Duapuluh Enam

1.7K 62 0
                                    

Hidden Identity

Alliya menatap Vanessa yang tiba-tiba mengajaknya ke halaman belakang sekolah dengan tatapan heran.

"apa yang ingin Kakak katakan sampai harus disini?" tanyanya heran

Vanessa tersenyum geli mendengarnya lalu dengan santainya gadis itu duduk di kursi panjang yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"ini tentang saudara kembarmu, Allisa." jawab Vanessa dengan nada tenang.

Mata Alliya membulat saat Vanessa menyebut nama Allisa.

"kenapa dengan Lisa?" tanyanya khawatir.

Raut wajah Alliya berubah khawatir dan begitu tegang.

Dan Vanessa suka dengan hal itu.

"dia nggak papa sejauh ini. Tapi, gue nggak yakin setelah Camilo tahu tentang semuanya." ucapnya mengancam secara halus.

"apa maksudmu?" tanya Alliya tidak mengerti.

Vanessa mendecih, begitu melihat Alliya yang terlihat masih berpura-pura tidak tahu maksud perkataannya.

"lo tau benar maksud gue. Nggak cuma lo yang kenal dengan Camilo, gue juga kenal dia." ucapnya

Alliya tegang sekaligus heran mengetahui itu.

"apa maumu sebenarnya? Jangan basa-basi." ucapnya khawatir.

"gue nggak basa-basi." Vanessa kembali berdiri dari posisi duduknya, "kalo gitu jauhin Evan. Evan milik gue, dan gue nggak akan buka rahasia kalian." ucapnya menawar.

"jauhin Kak Evan? Kenapa?" tanya Alliya tidak mengerti.

"karena Evan milik gue." teriak Vanessa penuh penekanan

Alliya terdiam begitu saja setelah diteriaki oleh Vanessa dengan cukup keras.

"lo tanpa malu udah masuk ke dalam dunia Evan tanpa permisi dan ngrebut dia dari gue. Gue yang kenal duluan sama dia.

"Jadi, gue yang pantas milikin dia, bukan lo." ucap Vanessa dengan yakin.

Nafas Vanessa terlihat memburu, wajah gadis itu mulai memerah saking emosinya.

"gue harap lo mempertimbangkan ini dengan baik. Gue pergi." ucapnya lagi.

Tanpa menunggu jawaban dari Alliya, Vanessa langsung berjalan meninggalkan Alliya yang masih terdiam di posisinya.

Hidden Identity

Nathan tersenyum jahil ke arah Evan yang sedari tadi tampak di acuhkan oleh Alliya.

"rasakan, Liya kan emang salah ngomong kemarin. Buktinya sekarang dia nggak merhatiin lo." ucap Nathan mengejek.

"nggak. Tadi masih baik-baik aja kok kitanya malah tambah deket banget kaya lem.

"Tadi gue habis makan bareng sama Liya di kantin waktu lo rapat osis dan main ke ruang musik juga waktu istirahat tadi." balas Evan menyangkal.

Evan menatap curiga ke arah Nathan yang juga sedang menatapnya.

"atau jangan-jangan lo udah ngancam Liya buat ngejauhin gue." ucap Evan

Dan itu berhasil membuat Alliya yang tadinya diam, langsung menoleh ke arah mereka berdua yang sedari tadi tidak dia hiraukan.

"kamu diancam siapa?" tanya Evan serius

Do You Ever Think Of Me? | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang