Limabelas

1.9K 89 0
                                    

Hidden Identity

Nathan menatap dengan sedih Alliya yang kini sedang duduk di kursi roda tepat di sampingnya yang tengah duduk di kursi panjang yang ada di taman rumah sakit.

Kantung mata Nathan terlihat menghitam, mengingat apa yang dilewati Nathan selama beberapa hari lalu.

Setelah pemakaman Papanya yang berlangsung cepat itu, Nathan mati-matian untuk menunggu Alliya yang saat itu juga masih dalam kondisi koma.

Dan selama itu juga Nathan sering melewatkan jadwal tidur dan makannya bahkan pria kecil itu menolak mentah permintaan Hana dan Bella untuk kembali bersekolah.

"bagaimana aku bisa meninggalkannya, jika aku sendiri yang telah membuatnya seperti ini?" ucapnya kala itu.

Dan hal itu yang membuat Hana dan Bella hanya bisa diam dan tidak kembali memaksa Nathan untuk masuk sekolah.

Pihak sekolahan pun mengerti dengan keadaan keluarga Nathan saat itu jadi memberi keringanan untuk Nathan sendiri.

Dan dua hari ini, Alliya baru saja bangun dari komanya.

Itu tentu saja sebuah kabar gembira bagi keluarga mereka.

Namun, kebahagian itu hanya sesaat setelah mereka harus menerima kondisi Alliya setelah terbangun dari koma.

Nathan menatap dengan lekat wajah Alliya yang kini sedang menatap ke arah air mancur di tengah taman.

Kepala gadis kecil itu dihiasi sebuah perban yang membalut kepala bagian atasnya.

"Kak Nathan?" panggilnya pelan dengan nada ragu.

Nathan meringis kecil begitu mendengarnya sebelum akhirnya tersenyum tipis ke arah Alliya.

"iya, ada apa Liya?" balasnya lembut.

Alliya kini menatap kedua tangannya yang sudah terpaut seolah tidak yakin untuk mengucapkan suatu hal.

Gadis kecil itu menghembuskan nafasnya dengan perlahan seolah menenangkan diri.

"apa saja hal ... yang Alliya ... lupakan sampai saat ini? Bisakah ... Kak Nathan ceritakan ... pada Alliya?" ucapnya dengan hati-hati.

Nathan tersenyum kecut mendengarnya.

Ya, Alliya mengalami amnesia.

Dan semua ingatan tentang hal yang dilalui gadis itu selama ini hilang.

"jadi apa yang Alliya ingin ketahui terlebih dahulu?" tanyanya balik

Nathan mengusap dengan sayang kepala Alliya.

Alliya menatap ke arah Nathan dengan serius.

"apa sebelum ini ... Alliya pernah punya pacar?" tanya Alliya polos.

Pertanyaan dari Alliya itu membuat Nathan dengan spontan mengepalkan tangannya dengan kuat.

"memang kenapa?" tanyanya lembut, mencari kejelasan dari pertanyaan itu.

Alliya memainkan jemarinya kembali di atas pangkuannya.

"kemarin ... teman Kakak bilang jika di-"

Nathan terkejut, perkiraannya meleset.

"teman Kakak? Evan?" potong Nathan terkejut

Alliya mengangguk mengiyakan, dan itu membuat Nathan tersenyum lega.

'ternyata bukan Camilo.'-batin Nathan

"hai, Liya. Bagaimana kabarmu? Eh ... ada lo juga Nat."

Sapaan yang begitu familiar di telinga Nathan membuat Nathan langsung menoleh ke arah depan mereka dengan tatapan kesalnya.

Do You Ever Think Of Me? | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang