaki itu tampak tenang seperti biasanya. Dia tak pernah terpengaruh dengan apapun di sekitarnya.
Humaira berbalik kembali melangkah ke dalam kelasnya. Gantian, lelaki itu yang mencari - cari. Disaat matanya menangkap sesuatu yang di cari. Dia berjalan santai menghampiri.
Humaira menghela sambil berjalan. Langkahnya sebetulnya enggan pergi dari tempat dia mencuri tatap.
"Kak Arkan, Pagi kakk." Sapa para siswi perempuan di sebelahnya.
Arkan hanya menampilkan senyum. Melewati mereka dan Humaira begitu saja. Langkahnya mendahului Humaira berjalan menaiki tangga satu persatu. Tanpa Humaira tahu ada mata tajam yang memperhatikannya lewat sudut matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Yang Terpilih
Spiritual[COMPLETED] Keterkaitan cerita #6 Humaira gadis lugu yang terperangkap cinta dalam diam yang tak terelakan. Arkan sosok lelaki yang memiliki segudang pesona telah mengurung Humaira dalam keterdiaman yang dia pilih. Bisakah Humaira menjaga hatinya? t...