Sembilan

2.4K 124 4
                                    

*revisi*

"semua orang pasti pernah menjadi seorang pengecut walaupun sekali. Dan itu pasti ada alasannya."

Hidden Identity

Aku menatap bingung ke arah pria yang tadi dengan tiba-tiba berada di dekatku bahkan dia tahu namaku.

"kamu siapa?" tanyaku

Dahi pria berkerut lalu tak lama kemudian pria itu tertawa geli.

Dan itu membuatku bertambah bingung.

Kak Nathan yang duduk di sampingku dengan terang-terang menatapku meminta penjelasan.

Aku hanya bisa mengangkat bahuku menandakan bahwa aku juga tidak tahu apa-apa tentang ini.

"maaf ... tapi kurasa tidak ada yang lucu. Jadi, kamu siapa? Bagaima-"

Ucapanku terhenti saat aku melihat seorang gadis yang kini sudah berada di dekat pria itu dan menatapku dengan dalam.

Tunggu ...

Aku merasa seperti pernah melihat mereka, tapi aku tidak tahu pasti itu kapan.

"Kak, aku Mila dan ini Kakakku Milo. Aku gadis yang kamu tolong dulu waktu jatuh di depan kedai ini." ucapnya

Membuatku langsung tersadar dengan apa yang kulupakan tadinya.

Sekarang aku ingat dengan jelas siapa mereka berdua ini.

"ah ... kamu yang dulu itu ya. Maaf
... aku tidak bisa mengenali kalian." jawabku sekenanya

Mataku langsung terbelalak begitu saja saat dengan santainya pria yang kuketahui bernama Camilo itu langsung duduk di kursi kosong tepat di sampingku.

Bahkan gadis bernama Camila itu juga ikut duduk di kursi di sampingku, dan itu membuatku berada di antara mereka berdua.

Kak Nathan menatap mereka dengan tatapan bingungnya dan beralih menatapku menuntut penjelasan kembali.

Dan lagi, aku hanya bisa mengangkat bahuku karena aku memang tidak tahu apa-apa disini.

"Jadi ...." ucap pria itu tiba-tiba

Membuatku menatapnya dengan bingung ke arah tangannya yang terulur ke arahku.

Mungkin karena tidak sabar atau entah karena apa, pria itu langsung menarik tangan kananku dan menggenggamnya.

"aku akan mulai dari awal saja. Perkenalkan aku Milo dan aku juga tahu namamu, Liya. Jadi, dengan ini aku nyatakan kita berteman saat ini." ucapnya dengan mudah.

Lalu melepaskan tanganku sembari tersenyum ke arahku, bahkan gadis disampingku itu juga ikut melakukan hal yang sama dengan pria itu.

Dan kini yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum kikuk ke arah mereka. Mataku menatap ke arah Kak Nathan.

"ba ... baiklah." jawabku sekenanya

Kak Nathan yang tadi menatapku meminta penjelasan tiba-tiba berdehem, membuat kedua orang itu menatap ke arahnya dengan tatapan kikuk mereka.

"ah ... maaf kami tidak menyadari keberadaanmu." ucap gadis bernama Camila itu.

Dan aku bisa melihat dengan jelas kekesalan di wajah Kak Nathan yang disembunyikan di balik senyum tipisnya itu.

"tidak apa-apa. Mungkin pesona Adikku ini memang begitu menyilaukan dan membuatnya Kakaknya sendiri terasingkan." ucap Kak Nathan

Aku tahu dengan pasti apa maksud dari perkataan Kak Nathan yang bermaksud menyindir diriku yang sedari tadi menggubris tatapan penuh penjelasan darinya.

Do You Ever Think Of Me? | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang